close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Foto. pexels amina filkins
icon caption
Ilustrasi Foto. pexels amina filkins
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 27 September 2021 17:00

Penelitian: Ibu hamil telah divaksinasi akan berikan antibodi ke bayi

Semua 36 bayi miliki antibodi tinggi menargetkan protein lonjakan pada peremukaan virus dan semua dapat dikaitkan dengan vaksinasi ibunya. 
swipe

Sebuah penelitian menunjukkan, wanita hamil yang mendapatkan vaksin mRNA untuk melawan Covid-19 menularkan antibodi pelindung yang tinggi ke bayi mereka. Dokter menganalisis darah tali pusar dari 36 bayi baru lahir yang ibunya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Mrna Pfizer (PFE.N)/BioNTech atau Moderna (MRNA.O).

Semua 36 bayi memiliki antibodi tinggi yang menargetkan protein lonjakan pada peremukaan virus dan semua antibodi dapat dikaitkan dengan vaksinasi ibunya. Temuan yang dilaporkan pada hari Rabu (22/9) dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology–Maternal Fetal Medicine mengindikasikan, “Antibodi yang dibangun ibu untuk vaksin melintasi plasenta dan kemungkinan akan memberikan manfaat bagi bayi setelah lahir,” kata rekan penulis Ashley Roman dari New York University Langone Health.

Belum ditemukan dengan jelas apakah waktu vaksinasi selama kehamilan terkait dengan antibodi pada bayi, dan Roman mengatakan, bahwa pihaknya belum tahu berapa lama antibodi tersebut akan bertahan pada bayi.

"Tetapi keberadaan antibodi dalam tali pusar, yang merupakan darah janin, menunjukkan bahwa bayi juga berpotensi memperoleh manfaat dari vaksinasi yang dijalankan ibu selama hamil," jelasnya.

Para ilmuwan memetakan situs pengikatan antibodi pada lonjakan virus

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Kamis (23/9) dalam jurnal Sciene, "peta antibodi" Covid-19 yang baru membantu para peneliti untuk mengidentifikasi antibodi yang dapat menetralkan virus corona bahkan setelah bermutasi.

Dengan menggunakan ratusan antibodi yang dikumpulkan dari para penyintas Covid-19 di seluruh dunia, tim peneliti global memetakan dengan tepat di mana setiap antibodi menempel pada protein lonjakan permukaan virus, yang digunakannya untuk membobol sel dan menginfeksinya.

Para peneliti mencari dan menemukan, antibodi yang menargetkan situs pada lonjakan yang sangat penting untuk siklus hidup virus sehingga virus mungkin tidak dapat berfungsi tanpanya. 

Kathryn Hastie dari La Jolla Institute for Immunology di California, dalam rilis berita mengatakan, situs-situs tersebut berkemungkinan tetap menjadi target vaksinasi atau perawatan, bahkan ketika virus bermutasi.

"Jika anda membuat koktail antibodi, Anda setidaknya meninginkan satu dari antibodi itu di sana karena mereka mungkin akan mempertahankan kemanjuarannya terhadap sebagian besar varian," kata Hastie. 

Tim Hastie, yang merupakan Coronavirus Immunotherapeutic Consortium, telah membuat peta dan perpustakaan antibodi berkode warna yang tersedia di basis data publik sehingga ilmuwan lain dapat mengakses data tersebut. (Sumber: Reuters)

img
Silvia Ng
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan