close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Taman Ismail Marzuki. Foto Facebook
icon caption
Taman Ismail Marzuki. Foto Facebook
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 11 Oktober 2022 22:54

Gubernur Anies harap TIM jadi tuan rumah dari penampilan seni kelas dunia

Revitalisasi ini bagaimana agar TIM terus dan makin menjadi rujukan dalam kegiatan seni dan budaya di Indonesia.
swipe

Taman Ismail Marzuki (TIM) pertama kali diresmikan pada 10 November 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin. TIM dibangun sebagai manifestasi kebebasan berekspresi para seniman di Indonesia. Nama komposer Ismail Marzuki dipilih untuk menyandang nama pusat kesenian ini, sebagai penghargaan atas jasanya yang telah menciptakan lebih dari 200 lagu.

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Danton Sihombing menjelaskan, secara sekilas mengenai pembentukan Dewan Kesenian Jakarta dan awal mula berdiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sebagai pendidikan yang mengajarkan beragam seni dan perfilman,

“Pengelola TIM waktu itu, Badan Pembina Kebudayaan, lalu diganti menjadi Dewan Kesenian Jakarta yang berdiri dan ditetapkan oleh Ali Sadikin pada Juni 1968. Dua tahun kemudian, diusulkan Dewan Kesenian Jakarta, berdirinya sekolah seni, perguruan tinggi yang mengajarkan seni-seni modern kreatif. Berdirilah yang namanya Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), yang sekarang kita kenal sebagai IKJ,” jelasnya, dalam keterangannya dipantau online, Selasa (11/10). 

TIM telah melewati proses revitalisasi yang berlangsung selama tiga tahun sejak 2019. Jakarta Propertindo sebagai badan usaha milik daerah Provinsi DKI Jakarta, menyiapkan anggaran hingga Rp1,4 triliun agar TIM bisa berganti wajah menjadi lebih modern dan representatif.

Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, revitalisasi tersebut diharapkan menjadikan TIM menjadi ekosistem kebudayaan kelas dunia. Di mana yang beraktivitas di TIM menemukan tempat untuk bisa tampil dan berinteraksi untuk saling belajar.

"Ini sebuah tempat di mana karya anak bangsa kelas dunia bisa tampil," ucap dia.

Selain itu, Anies berharap agar TIM bisa menjadi tuan rumah dari penampilan seni kelas dunia.

"Jangan sampai berhenti di negara tetangga. Makanya revitalisasi ini bagaimana agar TIM terus dan makin menjadi rujukan dalam kegiatan seni dan budaya di Indonesia," harap dia.

Sementara, arsitektur Andra Matin, dipercaya untuk merevitalisasi TIM dan telah meraih penghargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022, 

“Ketika saya masuk ke TIM, yang saya lihat bukan rumput, tetapi tamannya didominasi parkiran mobil semua. Maka dari itu, saya membuat ‘taman’ itu menjadi kembali lagi seperti angan-angan orang. Kemudian, dulu bangunan di TIM terpencar. Kemudian, saya membuat bangunan panjang yang sedemikian rupa, supaya orang bisa efisien dan efektif,” ujarnya.

TIM tak hanya difungsikan sebagai ruang berkesenian, tetapi juga sebagai daerah resapan air. Sebelum direvitalisasi, TIM hanya memiliki 11% ruang terbuka hijau, dari total area sekitar 8 hektare. Area resapan yang minim itu, diperluas Andra dengan memaksimalkan lahan yang ada dengan menambah ruang terbuka hijau hingga 27%, yang juga bisa difungsikan sebagai tempat berkarya. 

img
Atikah Rahmah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan