close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Salah satu sudut kota Roma. foto Fitra Iskandar / Alinea.id
icon caption
Salah satu sudut kota Roma. foto Fitra Iskandar / Alinea.id
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 11 Juli 2021 20:14

Jelang final Euro 2020, Polisi Italia larang fans nobar dan pawai

Suasana di Roma menjelang final Euro 2020 gado-gado. Campuran antara kegembiraan, optimisme, dan kewaspadaan.
swipe

Suasana di Roma menjelang final Euro 2020 gado-gado. Campuran antara kegembiraan, optimisme, dan kewaspadaan tinggi pihak berwenang agar tidak ada kekerasan.

Independent.ie melaporkan bahwa Sabtu malam di ibu kota Italia terasa seperti ketenangan sebelum badai: tenang, relatif tenang, konsentrasi kota tertuju pada peristiwa hari berikutnya. 

Setelah Italia menang di semifinal melawan Spanyol, muncul aksi-aksi vandalisme di tengah perayaan, termasuk sekelompok penggemar menyerang bus, dan botol yang dilemparkan ke mobil polisi.

Sebab itu mengantisipasi aksi brutal yang mungkin terjadi di tengah suasana final Euro 2020, polisi menaikkan kewaspadaan dengan melakukan pembatasan jam operasional transportasi publik.  

Transportasi umum selain metro akan berakhir pada jam 9 malam, dan polisi sedang bersiap untuk menutup jalan-jalan di pusat kota. Air mancur dan monumen lainnya juga akan ditutup, termasuk Spanish Steps, Campo de 'Fiori, dan Trevi Fountain.

Polisi melarang fans membawa botol kaca dari jam 7 malam. Selain menyiagakan polisi dengan jumlah besar, petugas berpakaian preman akan memindai kerumunan untuk menciduk perusuh atau calon perusuh.

Untuk menghindari kepadatan, tidak akan ada parade di jalan-jalan untuk tim jika Italia menang.

Pihak keamanan juga menolak izin pembukaan Stadion Olimpico Roma untuk acara nonton bareng (nobar) dengan layar lebar. Stadion itu adalah tempat di mana Inggris menang 4-0 melawan Ukraina di perempat final lalu.

Sebaliknya, Roma akan memiliki dua zona penggemar (fan zone) – di Piazza del Popolo, salah satu alun-alun utama kota, dan di Via dei Fori Imperiali, dekat Forum Roma.

Tetapi beberapa warga Roma percaya bahwa pihak berwenang bereaksi berlebihan. “Menyaksikan tim nasional bermain tidak seperti menonton yang lainnya,” kata Stefano Proietti, seorang sopir taksi. “Orang-orang akan bersikap baik, dan orang-orang hanya ingin merayakannya. Saya tidak takut. Keadaan sangat tenang.”

Dengan itu, dia menurunkan kausnya untuk memamerkan tato di punggungnya dengan warna bendera Italia. “Ketika tim nasional bermain, saya menjadi sangat patriotik,” katanya.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan