close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bintang Argentina Lionel Messi dan pemain Kolombia James Rodriguez./Foto Instagram @copaamerica
icon caption
Bintang Argentina Lionel Messi dan pemain Kolombia James Rodriguez./Foto Instagram @copaamerica
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 14 Juli 2024 06:02

Euro dan Copa America 2024, mana yang terbaik?

Euro dan Copa America 2024 menuju partai final. Dua kompetisi sepak bola itu menyiratkan beberapa catatan sepanjang turnamen.
swipe

UEFA European Football Championship atau Euro 2024 dan Copa America 2024 yang berlangsung hampir sebulan, menuju partai puncak. Di laga final Euro 2024, tim nasional Spanyol bakal menantang Inggris di Olympiastadion Berlin, Jerman, pada Senin (15/7) dini hari WIB. Sedangkan Copa America 2024 mempertemukan Argentina melawan Kolombia di Hard Rock Stadum, Amerika Serikat pada Senin (15/7) pagi WIB.

Euro 2024 menampilkan 24 timnas negara Eropa, sedangkan Copa America 2024 diikuti 10 timnas dari CONMEBOL—konfederasi sepak bola Amerika Selatan—dan enam timnas dari CONCACAF—konfederasi sepak bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia, antara lain Jamaika, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Panama, dan Kosta Rika.

Euro di Jerman menggelar laga seminggu lebih awal dari Copa America yang diadakan di Amerika Serikat. Uniknya, Jerman adalah tuan rumah Piala Dunia 2006, yang memanfaatkan stadion-stadion eks kompetisi sepak bola dunia itu. Sedangkan Amerika Serikat, bersama Meksiko dan Kanada, adalah tuan rumah Piala Dunia 2026—yang bakal menguji infrastruktur mereka untuk ajang besar itu.

Bagaimana keamanan pertandingan?

Striker timnas Prancis, Kylian Mbappe pernah mengatakan, Euro adalah kompetisi sepak bola internasional paling sulit di dunia. Lebih sulit dibandingkan Piala Dunia. Namun, pemain timnas Argentina, Lionel Messi, mengatakan Euro memang punya tim-tim terbaik, tetapi di Copa America ada banyak juara Piala Dunia, misalnya Argentina, Brasil, dan Uruguay.

Bukan hanya juara Piala Dunia, menurut Los Angeles Times di Copa America terdapat negara-negara dengan peringkat teratas FIFA, seperti Argentina (peringkat 1) dan Brasil (peringkat 5). Kolombia, yang belum pernah terkalahkan dalam 23 pertandingan selama lebih dari dua tahun, sebut Los Angeles Times, merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang dalam sepak bola internasional.

“Sepertiga dari 24 tim di Euro berada di peringkat di luar 32 besar (FIFA),” tulis Los Angeles Times.

Meski begitu, laga Copa America dianggap lebih membosankan dibandingkan Euro. Pertandingannya pun cenderung keras.

Namun, dari segi keamanan pertandingan, Euro tak lepas dari sejumlah catatan. Salah satu yang paling disorot adalah pertandingan antara Portugal dan Turki pada 22 Juni 2024 di BVB Stadion Dortmund Saat itu, sebanyak tujuh orang penonton menyerbu ke lapangan selama pertandingan dan setelah laga. Kapten Portugal Cristiano Ronaldo menjadi sasaran.

Penonton pertama yang masuk lapangan adalah seorang anak-anak dan sukses berswafoto dengan Ronaldo. Diikuti seorang dewasa dengan motif yang sama. Menurut pelatih Portugal, Roberto Martinez, seperti dikutip dari New York Times, insiden tersebut membuat kekhawatiran dan dapat menimbulkan bahaya bagi para pemain. Sedangkan UEFA mengonfirmasi, bakal meningkatkan langkah-langkah keamanan di Euro.

Tak hanya berhenti di situ. Kala Spanyol menang atas Prancis 2-1 dalam laga semi final di Allianz Arena, kapten Spanyol Alvaro Morata meringis kesakitan usai kakinya tak sengaja ditabrak seorang petugas keamanan, ketika tengah mengejar seorang penonton yang berlari ke dalam lapangan.

Di Copa America, kekacauan terjadi usai Uruguay takluk dari Kolombia 0-1 dalam laga semi final di Bank of America Stadium pada 11 Juli 2024. Menurut NBC News, beberapa pemain Uruguay, di antaranya Darwin Nunez berjalan ke tribun. Lalu, adu jotos dengan penonton Kolombia. “Nunez terlihat melakukan beberapa pukulan. Bek Uruguay Jose Maria Gimenez melakukan setidaknya satu pukulan,” tulis NBC News.

Disebutkan World Soccer Talk, bentrokan tersebut bermula karena sekelompok suporter Kolombia menyerang keluarga pemain Uruguay.

Bagaimana fasilitas dan akses?

Kualitas lapangan menjadi sorotan dalam ajang Copa America. World Soccer Talk menulis, kiper Argentina Emiliano Martinez pernah mengeluh lapangan yang buruk di Stadion Mercedes-Benz setelah pertandingan Argentina melawan Kanada. Martinez mengatakan, keadaan lapangan bergelombang.

“Kita harus meningkatkan aspek ini, jika tidak Copa America akan selalu tampil di level lebih rendah dari Euro,” ujar Martinez.

Pemain Meksiko, Edson Alvarez pun mengalami cedera saat timnya menang atas Jamaika di NRG Stadium pada 23 Juni 2024. Dia tidak menyentuh pemain lawan. Masalahnya, terletak pada lapangan yang kurang baik.

Sementara itu, merujuk Brand Vision Insights, penyelenggaraan Euro memanfaatkan stadion-stadion terkenal pada Piala Dunia 2006 yang digunakan kembali, seperti Olympiastadion di Berlin, Signal Iduna Park di Dortmund, Allianz Arena di Munich, dan Veltins Arena di Gelsenkirchen.

“UEFA menemukan kenyamanan dalam infrastruktur Jerman yang sudah mapan, meski ada potensi masalah seperti pemogokan kereta api dan masalah keamanan yang tidak dijelaskan secara spesifik yang dikatakan oleh Presiden UEFA Aleksander Ceferin,” tulis Brand Vision Insights.

Tantangan lain yang dihadapi Copa America adalah banyaknya kursi kosong di stadion. Sedangkan di Euro, pertandingan kerap dipenuhi penonton dari tim-tim sepanjang turnamen. Di Copa America, tim-tim yang lebih lemah, menurut World Soccer Talk, gagal menarik jumlah penonton netral, seperti halnya di Euro.

Misalnya, saat Venezuela melawan Ekuador di Levi’s Stadium, penontonnya sepi. Begitu pula ketika pertandingan Uruguay dan Panama di Hard Rock Stadium yang nyaris kosong.

“Sebagai perbandingan, Georgia dan Ceko menjadi berita utama lebih dari sekadar kualitas permainannya. Riuhnya para penonton yang menyemangati kedua negara menciptakan suasana yang luar biasa,” tulis World Soccer Talk.

Alasan utama mengapa hal itu terjadi, akses perjalanan di negara-negara Amerika Selatan dan Eropa jauh berbeda. Misalnya, penerbangan dari Kota Tbilisi, Georgia ke Hamburg, Jerman hanya memakan waktu empat jam. Ceko sendiri berbatasan dengan Jerman. Bandingkan dengan penerbangan dari Ekuador ke Amerika Serikat yang memakan waktu enam jam. Tak hanya mudah, penerbangan di Eropa jauh lebih murah bagi penonton.

“Selain itu, Jerman jauh lebih kecil dibandingkan Amerika Serikat, dan relatif lebih mudah untuk berpindah antarstadion bagi para penonton,” tulis World Soccer Talk.

Amerika Selatan dan Amerika Utara pun secara geografis jauh lebih besar dibandingkan Eropa. Sulit bagi penonton untuk melakukan perjalanan antarnegara, bahkan ketika timnas mereka bermain di Amerika Selatan.

Alasan lainnya, disebut Forbes, sebagian besar stadion di Amerika Serikat juga merupakan arena besar bergaya National Football League (NFL), yang jelas lebih sulit untuk diisi. Ditambah fakta bahwa rata-rata penggemar Amerika Selatan perlu menghabiskan gaji mereka selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mengikuti tim nasional mereka keliling Amerika Serikat.

Bagaimana dengan tiket dan sponsor?

Forbes menulis, pasar tiket di Copa America menggila sejak terakhir kali Amerika Serikat menjadi tuan rumah turnamen itu pada 2016. Dikutip dari TickPick, harga tiket rata-rata pada babak grup adalah 187 dollar AS, meningkat 61% dibandingkan tahun 2016, yang hanya 116 dollar AS.

“Tiket babak penyisihan grup termahal ditemukan dalam pertandingan antara Argentina dan Peru,” tulis Forbes.

Daya tarik pertandingan itu adalah Lionel Messi dan negara pemenang Piala Dunia, Argentina. Tercatat, laga itu dibanderol rata-rata 478 dollar AS di situs resmi—yang terlalu mahal untuk orang Argentina membayar tiket menonton pertandingan di liga domestik.

“Pertandingan grup Argentina adalah yang paling populer sejauh ini di StubHub,” tulis Forbes.

“Kedatangannya (Messi) di MLS (Major League Soccer) membuat penjualan tiket domestik pun meroket.”

Namun, menurut Forbes, harga tiket Copa America tidak mungkin dibayar oleh banyak pendukung negara-negara peserta. Terutama jika mereka melakukan penerbangan, akomodasi, dan pengeluaran lain ketika melakukan perjalanan dari Amerika Selatan.

Copa America ternyata mengundang ketertarikan generasi Z. Dilansir dari Brand Vision Insights, jajak pendapat Ad Age-Harris melaporkan, Copa America menempati peringkat ketiga dalam pertumbuhan ekuitas merek di kalangan generasi Z, melampaui nama-nama merek terkenal seperti Coca-Cola dan Toyota.

TelevisaUnivision—perusahaan media Meksiko-Amerika yang berkantor pusat di New York dan Mexico City—mengambil momentum Copa Amerika. Mereka mengambil kesempatan menyiarkan pertandingan Copa America, sebagai perjalanan menuju Piala Dunia 2026.

Sementara itu, UEFA memperkirakan biaya Euro 2024 645,5 juta euro, sekitar 26,8% dari proyeksi pendapatan. Dengan 2,7 juta tiket yang disediakan, Jerman bisa meraup manfaat ekonomi dari peningkatan sektor pariwisata, termasuk hotel, makanan, dan konsumsi minuman sepanjang kompetisi.

Lalu, masih dari Brand Vision Insights, Euro bekerja sama dengan 13 mitra global dan lima sponsor nasional. Diperkirakan, ajang turnamen antarnegara Eropa itu bakal menghasilkan pendapatan hak komersial sebesar 568 juta euro untuk UEFA.

“Sponsor seperti Atos dan Deutsche Telekom berperan penting dalam menyediakan infrastruktur teknologi untuk turnamen ini,” tulis Brand Vision Insights.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan