close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo  Festival Budaya Matrilineal Alek Mandeh 2022. Foto istimewa
icon caption
Logo Festival Budaya Matrilineal Alek Mandeh 2022. Foto istimewa
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 11 Oktober 2022 16:50

Festival Alek Mandeh 2022 digelar akhir Oktober

Festival ini untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi masyarakat mengenai perkembangan praktik sistem kekerabatan dari ibu (matrilineal).
swipe

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bakal menggelar Festival Budaya Matrilineal Alek Mandeh 2022. Festival ini direncanakan berlangsung 28-30 Oktober, dengan mengusung tema Dialektika Perempuan Minangkabau dalam Khasanah Budaya Matrilineal Masa Kini. 

Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan, festival ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi dan mengedukasi masyarakat mengenai perkembangan praktik sistem kekerabatan dari ibu (matrilineal) yang berkembang di Sumatera Barat. Perhelatan budaya ini masih merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi yang penyelenggaraannya telah dimulai Kemendikbudristek sejak Agustus.

"Budaya itu seperti budaya kekerabatan matrilineal, ke dalam beragam ekspresi seni yang kekinian," kata Mahendra dalam keterangan, Selasa (11/10).

Suku Minangkabau, kata Mahendra, adalah salah satu etnik yang paling banyak mendapatkan perhatian dari peneliti dan pengkaji budaya. Bagi masyarakat Minangkau, praktik kekerabatan matrilineal digunakan sebagai modal utama untuk daya penggerak mengidentifikasi diri sekaligus merancang masa depan.

Mahendra mengemukakan, sasaran dari ajang ini untuk memfasilitasi berkumpulnya pelaku budaya matrilineal Minangkabau, untuk kemudian bersama menyusun rencana pemajuan kebudayaan, antara lain rekomendasi kebijakan, inspirasi karya seni, serta jaringan kolaborasi.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Undri menyampaikan, Festival Alek Mandeh 2022 diharapkan berfungsi sebagai pedoman identifikasi dan materi kajian terhadap berbagai persoalan budaya matrilineal yang dihadapi suku Minangkabau.  

Undri menjelaskan, hal tersebut dirasa perlu sebab agar dapat ditemukan relevansi kontekstual praktik matrilienal dengan realita zaman sehingga memberikan dasar pembangunan ketahanan budaya sekaligus berkontribusi untuk peradaban dunia.

Kemudian, Direktur Pelaksana Festival Budaya Matrilineal Alek Mandeh 2022 Dede Pramayoza mengungkapkan, akan ada berbagai kegiatan sebelum acara puncak nanti, seperti diskusi kelompok terpumpun guna mengumpulkan data dan silaturahmi dengan masyarakat adat. Sementara rangkaian muhibah budaya matrilineal sudah dimulai sejak Minggu pertama Oktober dengan berkunjung ke enam Nagari dan kerajaan di Minangkabau. 

"Acara puncaknya bakal dilaksanakan di Perkampungan Adat Jorong Ranah Nagari, Kabupaten Sijunjung. Dalam acara puncak nanti akan ditampilkan pameran, musyawarah dan diskusi yang hasilnya sebagai rekomendasi pemajuan kebudayaa, dan pentas seni yang seluruhnya berkaitan dengan sistem matrilineal,” tukas Dede.

Festival Budaya Matrilineal Alek Mandeh 2022 menggandeng BPNB Sumatera Barat sebagai pelaksana dan melibatkan pemerintah daerah setempat, pemangku adat, akademisi, pegiat budaya, komunitas, serta seniman. 

Puncak acara festival akan menampilkan pagelaran Baju Kuruang Basiba, pameran atribut matrilineal, pertunjukan seniman perempuan seperti Rani Jambak, Deslenda, dan Zurmailis. Selain itu, ada pertunjukan utama tribute to Gusmiati Suid oleh Uni koreografer Hartati bertajuk Jarum dalam Jerami.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan