Ketika Xanax disuruh jadi obat tidur
Ketika problem tidur tiba-tiba datang sehingga Anda frustrasi, Xanax lah obatnya. Hasilnya? pikiran sangat tenang dan mata bisa terpejam.
Ini bukan anjuran, apalagi iklan. Kalimat tadi hanya benang merah dari cerita Rendi seorang pasien yang mengalami kesulitan tidur, kemudian dokter memberinya resep obat terebut, dan masalahnya pun selesai.
Kenapa Xanax?
Yang jelas, menurut Rendi, saat di klinik ia menceritakan riwayat aktivitas kesehariannya sebelum gangguan insomnia. Bahwa ia adalah pegawai yang selama sepekan sebelumnya mendapat giliran piket malam sehingga harus terjaga sampai pagi. Selepas turun piket ternyata dia kesulitan tidur. Selama sepekan, gangguan insomnia itu berlangsung.
"Kalau sudah datang malam, jadi cemas, soalnya takut enggak bisa tidur. Itu sangat menyiksa rasanya," tutur pria 33 tahun itu.
Sang dokter dengan nada selidik menanyakan apakah Ia sedang mengalami permasalahan yang berat sehingga stres. "Ada yang dipikirkan tidak?" tanya dokter.
Rendi yang berprofesi di bidang IT itu mengaku sedang tidak memiliki masalah. Tidak ada persoalan yang membenani pikirannya, baik di perkerjaan, pergaulan ataupun keluarga. Kehidupannya sedang adem-adem saja. Namun dokter beberapa kali kembali ke pertanyaan tersebut."Ada yang dipikirkan?" tanya dia lagi.
Rupanya Sang Dokter mencurigainya sedang stres, meski berulang kali dibantah. "Kalau dibilang lagi stres ya enggak. Paling kalau malam, karena enggak bisa tidur selama beberapa hari, jadi parno sama malam," papar Rendi.
Sampai akhirnya dokter menyodorkannya resep Xanax. Tak lupa ia memberi wejangan. "Kalau sudah bisa tidur, jangan diminum lagi ya," pesan dokter tersebut mengakhiri sesi layanannya.
Setelah menebusnya, Rendi mengonsumsi Xanax satu jam sebelum tidur malam. Pria itu mengaku setelah mengonsumsinya, pikirannya sangat tenang. Ia mengatakan tidak pernah merasakan pikiran yang setenang itu sebelumnya. Tidak butuh waktu lama untuk terlelap dengan pil ini. Tidak sampai sepekan, jam tidurnya kembali normal.
Apa itu Xanax
Xanax ternyata bukan obat tidur. Dikutip dari Rxlist, Xanax adalah obat untuk mengobati gangguan kecemasan dan gangguan panik. Obat ini hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter. Kandungan alprazolam di dalam Xanax bekerja dengan cara memengaruhi otak untuk menghasilkan efek menenangkan, sehingga membuat penggunanya merasa lebih tenang.
Artis menggunakan Xanax
Artis cantik Marshanda pernah cerita di program Just Alvin Metro TV pada 2014 lalu. Dia juga ternyata sering mengonsumsi Xanax, namun mengonsumsinya tanpa resep dokter, melainkan saran ibunya.
"Kalau enggak bisa tidur, biasanya aku itu ke kamarnya mama, aku bilang sama mama kalau aku enggak bisa tidur. Langsung tuh mama bilang,' itu ada Xanax di meja makan ambil aja setengah tablet'," kisah Marshanda.
Dokter memberikan Rendi resep Xanax, mungkin karena dia mendiagnosa pasiennya itu mengalami stres dan kecemasan. Sementara, ibu dari Marshanda memberikan begitu saja setelah artis cilik di awal 2000-an itu mengeluh tidak bisa tidur.
"Bukan obat tidur, juga bukan obat bipolar. Xanax itu termasuk dalam golongan benzodiazepine atau obat penenang. Akan tetapi memang memiliki efek mengantuk dan bisa diresepkan bagi pasien bipolar jika pasien mengalami gangguan kecemasan atau ansietas seperti mudah panik, jantung berdebar, atau sulit bernapas," tutur dr Andri SpKJ, FAPM, psikiater RS Omni Alam Sutera yang diwawancarai Detik.com pada 2014, ketika pernyataan Marshanda tentang Xanax itu viral.
Lebih lanjut, dr Andri memperingatkan bahwa Xanax termasuk obat yang mudah menyebabkan ketergantungan. Faktanya, Xanax memang sangat dikenal oleh para pecandu narkoba, terutama jenis obat-obatan.
Penggunaan Xanax tidak boleh sembarangan. Salah-salah berurusan dengan Polisi. Artis Vanessa Angel pernah mengalaminya pada April 2020. Ia dicokok Polisi karena obat penenang ini. Kepada aparat, dia mengaku punya resep dokter atas kepemilikan Xanax, tetapi Polisi mengatakan dosisnya tidak sesuai dengan yang tertera pada resep. Lebih banyak. Ada 20 butir yang dimilikinya.
Rendi bercerita bahwa pengalaman mengonsumsi Xanax itu memang membuatnya sempat berpikir untuk mengonsumsinya lagi, karena ketagihan terhadap efek menenangkan yang ditimbulkannya.
" Jujur saja, saya mau pakai lagi. Tapi, sempat ngobrol sama teman, ternyata dia mengaku suka menggunakan Xanax. Dari dia juga saya tahu kalau Xanax ternyata salah satu obat yang suka disalahgunakan para pecandu narkoba. Akhirnya saya ambil kesimpulan bahwa ini adalah obat penenang yang tidak bisa dipakai sembarangan. Takut kecanduan. Akhirnya saya buang sisanya," kisah pria yang bekerja di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat itu.
Mengutip dari laman Drug, mengantuk ternyata hanya efek samping dari Xanax, bukan kegunaan utamanya. Sebab itu, dokter yang memberi resep Xanax akan memberikan pesan dan anjuran agar orang tidak mengoperasikan mesin. Obat penenang ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi wanita hamil dan ibu menyusui.
Efek samping lain dari obat ini ternyata bisa menyebabkan kecanduan emosional maupun fisik, selain menurunkan tekanan darah, membuat jantung berdebar hingga penurunan libido. Bisa juga menyebabkan kejang, tremor, kram dan muntah. Pengguna juga bisa insomnia ketika berhenti mengonsumsi Xanax.
Dan seperti pesan dokter kepada Rendi, pengguna diminta untuk mengonsumsinya dalam waktu singkat, tidak terus menerus. Bahaya kalau kecanduan. Yang ekstrem dari efek kebiasaan mengonsumsi obat penenang dalam jangka waktu lama adalah kerusakan pada otak sehingga menjadi kurang waras.