close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Coldplay telah mengumumkan kembalinya mereka yang sangat dinantikan ke Asia dan Australia dengan pertunjukan khusus yang akan berlangsung di stadion pada November 2023. Foto istimewa
icon caption
Coldplay telah mengumumkan kembalinya mereka yang sangat dinantikan ke Asia dan Australia dengan pertunjukan khusus yang akan berlangsung di stadion pada November 2023. Foto istimewa
Sosial dan Gaya Hidup
Sabtu, 20 Mei 2023 13:25

Kampanye LGBT Coldplay, MUI: Bertentangan dengan budaya dan konstitusi bangsa

KH Jeje tegas menolak konser Coldplay lantaran band asal Inggris itu adalah pendukung praktik lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
swipe

Penolakan konser Coldplay di Indonesia kembali disuarakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI). Setelah Wakil Ketua MUI Buya Anwar Abbas lantang menyuarakan penolakan, kini giliran Ketua MUI Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin, menyuarakan sikap yang sama.

KH Jeje tegas menolak konser Coldplay lantaran band asal Inggris itu adalah pendukung praktik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

"Seharusnya konser dan kegiatan apa pun yang bertentangan dengan nilai -nilai luhur dan falsafah hidup yang dianut bangsa Indonesia harus ditolak. Gaya hidup dan kampanye LGBT jelas bertentangan dengan falsafah, konstitusi, dan budaya bangsa," kata Kyai Jeje dalam keterangannya, Sabtu (20/3/2023).

Menurutnya penolakan tersebut bukan karena diskriminasi tetapi sebagai komitmen terhadap konstitusi, falsafah, dan budaya luhur bangsa sendiri.

Pimpinan Pesantren An-Nahla Al-Islamiy ini berharap kepada para promotor atau pantia penyelenggara kegiatan konser dan seni budaya apa pun, sebelum memutuskan mengundang, mempertimbangkan secara matang apakah grup musik, figur-figur para pemain seni, dan sebagainya yang akan diundang itu memiliki track record yang berpotensi kontroversial secara moral jika ditampilkan di masyarakat atau tidak? Opini umum dan kemasalahatan bersama harus jadi pertimbangan utama selain faktor lainnya.

"Sekiranya pun ada kabaikan dan profit atau benefit yang diperoleh dan perlu untuk dihadirkan, kemudian mendapat izin, maka harus mampu menjamin konser tersebut tidak membawakan konten konten dan simbol-simbol LGBT. Dan jika ternyata dalam pelaksanaannya komitmen itu dilanggar, apa jaminan sanksinya?," tutur Ketua STAIPI Jakarta ini.

"Harapan saya, perbanyaklah konser yang mengandung nilai edukasi dan motivasi positif bagi generasi muda bangsa kita, bukan sekedar mempertimbangkan hobi dan mengikuti trend kesenangan hedonis kalangan tertentu saja," imbuhnya.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan