Dewasa kini masyarakat banyak melirik sektor pertanian. Demam bertani juga melanda banyak masyarakat di kawasan perkotaan melalui budi daya urban farming. Urban farming adalah sebuah konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian perkotaan. Salah satu bentuk praktiknya adalah dengan sistem hidroponik.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menilai, pertanian perkotaan sangat potensial di tengah pandemi Covid-19. Pemanfaatan pekarangan membuat keluarga perkotaan dapat memenuhi pangan sendiri dan berpotensi menghasilkan pendapatan.
"Saat ini produksi hortikultura meningkat signifikan ditambah dengan adanya urban farming. Laporan dari Dinas Pertanian Jawa Tengah, penjualan benih horti meningkat sampai lima kali lipat. Masyarakat punya hobi baru menanam benih (hortikultura) di rumah," kata Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto saat launching 'Sayur Supermini' atau Microgreen Kit, di Purwakarta, Rabu (21/10).
Meningkatnya minat masyarakat perkotaan bertanam hortikultura merupakan kabar yang cukup menggembirakan. Dengan demikian, kebutuhan gizi masyarakat akan sayuran dan berbagai komoditi hortikultura lainnya bisa tercukupi dari lahan di sekitar rumah.
"Nilai Tukar Pertanian (NTP) pertanian secara keseluruhan naik menjadi 101,66, tetapi untuk hortikultura menurun 97-98 karena meningkatnya urban farming sehingga kebutuhan sayur bisa tercukupi dari rumah," katanya.
Guna menyeimbangkan, Direktorat Jendral Hortikultura dalam waktu dekat akan memberikan lebih banyak bantuan kepada para petani. Mulai dari bantuan berbagai sarana dan teknologi pengolahan pasca panen, hirilisasi produk pertanian dan pemasaran secara online. Dengan harapan bantuan ini bisa lebih meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Meskipun demikian, patut juga disyukuri di saat sektor lain mengalami penurunan, sektor pertanian masih mampu tumbuh hingga sebesar 16,24%. Tentunya pertumbuhan ini berkat kerja keras kita semua," jelasnya.
Anton menuturkan, PT East West Indonesia (Ewindo) tentu bisa ikut berperan membantu pemerintah mengangkat sektor perekonomian negara melalui penyediaan benih hortikultura berkualitas. Begitu pun pemerintah dan seluruh elemen lainnya, punya kewajiban dalam pemenuhan pangan bagi masyarakat sehingga bisa tersedia sepanjang waktu.
Kondisi pandemi ini memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk lebih banyak beraktivitas di rumah dengan memanfaatkan lahan yang mereka miliki di sekitar pekarangan rumah, budidaya lewat pot ataupun poliybag. Banyak ibu rumah tangga di kawasan perkotaan keranjingan menanam dengan memanfaatkan barang-barang limbah rumah tangga seperti botol minuman, plastik dan lainnya.
Salah satu jenis sayuran yang bisa dibudidayakan dengan memanfaatkan lahan perumahan adalah jenis sayur supermini hasil inovasi PT Ewindo. Jenis ini ternyata bisa dibudidayakan dengan cukup sederhana. Sayuran ini memiliki masa panen yang singkat yakni hanya dua minggu dan memiliki kandungan gizi 10 kali lipat dari sayuran biasa.
"Menurut saya ini sesuatu yang bagus karena hanya kurang dua minggu sudah bisa dipanen, bisa dikonsumsi dengan rasa sayur yang enak. Saya kira bisa menjadi satu hal yang perlu dikenalkan ke masyarakat," imbuhnya.
Anton mengatakan, ketahanan pangan merupakan kunci utama dalam mencapai kedaulatan pangan nasional. Tentunya untuk mencapai itu, dibutuhkan terobosan teknologi dan inovasi dalam mewujudkannya. Karena itu, Anton menghargai inovasi sayuran supermini yang telah dihasilkan oleh PT EWindo. Anton yakin, inovasi tersebut bisa menjadi salah satu solusi dalam penyediaan sayuran secara mandiri dan memperbaiki gizi masyarakat khususnya di kawasan perkotaan.
Melalui launching ini, Anton juga mengajak seluruh stakeholders untuk bisa lebih kreatif menjawab tantangan global dalam pemenuhan pangan masyarakat dengan jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahun jumlahnya bertambah.
"Negeri Indonesia yang oleh Allah SWT karunia dengan sumber daya alam yang sangat luas dan sangat besar. Sepatutnya kita syukuri dan manfaatkan dengan berbagai inovasi pengelolaannya serta terus menjaga kelestariannya. Saya berharap melalui launching ini bisa memacu dan menginspirasi pelaku usaha bisnis hortikultura lainnya untuk melakukan terobosan baru memproduksi benih," pungkas Anton.