Tema dan beberapa adegan di film ini serupa dengan Police Story (1985).
Film komedi aksi Hit and Run mengisahkan sepak terjang seorang polisi narsis nan kocak, Tegar Saputra (Joe Taslim) dalam menangkap kembali seorang gembong narkotika, Coki (Yayan Ruhian), serta membuka tabir jaringan bisnis haram tersebut.
Coki merupakan bandar narkotika kelas kakap yang sudah lama mengendalikan bisnisnya, dan menyuplai barang haram itu ke beberapa tempat hiburan malam di Jakarta. Ia dibebaskan anak buahnya, dengan cara menjebol tembok penjara menggunakan eskavator. Usai kabur dari penjara, ia kembali mengendalikan bisnis narkotika.
Menumpas jaringan narkotika
Coki digambarkan sebagai seorang penjahat yang kejam dan sadis. Beberapa mitranya dibunuh karena dianggap tak punya komitmen saat berbisnis dengannya.
Sementara itu, tak seperti polisi biasa, Tegar kerap diikuti kameraman yang siap merekam aksinya membasmi kejahatan. Aksi Tegar direkam untuk kebutuhan konten reality show-nya sendiri, Hit and Run, yang ditayangkan sebuah stasiun televisi.
Dalam menjalankan misinya menangkap kembali Coki, Tegar dibantu Lio (Chandra Liow), seorang penipu kelas teri. Alih-alih bikin repot, Lio malah banyak membantu memecahkan teka-teki keberadaan Coki.
Beberapa informasi penting berhasil diperoleh Lio lewat jariangannya di dunia malam. Salah satunya, soal lambang kalajengking hitam yang menjadi penanda bagi geng yang dipimpin Coki.
Selain Lio, Meisha Sandriana (Tatjana Saphita) seorang penyanyi dangdut dengan gaya bicara mirip Syahrini dan Jefri (Jefri Nichol) seorang remaja labil, ikut andil membantu tugas Tegar.
Sayangnya, usaha pertama Tegar untuk menangkap Coki gagal. Kegagalan itu pula yang menyebabkan ia diskor oleh komandannya (Mathias Muchus) karena aksinya dianggap menganggu ketertiban umum.
Tegar sempat putus asa. Namun, Lio dan Jefri meyakinkan Tegar untuk menuntaskan misinya. Tegar pun kembali melanjutkan tugasnya lantaran dipicu juga dengan dendam pribadi terhadap Coki.
Adik satu-satunya Tegar, Mila (Nadya Arina) over dosis dan gangguan fungsi otak lantaran pengaruh obat-obatan terlarang jenis baru yang diedarkan kelompok Coki di sekolah-sekolah.
Di penghujung film berdurasi satu jam 54 menit ini, Tegar berhadapan dengan Coki, setelah bertarung dengan tiga anak buahnya. Dalam misinya, ia pun sukses memecahkan kasus peredaran narkotika dan melibatkan orang-orang terpandang. Termasuk keterlibatan komandannya, yang ternyata memakai tangan pengusaha dan gengster untuk membangun kerajaan bisnis narkotika.
Serupa Police Story
Adu jotos antara Joe Taslim dan Yayan Ruhian mengingatkan penonton dengan film The Raid (2011). Saat itu, Joe yang berperan sebagai Sersan Jaka berkelahi mati-matian dengan Yayan yang memerankan Mad Dog. Pertarungan ini menjadi salah satu momen paling dikenang dalam film The Raid, dan menjadi perkelahian “ulangan” di Hit and Run.
Film garapan Ody C. Harahap ini menampilkan kisah heroik polisi idealis, tetapi narsis. Aksi menumpas kejahatan dibalut dengan adegan kocak yang membuat riuh penonton.
Tingkah Lio yang lucu seakan-akan mengisi karakter Tegar sebagai polisi yang humoris. Acapkali, Lio memancing adegan lucu, seperti saat menyanyikan lagu Meisha yang sangat disukai Tegar. Selain itu, ada pula adegan Tegar ketika disuruh memakai pakaian seperti banci atas usulan Lio. Lalu, ia berjoget di depan tamu-tamu klub malam.
Aksi menegangkan tak cuma berkelahian, tetapi juga kejar-kejaran di jalanan, naik ke truk yang tengah melaju, dan ledakan di permukiman kumuh. Beberapa media pun menyebut, film yang naskahnya ditulis Upi Avianto dan Fajar Putra S ini adalah film bergenre komedi aksi pertama di Indonesia.
Namun, bila jeli menontonnya, film produksi Screenplay Films bersama Legacy Pictures dan Bukalapak Pictures ini, sekilas mirip Police Story (1985), film komedi aksi yang diperankan aktor laga tenar asal Hong Kong, Jackie Chan.
Garis besar ceritanya serupa, tentang seorang polisi bernama Chan Ka Kui (Jackie Chan) yang memberantas jaringan narkotika, yang meresahkan warga Hong Kong pimpinan Chu Tao (Yuen Chor).
Beberapa adegan pun terlihat mirip. Di dalam Police Story ada adegan kejar-kejaran dan tembak-tembakan di sebuah permukiman kumuh, dengan rumah-rumah berbahan seng. Sementara di Hit and Run, terdapat adegan serupa yang menampilkan permukiman kumuh. Hanya, adegannya diganti dengan meledaknya truk yang menabrak rumah-rumah di permukiman itu.
Selain itu, di Police Story perkelahian terjadi di sebuah pusat perbelanjaan. Sementara di Hit and Run, perkelahian ada di minimarket. Barangkali, Hit and Run hanya mengadaptasi dan refleksi Police Story. Bukan menjiplak.
2
Agak mirip Police Story. Banyak yang belum tereksplor.