Kecanggihan teknologi ibarat pedang bermata dua, memiliki manfaat yang positif sekaligus bisa berdampak buruk bagi penggunanya. Literasi digital dinilai menjadi solusi agar memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar serta bermanfaat.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Popi Andiyansari, mengatakan, tantangan penggunaan produk digital, seperti media sosial, tidak mudah. Beberapa pengguna masih menggunakannya dengan cara yang tidak tepat.
Dicontohkannya seorang remaja yang bunuh diri sembari melakukan panggilan video dengan kekasihnya atau sejumlah remaja yang membuat konten joget TikTok di persimpangan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas.
"Padahal, media sosial banyak sisi positifnya dan sebaiknya sisi tersebut yang dioptimalkan. Contohnya adalah sebagai medium untuk berbisnis, menyebarkan ide positif dan inspiratif, membagikan pengetahuan untuk menambah wawasan, serta untuk membangun jaringan," katanya dalam diskusi Kominfo bersama GNLD Siberkreasi, yang dikutip Kamis (10/11).
Peringatan akan dampak buruk teknologi juga disampaikan dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yohanes Widodo. "Beberapa efek negatif dari teknologi adalah timbulnya masalah kesehatan mental dan kesehatan fisik serta masalah keamanan digital."
Sementara itu, dosen Fikom Universitas Islam Bandung (Unisba) sekaligus pegiat literasi digital, Santi Indra Astuti, menilai, saat ini bisa disebut sebagai era "tsunami informasi". Pasalnya, banyak kabar yang beredar di ruang digital.
Tsunami informasi tersebut menghadirkan tantangan baru tentang budaya digital. Pertama, bagaimana membangun karakter di ruang digital.
Kedua, membentuk identitas di ruang digital. Ketiga, menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan pada karya anak negeri.
"Tantang berikutnya atau yang keempat adalah bagaimana mengikis begitu banyak konten negatif di ruang digital, seperti konten yang melanggar kesusilaan, perjudian online, penghinaan atau pencemaran nama baik, penyebaran kabar bohong atau hoaks, serta ujaran kebencian," tuturnya.
Lantaran manusia amat membutuhkan teknologi dalam beraktivitas sehari-hari, lanjut Santi, dibutuhkan panduan literasi digital. Dengan literasi digital, setiap individu diklaim dapat memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, dan berbudaya.