Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyambut Hari Keantariksaan Nasional pada hari ini (6/8), melaksanakan webinar yang membahas progres keantariksaan Indonesia.
Sekretaris Utama LAPAN Erna Sri Adiningsih menjelaskan beberapa capaian rencana induk (renduk) keantariksaan periode 2016-2020. Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa teknologi roket masih menjadi PR karena belum mencapai target capaian.
“Untuk kegiatan teknologi roket, saya kira ini memang masih banyak PR Indonesia. Ini masih di bawah 60%, selama lima tahun pertama periode renduk,” katanya dalam webinar secara virtual, Jumat (6/8).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa Rika Andiarti menjelaskan, untuk memiliki kemampuan meluncurkan roket satelit, tentu harus melalui tahapannya, termasuk menguasai teknologi roket bertingkat. Diungkapkan pula bahwa perkembangan ini, Indonesia mengalami kemunduran.
“Nah pengembangan roket dua tingkat ini mengalami kemunduran dari yang harusnya kita capai tahun ini, kami undur ke 2024. Dan juga keterbatasan kita adalah mengenai akuisisi teknologi, adanya transfer teknologi,” jelas Rika.
Untuk mengatasi keterbatasan, LAPAN bermitra dengan luar negeri dengan membentuk join development, sehingga diharapkan pada 2024, Indonesia dapat meluncurkan roket dua tingkat dengan ketinggian maksimum 300 kilometer.
Meskipun begitu, capaian teknologi roket yang telah tercapai, yaitu RX 1220 yang dikembangkan LAPAN dijadikan back line untuk pengembangan roket pertahanan 122B yang telah mendapatkan sertifikasi.
Kendati begitu, industri strategis nasional akan mendapatkan kontrak dengan Kementerian Pertahanan untuk memproduksi Kendaraan Peluncur Roket RHAN 122B di empat tahun mendatang. Terlebih uji statistik dan terbang RX 450-5 dengan range 85 kilometer berhasil dengan akurasi yang cukup tinggi.
Berangkat dari sana, LAPAN akan mengembangkan motor roket dengan range lebih dari 100 kilometer. Terakhir, mengembangkan metode baru lebih terstandar RX 1220 dengan metode case bonded