Kita mengenal golongan darah A, B, AB, dan O. Sebab, dari total 33 sistem jenis darah, ternyata hanya ada dua yang digunakan secara luas, yakni sistem ABO (A, B, O, dan AB) dan rhesus (Rh) positif dan negatif. Lantas, kedua sistem ini membentuk sejumlah golongan darah dasar. Akan tetapi, beberapa ada jenis yang termasuk ke dalam kategori golongan darah yang langka karena penyebarannya tak merata.
Misalnya, baru-baru ini petugas medis di Taixing People’s Hospital di Jiangsu, China mendeteksi golongan darah yang sangat langka, yakni golongan darah tipe P.
“Hanya ada sekitar selusinan kasus yang terdokumentasi mengenai orang-orang dengan golongan darah di China, jenis yang frekuensinya lebih langka, satu dari sejuta (orang),” tulis South China Morning Post.
Golongan darah itu terdeteksi saat tes darah rutin tahun lalu. Staf di Taixing People’s Hospital, dikutip dari South China Morning Post, awalnya menyerahkan urutan genetik ke database GenBank, sebuah koleksi akses terbuka yang dikelola National Centre for Biotechnology Information di Amerika Serikat.
Lalu, pada Desember 2023, lembaga itu melaporkan ada urutan nukleotida dalam sampel belum pernah terdeteksi di mana pun di dunia. Nukleotida adalah salah satu dari banyak molekul kecil yang membentuk DNA dan RNA, asam nukleat yang membawa informasi genetik.
“Saat ini, hanya ada sembilan kasus golongan darah p yang tercatat di China. Data menunjukkan, ada lima fenotipe reguler dalam sistem golongan darah P, yakni P1, P2, P1k, P2k, dan p,” tulis Global Times.
South China Morning Post menulis, P1 dan P2 lebih sering terjadi, sedangkan P1k, P2k, dan p sangat jarang. Dalam pengujian, golongan darah P mudah terlewatkan karena tak dapat diambil oleh reagen yang ada untuk golongan darah ABO dan Rh.
Dokter Taixing People’s Hospital dan spesialis transfusi, Cao Guoping, dilansir dari South China Morning Post, mengatakan bagi individu dengan golongan darah yang tidak biasa ini, deteksi dini membantu mereka mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk transfusi darah dan potensi krisis terkait.
“Dalam kasus perempuan dengan golongan darah ini, keberadaan antibodi ‘anti-Tja (anti-PP1Pk) yang menyerang plasenta secara langsung dapat menyebabkan keguguran berulang dan bayi lahir mati,” ujar Guoping, mengacu pada antibodi alami terhadap golongan darah P.
Golongan darah P ditemukan pada 1927. Penemunya ahli biologi, dokter, imunologi Austria-Amerika Karl Landsteiner dan ahli imuno-hematologi kelahiran Minsk (sekarang Belarusia) Philip Levine.
“Sistem golongan darah P ditemukan pertama kali setelah Landsteiner dan Levine menyuntik kelinci dengan sel darah merah manusia,” Science Direct.
Science Direct menyebut, antigen pertama yang ditemukan dalam sistem ini terdapat pada semua sel darah manusia. Dinamakan antigen P karena merupakan huruf pertama setelah M, N, dan P yang sudah pernah digunakan.
“Antigen ini juga diekspresikan pada permukaan sel yang melapisi saluran kemih, di mana telah diidentifikasi sebagai tempat adhesi bakteri Escherichia coli, yang menyebabkan infeksi saluran kemih,” tulis Britannica.
“Antigen ini terdapat pada 79% orang kulit putih, diubah namanya menjadi P1,” tulis Science Direct.
Golongan darah P terdiri dari alel yang diberi nama P, P1, dan Pk. Antigen P dan P1 diproduksi gen yang dikenal sebagai B3GALNT1 (beta-1,3-N-acetylgalactosaminyltransferase 1), sedangkan antigen Pk diproduksi gen yang disebut A4GALT (alpha 1,4-galactosyltransferase).
Dari lima fenotipe dalam sistem golongan darah P, yakni P1, P2, P1k, P2k, dan p, yang paling umum terjadi adalah fenotipe P1, yang menampilkan ketiga antigen P. Fenotipe P2 terdiri dari antigen P dan Pk dan merupakan fenotipe paling umum kedua dalam sistem P. Sedangkan fenotipe P1k (antigen P1 dan Pk), P2k (hanya antigen Pk), dan p (tanpa antigen) sangat jarang.
Sebagian besar penduduk dunia termasuk dalam sistem golongan darah ABO dan Rh. Sementara golongan darah P, seperti juga sistem antigen Hh/Bombay, sangat langka. Golongan darah Rh null juga dikenal sebagai golongan darah “emas”, tak mengandung antigen Rh dalam sel darah merahnya.
“Di China, darah dengan Rh-negatif juga dikenal sebagai ‘darah panda’, terdapat pada sekitar 0,4% populasi,” tulis South China Morning Post. “Sekitar 100 orang di China memiliki golongan darah Hh/Bombay.”