Siapa bilang wanita lebih banyak menghabiskan waktu berbelanja online? Di China, justru pria lah yang tercatat lebih royal dalam berbelanja. Hanya saja, pria di China yang gemar berbelanja adalah pria muda yang lapar dan kecanduan dengan gim online.
Survei UnionPay, penyedia kartu kredit asal China yang dirilis South China Morning Post menunjukkan sekitar 23% responden pria mengatakan bahwa mereka menghabiskan lebih dari 5.000 yuan atau setara US$ 777 setiap bulannya. Rata-rata pria menghabiskan uang tersebut untuk membeli makanan secara online. Berikut juga membeli gim online.
Sementara hanya 15% wanita yang menghabiskan uangnya untuk berbelanja secara online. Hasil survei tersebut menunjukkan perubahan bahwa selama 10 tahun terakhir, wanita yang lebih kerap berbelanja secara online dibandingkan pria. Namun kali ini posisinya telah berubah.
Setahun terakhir, konsumen pria lebih banyak membelanjakan uangnya secara online dengan memesan makanan secara online. Plus,mengisi ulang akun mereka untuk gim berbasis internet.
Walhasil, pengeluaran mereka melampaui wanita di China untuk pertama kalinya. Survei mengambil responden dari 70% berusia antara 20 dan 40 tahun.
Di China, saat ini ada satu miliar smartphone yang digunakan oleh 1,3 miliar penduduknya. Berbelanja dan melakukan pembayaran pada era ini memang telah dilakukan lewat smartphone. Cara tersebut adalah hal umum yang dilakukan kalangan konsumen terutama generasi muda.
Adapun jenis makanan yang dipesan secara takeaway yang populer di negara tersebut adalah bubur dengan daging babi cincang serta telur, burger dan kentang goreng. Rata-rata pembelinya adalah sejumlah gamers yang ingin menyantapnya sambil bermain gim.
Seperti diketahui, jumlah pemain gim di China mencapai 60 juta orang dan menghasilkan pendapatan hingga 203,6 miliar yuan pada tahun 2017 tumbuh 23%.
UnionPay yang mensurvei lebih dari 100.000 orang di 34 kota di China mengatakan, bahwa lebih dari setengah konsumen China menggunakan ponsel untuk berbelanja online, memesan makanan takeaway, taksi panggilan, dan membayar hutang kartu kredit.
Apa yang terjadi di China kemungkinan juga akan menjangkit di Indonesia. Yang menarik, bukan tidak mungkin membeli makanan cepat saji dengan cara takeaway akan menggeser kebiasaan makan makanan instant.
Masyarakat modern yang ingin serba cepat, praktis dan tidak ingin repot. Mereka memilih memesan makanan lewat layanan delivery food atau Go- Food.
Nah, sampai kapan mie instant dan makanan beku lain menjadi pilihan masyarakat untuk santapan mereka? Daripada repot-repot memasak, lebih baik tinggal pesan dari smartphone tanpa harus beranjak dari sofa.