Pemerintah mengumumkan masyarakat Indonesia mulai tahun ini, bisa menjalankan ibadah puasa hampir sama dengan masa sebelum pandemi Covid-19 kendati masih tetap harus menjaga protokol kesehatan.
Ajakan berbuka puasa bersama juga diprediksi bakal kembali berdatangan menyemarakkan Ramadan. Namun hati-hati sebab ancaman peningkatan kolesterol akibat konsumsi gula dan lemak jenuh berlebih senantiasa menghantui.
Kadar kolesterol tinggi bisa menimbulkan banyak penyakit, seperti jantung koroner, stroke, hingga penyumbatan pembuluh darah. Untuk mencegahnya, kita perlu mengadopsi pola hidup sehat dan mendukung pengelolaan kolesterol dengan pola makan yang baik, banyak bergerak, serta konsumsi senyawa alami yang umum didapatkan di sayur-mayur dan buah-buahan.
Dokter Spesialis Gizi Klinis RS Siloam Kebon Jeruk Sheena Angelia menyebutkan, terkadang masyarakat masih suka lengah menjaga asupan nutrisi dan mudah khilaf ketika tersaji banyak makan enak saat berbuka puasa.
“Padahal puasa menyebabkan banyak orang mengurangi aktivitas fisik. Hal ini menimbulkan risiko sedentary lifestyle, yaitu gaya hidup yang minim aktivitas fisik,” kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (29/3).
Jika dikombinasikan dengan pola diet kurang sehat, gaya hidup semacam ini sangat berisiko. Padahal tanpa disadari konsumsi kolesterol meningkat ketika berbuka puasa. Banyak orang menyukai jenis-jenis makanan berkolesterol tinggi seperti daging berlemak, jeroan, makanan cepat saji, dan gorengan. Alhasil kadar kolesterol pun meningkat.
Penyakit hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol yang tinggi mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia. Diduga kolesterol menjadi penyebab 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia yang setengahnya terjadi hanya di wilayah Asia.
Sebuah riset di Cina menunjukkan terjadi peningkatan penderita kolesterol di negara-negara Asia, termasuk Indonesia akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan dengan kandungan lemak jenuh tinggi, seperti makanan atau camilan yang digoreng, mengandung banyak santan, dan manis.
“Sejatinya, kolesterol adalah senyawa yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hormon, vitamin D, dan komponen lain untuk mencerna makanan. Namun, jika jumlah kolesterol terlalu banyak akan membawa dampak buruk dan menimbulkan berbagai penyakit seperti penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, dan hipertensi,” imbuh dia.
Di tahap awal, tidak ada gejala khusus saat kadar kolesterol di tubuh kita meningkat. Namun, jika kadar kolesterol sudah lebih dari 200 mg/dL biasanya muncul gejala tidak nyaman seperti sering sakit kepala, tengkuk hingga bahu terasa pegal dan kaku, nyeri pada persendian.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar kolesterol, mulai dari mengadopsi pola makan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan tinggi serat. Kemudian, juga disarankan mengurangi konsumsi makanan-makanan dengan kandungan lemak jenuh, serta meningkatkan aktivitas fisik serta berolahraga selama 15-30 menit, sebanyak 3-5 kali seminggu secara rutin.