Film Netflix Original Indonesia kembali melahirkan produksi terbarunya melalui The Big 4 karya sutradara ternama Timo Tjahjanto. Sutradara menampilkan Abimana Aryasatya, Putri Marino, Arie Kriting, Lutesha, dan Kristo Immanuel dalam filmnya ini yang menyajikan berbagai aksi pertarungan seru bercampur sentuhan komedi segar.
Timo mengatakan, filmnya tersebut, memiliki variasi twist dalam film yang tayang Kamis (15/12). Menyajikan akhir cerita yang di luar dugaan, Timo menegaskan itu bukanlah plot twist yang disajikannya melainkan nuansa drama agar semakin seru.
"Bukan plot twist, itu bumbu cerita karena ada banyak twist yang lebih mengejutkan di ceritanya," kata Timo kepada Alinea.id, Kamis (15/12).
Dikenal melalui film-film horor dan thriller seperti The Night Comes for Us dan Sebelum Iblis Menjemput, Timo memasuki era baru dengan film The Big 4. Sutradara kenamaan ini memadukan elemen laga yang tajam dengan komedi yang tampak dari para karakter utamanya. Timo mengutarakan bahwa menurutnya ada sisi komedi dari kekerasan dan tragedi.
"Semoga The Big 4 bisa sedikit memperkenalkan itu. Ini film pertama saya di mana kekerasan dan kekacauan menjadi bagian dari unsur komedinya," ujarnya.
Bagi sang sutradara, kehadiran Arie Kriting dan Kristo Immanuel yang dikenal sebagai komedian di film ini dirasa sangat penting.
“Mereka bisa menjembatani apa sebenarnya yang lucu untuk konteks action comedy. Kami mau ke arah slapstick tetapi juga bukan yang terlalu konyol, kelucuan itu adalah bagian dari karakter mereka. Adegan-adegan paling lucu di film ini adalah saat Arie dan Kristo bersatu,” ujarnya.
"Yang menyenangkan di The Big 4 adalah ruang untuk mengembangkan dibuka oleh Pak Timo dan teman-teman aktor lainnya, sehingga tidak sungkan untuk berimprovisasi di lapangan," kata Arie Kriting menimpali.
Dengan kepribadian yang eksentrik, para anggota The Big 4 menghadirkan banyak momen memukau sekaligus mengocok perut di sepanjang film. Mereka adalah Pelor si polos, Alpha si garang, Jenggo si sniper jagoan, dan Topan sang pemimpin.
"Semua dengan keunikannya masing-masing. Alpha yang agresif, berani bertindak dan ‘sangat sopan’ berbicara. Jenggo yang posisinya boleh di paling belakang tapi dekat di hati serta Pelor si paling kecil yang selalu ingin tampil dan ingin dianggap dewasa oleh kakak-kakaknya," ujar Abimana Aryasatya.
Lutesha menyampaikan harapannya agar sosok-sosok unik ini bisa membuat penonton jatuh sayang.
"Saya memerankan Alpha yang ngegas terus dan omongannya tidak disaring, kontras dengan saya sendiri yang kalem dan lempeng-lempeng saja. Tapi walau karakter-karakternya memang gesrek dan aneh, mereka semua punya soft spot yang menyentuh,” ujarnya.
Disatukan oleh keadaan dan tujuan yang sama, hubungan anggota The Big 4 yang tadinya tak mengenal satu sama lain bergeser menjadi sebuah keluarga yang saling melindungi. Menurut Timo, The Big 4 menjadi film favorit garapannya berkat tema keluarga yang dibangun dengan solid di sini.
Ia juga mengutarakan harapannya agar penonton yang menyaksikan film ini bisa mengalami “happy release” atau perasaan senang setelah menghadapi sesuatu yang mencekam.
“Di sini ada karakter-karakter yang sebenarnya mismatched, antara Topan, Dina, Alpha, Jenggo, Pelor. Tetapi mereka semua ada di bawah bimbingan father figure mereka,” ujarnya.