Rumor transfer Pratama Arhan ternyata seliar itu
Pratama Arhan mengunggah gambar dirinya dengan latar belakang teks 'Here We Go'. Netizen dan media yang peduli dengan sepakbola menilainya ini adalah kode dari pria Semarang itu untuk memulai petulangan baru, alias pindah klub. Sementara, sebagian menghubungkannya dengan klub kontestan Liga 1, Semen Padang FC, sebagian justru membahas soal nasib rumah tangga Arhan.
Untuk urusan sepakbola, Arhan memang dianggap tidak punya masa depan di Suwon FC, dan kepindahan ke klub yang lebih menghargai talentanya bisa menjadi opsi terbaik, demi jam terbangnya, dan menghindari frustrasi karena tidak pernah dipercaya pelatih.
Selama ini, publik sepakbola Tanah Air yang mengikuti sepak terjang Arhan di luar negeri, harus menyaksikan bintang Indonesia di Piala AFF 2020 ini kepayahan mendapatkan menit bermain. Sejak kepergian dari PSIS Semarang pada awal 2022, bek kiri timnas Indonesia ini terlalu banyak duduk di bangku cadangan.
Di Tokyo Verdy, klub luar negeri pertamanya, Arhan hanya merasakan tampil 56 menit dari dua kesempatan laga, selama dua tahun (2022-2024) bercokol di klub kasta kedua Jepang itu.
Setelah hengkang ke Suwon FC, Arhan diharapkan lebih banyak mendapatkan kepercayaan untuk menunjukkan kontribusinya di atas lapangan.
Senjata andalannya, lemparan kedalam yang jauh, disebut menjadi salah satu daya tarik Arhan bagi Suwon FC.
Saat kedatangannya, media Korea menyebut Arhan bisa melanjutkan legenda para pemain yang terkenal dengan skill lemparan jauhnya di K-League seperti Hyun Young-min, Kim Jin-soo, Shim Sang-min, Kim Seong-hwan, dan Seo Bo-min.
Tetapi, kenyataannya Arhan belum pernah punya kesempatan memamerkan skillnya itu. Suwon juga nampaknya tidak tertarik menggunakan jasa lemparan maut Arhan, sebagai senjata kejutan ketika situasi sulit di atas lapangan.
Nasib Arhan di Suwon pun tidak banyak berubah. Arhan lagi-lagi harus memanjangkan urat sabar. Sejauh ini ia hanya bermain tiga menit di dua laga sejak ia tiba pada Januari tahun ini, sementara Suwon sudah memainkan total 37 laganya di K League1 dan Korea Cup.
Arhan menjalani debut ketika Suwon tandang ke markas Jeju United pada 26 Mei. Ia masuk menggantikan Jeong Dong-Ho di menit 73. Tak bertahan lama, pada menit 76 Arhan harus meninggalkan lapangan karena dikartu merah wasit.
Kemudian kesempatan kedua didapat Arhan pada 6 Oktober saat bertandang ke markas Pohang Steelers. Ia dimasukan di menit 90, dengan injury time 4+. Rekan satu timnya sempat memberinya kesempatan untuk mengeksekusi tendangan bebas di detik-detik akhir, namun ia gagal memanfaatkannya jadi momen impresif. Eksekusinya terlalu melebar. Arhan urung menyala.
Itu lah terakhir kali Arhan terlihat di atas lapangan bersama Suwon di K League1. Tiga laga berikut tak ada lagi Arhan di atas lapangan hijau saat Suwon berlaga, bahkan ia tak masuk di daftar pemain cadangan.
Sejak mendarat di Suwon Arhan hanya masuk line-up sebagai cadangan sebanyak empat kali dari total 37 laga klub itu di semua kompetisi. Dari empat kesempatan itu, dua di antaranya berakhir tanpa menit bermain.
Tak meyakinkan di klub, di timnas Indonesia Pratama Arhan selalu menjadi opsi bagi pelatih kepala Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong selalu tertarik untuk menggunakan tenaganya untuk timnas Indonesia, meski di posisi bek kiri cukup sesak setelah pemain diaspora yakni Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-On bergabung.
Dari empat laga babak ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia Grup C, Arhan dua kali tampil sebagai pengganti yakni ketika menghadapi Australia dan Tiongkok. Dua laga lain ketika Indonesia bertandang ke Arab Saudi dan Bahrain, Arhan hanya menghangatkan bangku cadangan.
Menghadapi Jepang dan Arab Saudi November ini, Arhan diperkirakan hanya akan menjadi pelapis Verdonk yang tampil stabil dan kokoh di posisi itu sejak debutnya di timnas ketika mengadapi Filipina pada 11 Juni lalu.
Arhan sendiri tidak dipungkiri masih merupakan talenta akademi domestik terbaik di posisinya. Penampilannya, cukup kontributif terutama ketika timnas buntu dan berharap keajaiban dari lemparan jauh pemain asal Blora ini.
Pertanyaannya yang muncul kemudian bagaimana pemain 22 tahun ini bisa lebih apik untuk timnas, sementara klub yang diharapkan untuk mengasah performanya di atas lapangan tidak juga memberinya tempat. Bahkan hanya masuk line-up saja, mertuanya Andre Rosiade sudah girang dan pasang status di media sosial. Untuk pemain sekelas Arhan, situasi seperti itu tentu di luar ekpektasi.
Jika ada suara yang menginginkan agar Arhan lebih baik hengkang dari Suwon dan pergi ke klub yang lebih membutuhkan tenaganya, menjadi terdengar lebih realistis, meski bisa diperdebatkan.
Alasannya, tentu untuk kesehatan fisik terutama mental pemain bersangkutan. Terlalu lama duduk di bangku cadangan, apalagi tidak masuk line-up tim, bisa berdampak buruk bagi psikologis dan kepercayaan diri pemain, cepat atau lambat. Meskipun, saat ini yang patut diacungi jempol dari mantan pemain PSIS ini adalah mentalitasnya.
Kegigihannya untuk bertahan di iklim sepakbola yang sangat kompetitif - setidaknya dia tidak mengumbar curhat di medsos - adalah hal yang luar biasa. Mentalitas petarung itu yang tidak dimiliki para seniornya ketika menapaki kerasnya persaingan di luar negeri.
Pergi dari Suwon
'Here we Go'... "Setiap perjalanan punya alurnya sendiri. Yang pasti semangat untuk terus berkembang selalu ada," tulis Arhan di Instagram, Rabu (6/11).
Status Arhan di Instagram ini dikait-kaitkan dengan nasib karier Arhan di Suwon yang diprediksi akan berakhir. Media dan akun sepakbola, membahas kemungkinan peristiwa transfer Arhan yang akan terjadi dalam waktu dekat ini. Sebagian mengaitkannya dengan klub Liga1 Semen Padang.
Ini dipicu oleh pernyataan sebelumnya Andre Rosiade, politikus yang merupakan mertuanya. Ia menggoda Arhan untuk ke Semen Padang sementara, karena liga Korea Selatan berakhir pada November ini. Meski begitu dia menyebut ada beberapa klub yang tertarik dengan Arhan.
Bagaimana nasib karier sepakbola Arhan setelah musim-musim yang berat di Tokyo Verdi dan Suwon FC, menjadi perbincangan menarik para penggemar bola Tanah Air.
Tetapi di sisi lain, bagi sebagian besar follower Instagram Arhan di kolom komentar, nasib rumah tangga pemain 22 tahun ini lebih menggoda untuk dibahas. Unggahan yang sangat kental nuansa rumor transfer sepak bola itu, justru didominasi gosip soal nasib biduk rumah tangga Arhan dengan istrinya.
Meski begitu, toh, Arhan bisa lega karena dukungan untuknya terus mengalir dari dua tipe netizen yang menjadi followernya di Instagram; fans sepakbola, dan fans dari kaum hawa terpesona dengan ketampanannya.
"Fans lamamu dari zaman AFF dulu di sini selalu, bukan fans musiman, jadi tolong percaya kami selalu mendukung kamu dan tersakiti juga ketika kamu sakit. Please be happy," komentar salah satu penggemarnya.
"Saya prihatin dengan Anda, harusnya lebih dewasa dalam berpikir saatnya 'here we go' ke hati yang lain," kata yang lain.
Ini kenyataan yang harus dihadapi Arhan. Rumor pisah dengan klub, bisa jadi seliar itu. Yang seharusnya sebatas masalah di ruang ganti, sampai masuk ke dalam kamar pribadi.
" Ayo komen yang bijak, urusan pribadi beliau kita tidak usah urusi, fokus ke sepakbolanya saja," komentar salah satu netizen.