close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi/Pexels
icon caption
Ilustrasi/Pexels
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 08 April 2019 12:02

Kutil kelamin, infeksi menular seksual tanpa keluhan

Gejala klinis yang terlihat hanya dapat berupa tonjolan pada kulit seperti kutil.
swipe

Apakah Anda pernah mendengar tentang kutil kelamin? Ya, ini merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6, 11, 30, 42, 43, 44, 45, 51, 52 dan 54.

Data WHO 2012 menunjukkan, tingkat kejadian penyakit ini cukup tinggi. Satu kasus baru kutil kelamin didiagnosa setiap detiknya, dan sekitar 89.192 kasus baru kutil kelamin didiagnosa di dunia setiap harinya.

Dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu, dr. Dian Pratiwi, SpKK, FINSDV, FAADV, dokter Klinik Pramudia menjelaskan tentang epidemiologi penyakit kutil kelamin yang disebabkan HPV.

“HPV adalah virus penyebab Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling umum. Menurut data Amerika July 2017, sebanyak 79 juta penduduk, kebanyakan berusia akhir belasan dan awal 20-an, telah terinfeksi HPV,” ujar Dian.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV mengatakan, pasien yang terinfeksi kutil kelamin, biasanya tidak memiliki keluhan sama sekali atau bersifat asimptomatik. Gejala klinis yang terlihat hanya dapat berupa tonjolan pada kulit seperti kutil, yang berbentuk rata atau sering menyerupai bentuk kembang kol atau disebut cawliflower-like.

Anthony mengatakan diperkirakan kutil kelamin merupakan kasus infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan di Amerika Serikat. Kutil Kelamin ini dapat bersifat tunggal dan sering bertambah banyak atau menyebar dalam waktu singkat dan biasanya ditularkan melalui kontak seksual.

“Walaupun jarang, tetapi pada beberapa kasus, infeksi kutil kelamin dapat ditularkan melalui tanpa kontak seksual, seperti pada saat persalinan. Faktor risiko seseorang dapat terkena kutil kelamin yaitu jika seseorang dengan HIV, memiliki riwayat infeksi menular seksual, memiliki gaya hidup aktif secara seksual, merokok, dan mengonsumsi alkohol,” kata Anthony. 

Kutil kelamin memang tidak berbahaya dan tidak mengganggu kesehatan secara umum, namun dapat memengaruhi aspek psikologis pasien. Artinya, pasien bisa seperti malu, cemas, marah, hingga stres. 

Selain itu, penyakit ini dapat menimbulkan kanker serviks pada perempuan serta kanker daerah anogenital yang berkaitan dengan anus dan genital dan orofaring yakni kanker yang menyerang bagian tengah tenggorokan.

“Untuk pengobatan kutil kelamin, terdapat beberapa cara, mulai dari cara operasi hingga non-operasi. Pemilihan pengobatan kutil kelamin biasanya tergantung pada luas serta lokasi timbulnya kutil kelamin,” ujar Anthony.

Menurutnya, keberhasilan pengobatan kutil kelamin sangat tergantung pada deteksi dini, diagnosis, dan pemilihan pengobatan yang tepat dan benar oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

“Apabila ternyata sudah tertular dan sudah memiliki gejala klinis, maka sudah seharusnya pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan patuh pada pengobatan yang diberikan sehingga kutil kelamin tidak timbul kembali,” ujar Anthony.

img
Alia Kirana
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan