Acara pawai keagamaan Buddha di Sri Lanka yang semarak berubah jadi kekacauan. Para peziarah harus berlarian bahkan melompat ke danau. Mereka tunggang-langgang karena panik dan takut setelah lima gajah yang dilibatkan dalam prosesi itu mengamuk.
Setidaknya seorang wanita dirawat di rumah sakit dan banyak lainnya terluka akibat terinjak-injak dalam kekacauan yang terjadi di parade Esala Perahera di Kandy, sebuah tujuan ziarah populer, pada Selasa malam itu.
Polisi mengatakan lima ekor gajah muda yang dihiasi penutup dekoratif untuk prosesi tersebut mengamuk, memaksa penonton untuk melompat ke danau agar tidak terinjak.
Acara itu pun ditangguhkan sampai hewan yang melarikan diri dirantai dan ditundukkan.
Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan salah satu gajah itu melepaskan pakaian dekoratifnya dan menyusuri jalan di Kandy dengan beberapa pawang yang mengejarnya.
Setelah parade malam, perayaan keagamaan berakhir pada tanggal 30 Agustus dengan dipajangnya peti relik—yang diyakini berisi gigi milik Sang Buddha—di atas seekor gajah.
Acara budaya yang berusia berabad-abad ini telah dikritik karena dugaan kekejaman terhadap hewan, dan para aktivis menuntut diakhirinya penggunaan gajah di penangkaran.
Pada 2019, setidaknya 17 orang terluka saat gajah mengamuk di sebuah festival kuil di Kolombo.
Tiga tahun sebelumnya, seorang wanita terbunuh ketika dua gajah memicu penyerbuan di festival lain.
Catatan resmi menunjukkan ada sekitar 200 gajah peliharaan di negara kepulauan itu, bersama dengan populasi liar sekitar 7.500 ekor.(malaymail)