close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Masalah hepatitis di Indonesia masih cukup besar di Indonesia. Foto yankes.kemkes.go.id
icon caption
Masalah hepatitis di Indonesia masih cukup besar di Indonesia. Foto yankes.kemkes.go.id
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 27 Juli 2020 15:25

Deteksi dini gejala hepatitis B

Pendeteksian dini dilakukan agar dapat memutus rantai ancaman penularan infeksi hepatitis B.
swipe

Hepatitis masih menjadi masalah yang cukup besar di Indonesia. Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B menjadi jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia.

Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)-PGI-PEGI Cabang Makassar Fardah Akil mengatakan, virus hepatitis B bisa ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh pengidap hepatitis B. Kendati demikian, gejala dan tanda hepatitis B tidak spesifik dan sebagian besar penderita tidak mengalami gejala saat awal infeksi.

"Penyebaran virus hepatitis B bisa dari alat cukur dan sikat gigi, terlebih jika terjadi pendarahan menggunakan benda tersebut, yang merupakan sumber penularan HBV (virus hepatitis B) dan HCV (virus hepatitis C)," jelas Fardah pada media webinar Kalbe yang bertajuk 'Ayo Deteksi Dini Hepatitis B' pada Senin (27/7).

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Andri S Sulaiman mengatakan, angka penderita penyakit hepatitis B di Indonesia masih terbilang tinggi. Menurutnya, perlu dilakukan upaya pengendalian oleh semua pihak masyarakat.

"Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, menyerang organ hati hingga menimbulkan penyakit akut dan kronis. Cara terbaik untuk diagnosis hepatitis B adalah melakukan tes darah," lanjut Andri.

Jika tidak terinfeksi, diharapkan melakukan vaksinasi hepatitis. Namun jika terinfeksi, maka bisa menjalani pengobatan.

Direktur Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Langsung, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengungkapkan, pemerintah berupaya mencegah penularan hepatitis B. Salah satunya dengan pemberian imunisasi HB0 pada bayi usia kurang dari 24 jam, sebanyak 4.502.342 jiwa di 2019.

"Harapan kita dengan empat juta bayi yang diberikan imunisasi bisa memberikan penurunan sekitar 45% orang tidak terinfeksi hepatitis," terang Wiendra.

Upaya pengendalian hepatitis B di Indonesia diprioritaskan pada pemutusan penularan dari ibu ke anak.

"Sekitar 95% penularan hepatitis B adalah secara vertikal, yaitu dari ibu yang positif hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Untuk itu kami sangat menekankan kepada seluruh masyarakat agar melakukan deteksi dini hepatitis B," tutur dia.

Ia menilai tantangan saat ini adalah informasi mengenai hepatitis B yang belum tersebar luas di masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksin hepatitis B secara keseluruhan pada bayi masih rendah. Padahal, sambung dia, deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil ini disediakan secara gratis oleh pemerintah.

"Vaksin dan deteksi dini hepatitis B gratis oleh pemerintah karena kegiatan deteksi dini ibu hamil ini merupakan upaya yang efektif untuk pencegahan dan pengendalian hepatitis B," pungkasnya.

img
Firda Cynthia
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan