Video game telah lama dianggap sebagai penghambat fungsi dan perkembangan otak. Tetapi penelitian terbaru menunjukkan, meskipun masih ada risiko yang terkait dengan bermain video game, mereka dapat memberi orang manfaat kognitif dan motorik yang penting bila diterapkan dalam konteks medis.
Misalnya, video game realitas virtual yang telah digunakan untuk melatih ribuan ahli bedah di seluruh dunia ternyata 230% lebih efisien daripada metode tradisional (teknologi ini juga merupakan salah satu penemuan terbaik Time di 2019). Video game juga memainkan peran penting dalam dukungan sosial dan emosional anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan keluarga mereka.
Sekarang, para peneliti sedang melihat bagaimana video game dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi otak orang dewasa yang menua.
Neuroscape Center Universitas California San Francisco, telah mengeksplorasi efek video game yang dirancang khusus pada fungsi otak orang dewasa yang lebih tua, menemukan, bahwa ini mampu meningkatkan fungsi kognitif yang cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Sejak itu mereka mengembangkan portofolio video game yang menurut mereka meningkatkan proses kognitif seperti memori jangka pendek, perhatian, dan memori jangka panjang pada orang dewasa yang menua. Adam Gazzaley, cocreator game tersebut, mengatakan, bahwa game ini dapat dibawa ke populasi klinis sebagai bentuk baru dari "pengobatan pengalaman".
Permainan terbaru tim adalah permainan ritme musik yang mereka kembangkan dengan drummer Mickey Hart dari band Grateful Dead.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan awal bulan ini di jurnal Prosiding National Academy of Sciences (PNAS), para peneliti melaporkan bahwa video game tersebut mengajarkan sekelompok 47 nonmusisi, berusia 60 hingga 79 tahun, cara bermain drum dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bermain drum, dengan mengingat wajah.
Para peneliti pertama-tama menilai ingatan jangka pendek peserta melalui tes yang mengukur kemampuan mereka mengingat wajah yang mereka lihat beberapa detik sebelumnya. Mereka kemudian memberi para peserta delapan minggu pelatihan ritme musik atau pelatihan pencarian kata. Aktivitas listrik di otak juga dicatat sebelum dan sesudah delapan minggu.
“Hasilnya menunjukkan bahwa hanya latihan ritme musik yang meningkatkan memori wajah, yang dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di wilayah parietal superior otak saat menyandikan dan memelihara wajah,” tulis para peneliti.
Wilayah parietal superior otak terkait dengan perhatian dan penyandian informasi visual. Para peneliti menganggap hasil penelitian tersebut berarti bahwa pelatihan ritme melalui video game, dapat meningkatkan kemampuan otak untuk memusatkan perhatian pada suatu tugas, sehingga tersalurkan ke memori dan mengingatnya saat dibutuhkan.