close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Jonathan Christie. foto SS Badminton Euro
icon caption
Jonathan Christie. foto SS Badminton Euro
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 18 Oktober 2021 00:16

Jonathan Christie ungkap rahasia menangkan gim ketiga dari Li Shi Feng

Jonathan Christie tidak mau dianggap sebagai satu-satunya pahlawan. Semua tim adalah pahlawan, katanya.
swipe

Di final Thomas Cup 2020, Jonathan Christie menjadi penentu kemenangan Indonesia setelah di partai ketiga membungkam Li Shi Feng dari China dengan tiga gim, 21-14, 18-21, 21-14. Meski paling disorot, Jonathan menolak disebut sebagai pahlawan.

"Saya kira tidak jadi pahlawan karena banyak pemain juga pahlawan dan tim fisiotherapist, dokter, dan pelatih mereka juga pahlawan. Kami semua mencoba memberikan yang terbaik di lapangan, dan semua tim adalah pahlawan," kata pemain yang disapa Jojo itu saat diwawancarai Badminton Europe usai laga, di Aarhus Denmark, Minggu (17/10). 

Indonesia menang 3-0 dari China. Hasil ini merupakan prestasi gemilang setelah 19 tahun Indonesia puasa gelar di Thomas Cup. Mahkota juara kali ini tentu istimewa bagi bangsa Indonesia?

"Ya dari awal turnamen ini pelatih dan tim manajer mengatakan sekarang atau tidak sama sekali," kata Jojo. Ia juga bercerita tentang Hendra/Ahsan yang mungkin menjadikan Thomas Cup 2020 ini sebagai penampilan terakhir mereka di turnamen ini. 

Anthony Sinisuka Ginting memulai kampanye Indonesia untuk merebut trofi Thomas Cup 2020 dengan berat pada gim awal, namun akhirnya bisa mengakhiri dengan gim tambahan. 18-21, 21-14, 21-16.

Giliran Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang turun di partai kedua menghadapi He Jing Ting/Zhou Hao Dong membuktikan diri untuk menyumbang poin bagi tim Thomas Indonesia. Pasangan ini menaklukan wakil China dengan dua gim langsung. 21-12 dan 21-19. 

Jonathan Christie sempat membuat publik Indonesia berdegup kencang karena setelah unggul di gim pertama, Ia ambruk di gim kedua. Pada gim penentuan, Jojo kembali tampil apik dan mendominasi jalannya laga sehingga memupus lawannya dengan skor 21-14. Apa yang terjadi?

"Saya bagus di pertama saya lihat Li dia gugup sedikit. Tetapi di babak kedua saya sedikit lambat merespons di awal poin dan dia memimpin. Selangkah demi selangkah saya bisa menekannya lagi sampai 18, tetapi ya its oke... Saya percaya diri, di pertandingan terakhir saya bermain 100 menit, dan di gim penentuan saya bicara kepada diri saya sendiri 'ayo main 100 menit lagi'," ujar Jojo.

"Jadi kamu siap untuk itu," tanya reporter. " Ya saya siap untuk itu (rubber game)," balas Jojo sambil tersenyum.

Jojo pun mengakui bahwa sumbangsihnya ikut membawa Indonesia meraih juara Thomas Cup adalah prestasi tertingginya. 

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan