Suporter Inggris sebagian menerima kekalahan dan memaklumi kesulitan yang dialami para penendang penalti Inggris, saat final Euro 2020. Namun sebagian jatuh dalam sikap rasisme.
Tiga pemain Inggris gagal mengeksekusi penalti, yaitu Markus Rashford, Jadon Sacho dan penendang penentu Buyako Saka.
Bukayo Saka 19 tahun, pemain yang memiliki akar Nigeria ini dihadapkan pada momen krusial dalam drama adu penalti. Sayang Ia tidak bisa mengatasinya dan menyebabkan Inggris kalah.
Dia pun menjadi sasaran kemarahan fans yang kecewa dengan kegagalan mereka melihat Timnas kesayangannya mengangkat trofi bergengsi Euro 2020. Trofi yang diimpikan Inggris sejak 55 tahun lalu.
Para pembenci menyerang akun Instagram pemain muda tersebut dengan emoji dan kata-kata berbau rasisme. Persoalan rasisme memang masih menjadi pekerjaan rumah di sepakbola Inggris. Premier League dan sejumlah klub sempat boikot media sosial sebagai sikap protes terhadap perlakuan rasisme yang diterima beberapa pemain berkulit hitam.
"Saka masih sangat muda, tidak pantas ia menerima hinaan rasisme seperti ini," ujar Scott Rogust, penulis olahraga Inggris.
SFTY Network juga mencuit sikap protes mereka atas tindakan rasisme yang ditujukan pada Saka. "Ini tingkah yang busuk dan menjijikan dari fans Inggris," tulisnya.