close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi foto. Pexels sebastian ervi.
icon caption
Ilustrasi foto. Pexels sebastian ervi.
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 10 Oktober 2021 17:28

Kreativitas jadi kunci seni pertunjukan daring di masa pandemi

David Tarigan mengatakan, pelaku musik merespons secara terbuka terkait konser daring ini cukup baik di awal masa transisi.
swipe

Setelah merebaknya pandemi di awal 2020, konser virtual atau yang bisa juga disebut pertunjukan daring, langsung menghiasi dunia musik internasional, termasuk Indonesia.

Konser daring merupakan gelaran musik yang menggunakan perantara teknologi informasi untuk melakukan pertunjukan dan ditonton oleh penikmat secara tidak langsung lewat platform tertentu.

Pengamat Musik David Tarigan mengatakan, pelaku musik merespons secara terbuka terkait konser daring ini cukup baik di awal masa transisi. Meskipun, itu sebagian besar datang dari pelaku musik Pulau Jawa.

Respons baik yang banyak datang dari pelaku musik Pulau Jawa ini diperkirakan karena adanya keterbatasan dengan dukungan teknologi, yang mungkin kurang memadai. David melihat, maraknya aktivitas pertunjukan daring yang berjejaring oleh pelaku musik Indonesia.

"Jadi tidak satu arah, dari mulai pertunjukan tunggal, workshop, diskusi hingga kolaborasi, terjadi dengan luar biasa mudah dan kasual, hampir setiap harinya diawal pandemi," katanya dalam webinar Katadata

Seiring berjalannya waktu, lanjut dia, adaptasi konser daring perlu dibarengi dengan perkembangan teknologi untuk menentukan wujud interaksi pertunjukan daring yang paling tepat dengan masing-masing seniman.

David memperkirakan, tren pertunjukan daring ini tidak akan berlanjut di masa mendatang, ketika sudah normal kembali. Menurutnya, konser virtual akan tetap mengemban posisi sebagai pilihan atau alternatif.

Tetapi, tentu, para penikmat musik patut menunggu kreativitas yang semakin berkembang dalam dunia konser virtual ini sehingga mungkin saja pertunjukan daring menjadi hal yang semakin besar perannya dalam kehidupan apresiasi penggemar musik.

"Karena butuh keterbiasaan kedua belah pihak, balik lagi juga senimannya pun akan menyesuaikan teknologi apa yang bisa dia bikin kayak frekuensi yang khusus gitu, mungkin bisa jadi suatu saat, memang sudah terjadi ya," ungkapnya.

David menyebutkan, terdapat satu pagelaran daring di Yogyakarta yang menarik perhatiannya. Pertunjukan tersebut bekerja sama dengan sebuah pengembang gim sehingga memberikan pengalaman baru dan menarik dalam pertunjukan virtual.

"Geng INF, ya kalau gak salah, jadi mereka bekerjasama dengan sebuah developer game, mereka bikin acara seperti online game, semua artis dan semua penonton yang hadir itu punya karakter avatar sendiri, dan itu live, jadi ada DJ, ada band, masing-masing ruangan, mereka bisa jalan, mereka bisa interaksi, bisa ngobrol, bisa kenalan, tetapi virtual,” jelasnya.

Menurutnya, contoh ini menarik karena merupakan perkembangan yang membuat pertunjukan virtual menjadi sebuah realitas kehidupan tersendiri yang patut diapresiasi.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan