close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kucing peliharaan. /Foto Pixabay/Claudia Wollesen
icon caption
Ilustrasi kucing peliharaan. /Foto Pixabay/Claudia Wollesen
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 17 Januari 2025 14:52

Copy cat: Saat para kucing meniru mimik wajah sobat bulu mereka

Copy cat ternyata bukan sekadar istilah.
swipe

Pernah mendengar istilah copy cat atau mimicry? Istilah itu merujuk pada kemampuan seseorang meniru atau mengadopsi pengetahuan baru milik orang lain. Copy cat juga kerap diartikan sebagai kegiatan menjiplak karya orang lain tanpa izin. 

Namun, copy cat ternyata bukan sekadar istilah. Para kucing ternyata tak hanya meniru gerakan sohib bulunya. Studi terbaru menunjukkan kucing-kucing bisa meniru mimik wajah rekan-rekan sejenis mereka. Aktivitas itu punya tujuan khusus. Salah satunya supaya mereka lebih akrab. 

Riset yang dilakoni Brittany Florkiewicz dan koleganya di Lyon College, Prancis, itu terbit di Scientific Reports, Januari lalu. Dalam penelitian sebelumnya, Florkiewicz menemukan kucing mampu memunculkan sedikitnya 300 mimik yang unik. 

Selain itu, kucing juga ternyata bisa menampilkan rapid facial mimicry (RFM) sebagaimana manusia dan sejumlah hewan, semisal kera, anjing, dan kuda. RFM mengindikasikan empati dan kedekatan. 

"Itu seperti, jika kamu melihat seseorang tersenyum, kamu menemukan diri kamu juga tersenyum," kata Florkiewicz seperti dikutip dari Science Report. 

Di studi terbarunya, Florkiewicz dan koleganya menggunakan sebuah program artificial intelligence (AI) untuk menganalisa interaksi para kucing di sebuah kafe kucing. Secara khusus, tim peneliti mengobservasi ekspresi wajah para kucing. 

Para peneliti menemukan kucing-kucing lazimnya menunjukkan ekspresi facial saat sedang bermain. George Martvel, peneliti lain dalam studi tersebut, mengatakan para kucing berkomunikasi dengan memposisikan tubuh mereka berhadapan dengan kucing lain dan saling pandang. 

"Hasil riset menunjukkan bahwa RFM pada kucing cenderung diasosiasikan pada gerakan-gerakan spesifik pada telinga dan gerakan mulut," tulis Martvel. 

Setelah gerakan RFM itu, para kucing lazimnya memulai interaksi yang mengindikasikan pertemanan, semisal saling membersihkan bulu atau bermain bersama. 

"Meskipun kucing seringkali diangap mahkluk penyendiri, mereka ternyata mampu menampilkan tingkatan fleksibilitas sosial tertentu," ujar Martvel. 

Para peneliti berharap riset mereka terutama bermanfaat bagi para pecinta anak bulu (anabul). Dengan memperhatikan RFM pada kucing, orang tua anabul atau pengelola shelter hewan bisa memahami relasi positif yang terjalin di antara kucing. 

"Mengenali adanya RFM di antara kucing-kucing domestik ialah salah satu cara bagi pemilik hewan pelihara atau pengelola klinik hewan untuk meningkatkan kemungkinan sukses saat menjalankan bonding di antara kucing," jelas Martvel. 
 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan