close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Freepik
icon caption
Ilustrasi. Freepik
Sosial dan Gaya Hidup
Sabtu, 10 Juli 2021 13:56

Kiat mengelola emosi saat isolasi mandiri

Cemas adalah reaksi yang lazim terjadi dalam situasi yang tidak wajar, tetapi jangan sampai berlebihan.
swipe

Telekonseling psikologi, Indria Laksmi Gamayanti, mengatakan rasa cemas atau kecemasan yang menghantui pasien Covid-19 wajar terjadi, tetapi tidak boleh berlebihan. Pasalnya, emosi merupakan sinyal tubuh untuk mengarahkan atau memberitahu ada yang tidak sesuai sehingga kita melakukan sesuatu.

"Cemas adalah reaksi wajar dalam situasi yang tidak wajar. Kecemasan menghadapi situasi sekarang wajar, tapi jangan sampai berlebihan," katanya dalam webinar Kagama Telekonseling bertajuk "Aspek Medis dan Psikologis Isolasi Mandiri", Sabtu (10/7).

Indria melanjutkan, ada tiga tahap atau langkah-langkah mengelola emosi. Pertama, mengetahui atau menyadari adanya emosi negatif.

Menurutnya, orang-orang berpendidikan terkadang malu mengakui adanya emosi negatif dalam dirinya. Padahal, sehat secara emosi justru ditandai dengan menyadari adanya emosi itu sendiri.

"Cukup banyak yang takut atau malu untuk mengakui adanya perasaan-perasaan negatifnya. Mungkin takut dianggap lemah, gengsi. Nah, ternyata kita harus menyadari dan menamainya, 'Oya, Aku marah, Aku kesal, Aku emosi,'" tuturnya.

Kedua, menerima emosi tersebut dan memahaminya. "Kenapa emosi negatif itu ada? Kenapa muncul?"

Terakhir, mengelola dan mengekspresikannya secara tepat. Menurut para ahli, ungkap Indria, stres bukanlah hal buruk, tetapi ketidakmampuan dalam beradaptasi yang dapat memengaruhi kesehatan atau justru menimbulkan penyakit.

"Jadi, yang dipersoalkan adalah reaksi kita yang mungkin berlebihan dan ketidakmampuan kita beradaptasi. Kadang-kadang justru dengan bertahan dan menunjuk kita kuat tapi sebetulnya tidak kuat, ini justru proses adaptasinya justru kurang baik," paparnya.

Indria menambahkan, ada tiga mekanisme yang muncul ketika seseorang menghadapi situasi tidak nyaman, yaitu melawan/menghadapi dengan mencari tahu (fight), melarikan diri/tidak mau tahu (flight), dan tak tahu hendak berbuat apa (freeze).

"Dampak stres yang berkepanjangan bisa menjadi depresi dan cukup banyak angka stres di masa pandemi, berdasarkan dari pelayanan kami," ujarnya.

Lalu bagaimana mengatasinya atau upaya menolong diri sendiri (self help) dalam menghadapi situasi tidak nyaman?

Indria mengatakan, ada beberapa hal, yakni pemenuhan kebutuhan dasar, terpenuhinya dukungan dan fasilitas kesehatan, pemberian informasi yang benar dan menyetop hoaks, mengerjakan hal positif dan produktif, relaksasi, self talk, afirmasi positif, serta mengolah tubuh untuk meningkatkan kebugaran dan daya tahan.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan