Covid-19: Haruskah memakai sarung tangan saat berbelanja?
Belanja kebutuhan sehari-hari, seperti membeli buah dan sayur, tentu menjadi sesuatu yang berbeda di tengah pandemi seperti ini. Banyak dari kita yang masih saja khawatir untuk bepergian. Ada pula yang memilih untuk menggunakan sarung tangan saat berbelanja, karena dipikir dapat melindungi dari kuman ataupun virus-virus yang ada.
Tetapi nyatanya, anggapan menggunakan sarung tangan ketika berbelanja atau saat ke luar rumah dapat menurunkan risiko tertular Covid-19 merupakan anggapan yang salah.
Mungkin beberapa dari kamu mengira dengan menggunakan sarung tangan, tanganmu akan tetap bersih, sehingga kamu tidak perlu lagi menggunakan hand sanitizer ataupun mencuci tangan.
Padahal, baik sarung tangan berbahan dasar karet atau nonkaret, keduanya sama-sama tidak bisa melindungi dirimu dari virus Covid-19.
Melansir dari The Straits Times, beberapa ahli dalam bidang kesehatan dari Singapura memberikan jawab atas penggunaan sarung tangan dan tindakan apa saja yang bisa dilakukan saat berbelanja bahan makanan.
Haruskah saya menahan diri untuk tidak menyentuh buah dan sayuran atau memakai sarung tangan saat melakukannya?
Nyatanya kamu tidak perlu menahan diri untuk tidak menyentuh buah dan sayuran, ataupun menggunakan sarung tangan saat melakukannya. Dale Fisher, konsultan senior penyakit menular di National University Hospital mengatakan, pemakaian sarung tangan sebenarnya bisa menjadi penghalang untuk kebersihan tangan.
Namun, sarung tangan tersebut mungkin saja sudah mengandung kuman dan bakteri, terlebih bila tidak dicuci (untuk sarung tangan kain atau nonkaret) atau digunakan berkali-kali (untuk sarung tangan karet sekali pakai).
Selain itu, cara menggunakan atau melepasakan sarung tangan yang tidak benar pun turut meningkatkan risiko kamu tertular coronavirus.
“Saat memakai sarung tangan terus-menerus, orang masih menyentuh tas tangan, wajah, dan telepon mereka. Jika ada Covid-19 (partikel virus) di sarung tangan, Anda akan mencemari tempat lain,” katanya.
Jika kamu tetap menyentuh barang-barang pribadimu, misalnya dompet, handphone, atau pegangan tasmu dengan menggunakan sarung tangan yang sama, virus bisa berpindah ke sana dengan mudah. Kejadian ini dinamakan dengan kontaminasi silang.
Nyatanya pemikiran akan memakai sarung tangan akan melindungi dari penyebaran virus adalah salah. Sarung tangan tidak dapat dengan efektif melindungi. Akan lebih efektif jika kamu sadar akan kebersihan tangan, yaitu dengan cara mencuci tangan, ataupun menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
“Jauh lebih baik sering mencuci tangan. Membawa sebotol kecil pembersih tangan berbahan dasar alkohol dan sering menggunakannya jika Anda khawatir juga akan lebih baik (daripada memakai sarung tangan),” kata Fisher.
Sependapat dengan itu, Presiden Masyarakat Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik Paul Tambyah mengatakan, menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol sama baiknya dengan sabun dan air. Dia juga menambahkan, memakai sarung tangan tidak akan praktis karena seseorang harus sering mengganti sarung tangan untuk menghindari kontaminasi silang.
Lalu tindakan apa yang harus dilakukan agar tetap aman saat memilih buah dan sayuran?
Hal yang paling mendasar untuk selalu diperhatikan dan diterapkan adalah dengan selalu menjaga kebersihan.
“Cuci buah sebelum dimakan, sering cuci tangan, dan hindari menyentuh wajah. Ini tentang kebersihan dasar yang benar-benar kita pelajari sebagai anak-anak,” katanya.
Tambyah mengatakan, yang menarik dari studi khusus ini adalah bahwa membeli ikan tidak diidentifikasi sebagai faktor risiko meskipun orang menangani ikan, khususnya insang, banyak di pasar.
“Saya pikir alasannya adalah semua orang mencuci tangan setelah memegang ikan. Ini menunjukkan pentingnya kebersihan tangan,” tambahnya.
Haruskah supermarket atau pasar menyarankan orang untuk menahan diri dari memetik dan memilih sayuran dan buah, atau mengemas barang-barang ini sebagai gantinya?
Fisher mengatakan, lebih baik jika pelanggan tidak menangani makanan yang belum dibeli, meskipun ini sulit untuk diterapkan. Namun, tidak perlu mengubah cara pengelolaan makanan di pasar dan supermarket jika kebersihan tangan tetap terjaga.
Senada dengan itu, Tambyah mengatakan akan sulit mengubah kebiasaan memegang atau memeras buah, meski anak muda cenderung lebih suka membeli buah dalam kemasan atau bungkus di supermarket.
“Pengemasan memang mengurangi kontaminasi, tetapi menimbulkan masalah lain dari limbah kemasan,” tambahnya.
Mungkinkah fomite, atau penularan permukaan Covid-19, melalui buah dan sayuran menjadi penyebab klaster di pasar?
Meskipun penularan fomite dimungkinkan melalui menyentuh barang-barang ini, tetapi bukanlah cara penularan seperti itu yang paling mungkin. Melainkan keramaian, permukaan dingin yang mendukung kelangsungan hidup virus di lingkungan, dan orang-orang yang tidak memakai masker dengan benar, yang sangat memungkinkan penularan.
Sementara Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock Universitas Nasional Singapura mengatakan Teo Yik Ying mengatakan, peningkatan infektivitas varian Delta dari coronavirus juga dapat membantu memfasilitasi penularan fomite/melalui permukaan. Ini karena orang yang terinfeksi sebenarnya memiliki viral load yang jauh lebih tinggi di tubuhnya dan dengan demikian secara efektif mengeluarkan lebih banyak partikel virus ketika dia berbicara, batuk, atau bersin.
Ini berarti, permukaan yang bersentuhan dengan partikel-partikel ini sekarang akan terkontaminasi dengan jumlah virus yang lebih tinggi, sehingga memungkinkan orang terpapar virus melalui transmisi fomite. Namun, penularan fomite melalui fasilitas bersama di pasar, seperti toilet dan wastafel, serta penanganan uang tunai, juga dapat dimungkinkan.
Penggunaan sarung tangan saat berbelanja memang tidak dianjurkan, yang terpenting adalah bagaimana kamu dapat terus menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dengan bersih, memakai masker, menghindari keramaian dan lainnya. Sebab, dengan cara tersebut dapat membantu kita terhindar dari penularan virus Covid-19.