Dokter spesialis penyakit dalam Faisal Parlindungan mengatakan, osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang diakibatkan karena kehilangan kepadatan massa tulang.
Osteoporosis tidak menimbulkan gejala sama sekali pada penderitanya, kecuali jika seseorang mengalami patah tulang. Orang yang sakit osteoporosis karena kondisi tulang yang tidak padat sehingga lebih gampang patah,
“Ketika sudah patah, muncullah gejala sakit akibat patah (tulang) itu tadi. Sebelum patah tidak muncul gejala, jadi suka disebut sebagai silent desease, penyakit yang diam,” katanya dalam siaran virtual Kalbe, Sabtu (9/10).
Menurutnya, karena sifat silent desease ini, osteoporosis menjadi penyakit yang cukup bahaya karena seseorang yang terkena sakit ini, jatuh sedikit pun akan mengalami patah tulang.
Meski tidak ada gejala, orang-orang yang berisiko tinggi terkena osteoporosis, sebaiknya melakukan langkah pencegahan dengan melakukan pemeriksaan penapisan untuk mengetahui bagaimana kepadatan massa tulangnya.
Faisal mengimbau untuk perempuan yang berusia di atas 65 tahun, dan laki-laki berusia di atas 70 tahun agar melakukan pemeriksaan penapisan. Namun, usia ini dapat disesuaikan apabila memiliki kondisi-kondisi yang meningkatkan risiko kehilangan massa tulang.
Terdapat cukup banyak faktor risiko atau kondisi-kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami sakit osteoporosis, Faisal menggolongkan risiko menjadi tiga bagian, yaitu faktor yang tidak dapat diubah, faktor yang dapat diubah, dan faktor adanya penyakit-penyakit lain.
Faktor yang tidak dapat diubah, berdasarkan penelitian, perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis. Kemudian, suku Asia lebih gampang terkena jika dibandingkan dengan suku lainnya.
Selanjutnya, faktor yang dapat diubah meliputi gaya hidup, asupan makanan, dan asupan gizi yang baik. Terakhir, adanya faktor penyakit lainnya, seperti penyakit gula atau diabetes, penyakit autoimmune, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.
Bagaimana langkah pencegahan lainnya?
Salah satu gizi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan harian seseorang terhindar dari osteoporosis adalah kalsium. Product Management PT Kalbe Farma Yulia Periwira menjelaskan, sebetulnya kalsium dapat diperoleh dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi.
“Kita kan biasanya setiap makan ada sayur, ada ikan, daging, telur, mungkin juga kita minum susu, keju, dan lainnya,” tuturnya.
Meski begitu, jika seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi gizi kalsium lewat makanannya, orang itu dapat menggunakan suplemen makanan yang kini banyak dijual di pasaran.
Dilansir dari situs Halodoc, usia dewasa pada umumnya membutuhkan asupan kalsium harian hingga 1000 mg. Yulia menjelaskan, asupan kalsium ini harus juga disesuaikan dengan asupan makanan setiap harinya.
“Kalau misalnya asupan kalsium kita dari makanan itu masih bagus, kita cukup minum sehari sekali aja setelah makanan. Tetapi kalau misalnya kita sudah ada osteopeni ataupun osteoporosis, kita sarankan sehari dua kali,” pungkasnya.