Pandemi masuk level stabil, Kemenparekraf: Euforia mengikuti hiburan meningkat

Indonesia telah melalui masa pandemi selama dua tahun, sembilan bulan. Kondisi pandemi saat ini memasuki fase yang lebih stabil karena angka kematian dan keparahan akibat Covid-19 mulai menurun.

Kondisi yang membaik ini, membangkitkan beberapa aktivitas sosial ekonomi yang sempat mengalami disrupsi saat pandemi beberapa tahun lalu.

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Fadjar Hutomo mengungkapkan, bahwa hal tersebut pun membangkitkan euforia masyarakat mengikuti kegiatan acara hiburan.

“Secara profil segmen penonton atau potensial penontonnya, dulu saat pandemi usia penontonnya masih di bawah umur, sehingga dilarang juga oleh orang tuanya. Saat ini, karena usia yang sudah mencukupi, sehingga mengalami penambahan jumlah segmen penonton,” ujarnya. 

Sejak masa pandemi, seluruh pemangku kepentingan para pelaku industri acara, dan Kemenparekraf telah menyusun langkah-langkah antisipasi dan adaptif seperti mengurangi kegiatan, dan membuat alternatif kegiatan, sehingga acara dapat diselenggarakan dan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Tak hanya itu, Fadjar dan tim telah membuat buku panduan untuk menyelenggarakan acara selama masa pandemi, 

“Kami menyusun buku panduan CHSE (clean, health, safety, and environment sustainability) untuk penyelenggaraan acara. Diharapkan melalui buku ini, kegiatan dapat tetap berjalan, protokol kesehatannya dipatuhi, dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, kita bisa melihat kreativitas-kreativitas acara seperti konser dari rumah dan menonton cinema di tempat terbuka, dengan berbagai prokes hasil dari adaptasi,” jelasnya.

Fadjar mengatakan, industri event memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Sebelum pandemi Covid-19, potensi industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) dan acara mencapai sekitar Rp34,5 triliun-Rp164,4 triliun per tahun. Namun di sisi lain, masyarakat juga tidak boleh lupa bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga penerapan protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan berbagai penyesuaian.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TLXQpTOGU1Y