Tokoh adalah elemen paling krusial dalam membangun sebuah cerita. Cerita, dalam wujud apapun, pasti memiliki tokoh. Cara menciptakan tokoh dan membangun karakter ini diulas oleh penulis Novel Kincir Waktu, Akmal Nasery Basral.
“Tokoh adalah roh dalam sebuah kisah. Maka setiap cerita ada tokohnya,” ujar Akmal dalam webinar yang disiarkan dalam Youtube Buku Republika, Sabtu (18/12).
Pemilihan tokoh menurut Akmal cukup sulit dilakukan kecuali untuk film biografi. Dalam karya jenis ini, ketokohan memiliki kesamaan dengan figur hidup, sehingga karakter yang ingin dibangun sudah memiliki konsep yang jelas. Karakter dan tokoh adalah dua atribut yang saling melengkapi karena dengan karakter inilah sebuah cerita akan tetap diingat walau sudah dibaca bertahun-tahun sebelumnya.
“Bagian paling sulit adalah membuat tokoh itu terasa hidup, seperti sedang menghadapi kisah nyata,” imbuh Akmal.
Akmal menambahkan riset mengenai pembangunan karakter tidak boleh dilewatkan oleh penulis. Riset tidak hanya mencakup karakter dalam diri tokoh tetapi juga dimensi fisik, spiritual, dan lingkungan. Dalam ranah fisik, tokoh harus digambarkan dengan jelas bentuknya mulai dari jenis kelamin, ukuran tubuh, bentuk wajah, panjang rambut, hingga tinggi badan.
Dimensi lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah spiritual dan lingkungan. Spiritual bisa mencakup sikap dan cara berpikir. Sementara lingkungan harus melibatkan budaya di mana tempat tokoh itu dikisahkan.
Akmal memberi contoh jika tokoh digambarkan sebagai orang Jawa, maka yang harus dilakukan penulis adalah memasukkan unsur-unsur budaya Jawa. Unsur budaya ini bisa didapatkan dari memasukkan tembang-tembang Jawa atau unsur bahasa.
Akmal sebelumnya menulis Kincir Waktu yang juga meluncur di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021. Kincir Waktu adalah penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan untuk mengungkap pemerkosaan massal yang terjadi pada kurun waktu 1998 atau di masa reformasi. Kejadian ini, ujar Akmal juga berkaitan erat dengan skandal dokumen imigrasi ilegal ke Amerika Serikat yang banyak dilakukan warga Indonesia saat itu.
Kincir Waktu mengikuti kisah seorang gadis bernama Dona yang harus menyaksikan kematian sahabatnya sendiri terbunuh oleh rezim 1998. Prolog itu membawa kepada pertanyaan-pertanyaan lain tentang bisnis gelap imigran Indonesia ke Amerika Serikat dan latar belakang kerusuhan 1998.