Beberapa kasus perselingkuhan rumah tangga yang dialami public figure sedang hangat terjadi baik di Indonesia, maupun mancanegara. Perilaku selingkuh dapat disebabkan oleh ragam alasan kompleks, bahkan telah dikonfirmasi oleh beberapa ahli bidang psikolog bahwa kebiasaan ini dapat dipengaruhi warisan genetik atau faktor gen.
Dian Wisnuwardhani yang merupakan Psikolog, hal ini ada keterkaitannya dengan masa pandemi Covid-19 yang hingga kini tidak kunjung usai, hal ini disebabkan oleh kebutuhan relasi antara pasangan yang kurang baik. Ia melanjutkan, relasi secara tidak langsung seperti video call, bertukar pesan, tidak menimbulkan rasa aman, nyaman, tidak bersentuhan, maka dikatakan hubungan tidak harmonis,
“Sentuhan berkaitan dengan sense of bonding and intimacy karena memiliki kedekatan secara psikologi dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan. Di masa pandemi, kita harus menaati aturan-aturan yang ada, sehingga sentuhan sangat dinanti dan dicari oleh pasangan,” ucapnya melalui Workshop Psikoedukasi bertajuk Loyalty in Marriage is Expensive, Kamis (20/10).
Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas dan mengetahui lebih dalam tentang hubungan dengan pasangan, Dian memaparkan tentang empat jenis cinta yang bersumber dari psikologis sosial Amerika yaitu Ellen Berscheid:
Passionate (romantic) love
Hal ini berkaitan dengan eros dan merasa dicintai, terpicu dengan kualitas fisik yang dimiliki pasangan. Dia mencontohkan, menyukai rambutnya, wangi khasnya, badannya, dan lain hal yang berkaitan dengan fisik pasangan, sehingga seseorang memiliki dorongan untuk terus memikirkan pasangan dan zat kimia serotonin yang bertahan selama 1-1,5 tahun.
Passionate love
Dian menyebut, kondisi ini memiliki emosi yang liar karena melibatkan ketertarikan secara seksual dan bergantung seberapa menarik pasangan. Tak jauh berbeda dengan passionate (romantic) love sebelumnya, jenis cinta ini juga membutuhkan hubungan secara fisik.
Romantic love
Dikatakan sebagai bentuk cinta yang tidak pasti karena memiliki sifat yang bisa tumbuh cepat, tetapi bisa memudar setelah 1-1,5 tahun. Hal ini biasa dialami oleh banyak pasangan dengan alasan bosan, maka dari itu berikan alternatif lain dalam hubungan selain hubungan secara fisik.
Biochemistry of passion
Sekresi kimia (pheromone) seperti parfum membuat seseorang tertarik atau memberikan respons kepada orang lain, sehingga menyebabkan seseorang ingin terus dekat dengannya. Bau pada manusia dapat dihasilkan dari kelenjar di dalam puting payudara, di bawah lengan, dan di kelamin.
Hormon yang dihasilkan dalam tubuh mungkin diperlukan dalam ketertarikan seksual. Tidak secara langsung, berhubungan dengan passionate love, tetapi dimediasi oleh hasrat seksual. Hormon seksual dapat membuat orang tertarik secara seksual dengan orang lain, tetapi bukan berarti keduanya saling jatuh cinta.
Selain hormon, jenis cinta ini juga efek dari otak manusia. Seseorang yang sedang jatuh cinta akan memikirkan dan mengingat apapun yang dilakukan atau dikatakan oleh orang tercinta. Hal ini menimbulkan perasaan senang dan sulit tidur yang dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi zat dopamine dalam otak.