Love for Sale 2: Janjikan kekuatan cerita berlatar keluarga Minang
Setelah sukses film pertamanya, Love For Sale (2018). Para pecinta film Indonesia, akan dimanjakan film Love for Sale 2.
Film besutan sutradara Andibachtiar Yusuf menjanjikan kisah yang menggelitik.
Sebagai sekuel dari Love for Sale (2018), Andibachtiar Yusuf masih mengolah kisah percintaan seorang lelaki dengan perempuan dari jasa layanan kencan Love.inc.
Dalam konferensi pers film Love for Sale 2 di CGV Cinema Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (17/10), sutradara Andibachtiar Yusuf atau Ucup mengatakan, film sekuel ini diproduksi sebagai respons atas tingginya animo penonton terhadap film Love for Sale (2018).
Ada pun Ucup juga tertantang tawaran produser film dari Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko untuk membikin kelanjutan film tersebut.
“Ide kami muncul karena ditantang Angga (Dwimas Sasongko) karena respons penonton yang lumayan tinggi terhadap Love for Sale (2018). Cerita di sekuel ini dekat dengan cerita orang kebanyakan, cowok ditinggalkan cewek pas lagi sayang-sayangnya,” kata Ucup.
Cerita Love for Sale 2 masih berpusat pada kisah Arini (diperankan Della Dartyan) yang muncul sebagai perempuan yang bekerja pada layanan kencan Love.inc.
Bedanya, kali ini Arini berjumpa dan menjalin kisah cinta dengan Indra Tauhid (Adipati Dolken).
Sebelumnya, Love for Sale (2018) meninggalkan kesan mendalam dari akting Gading Marten tokoh utama lelaki bernama Richard. Lewat peran itu, Gading berhasil meraih penghargaan Piala Citra kategori Aktor Utama Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2018.
Ucup mengungkapkan, film Love for Sale (2018) hingga pekan pertama Oktober masih ditonton masyarakat Indonesia, maupun negara lain melalui platform menonton digital seperti Netflix.
Ucup menyaksikan sendiri, ketika dia berada di sebuah ruang tunggu sebuah tempat publik di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa bulan lalu, seorang lelaki asing di sebelahnya sedang menonton Love for Sale melalui Netflix di ponselnya.
“Bukan orang Indonesia, teks dialog di filmnya juga pakai bahasa Inggris,” katanya.
Setelah sukses film pertamanya, Love For Sale (2018). Para pecinta film Indonesia, akan dimanjakan film Love for Sale 2.
Film besutan sutradara Andibachtiar Yusuf menjanjikan kisah yang menggelitik.
Sebagai sekuel dari Love for Sale (2018), Andibachtiar Yusuf masih mengolah kisah percintaan seorang lelaki dengan perempuan dari jasa layanan kencan Love.inc.
Dalam konferensi pers film Love for Sale 2 di CGV Cinema Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (17/10), sutradara Andibachtiar Yusuf atau Ucup mengatakan, film sekuel ini diproduksi sebagai respons atas tingginya animo penonton terhadap film Love for Sale (2018).
Ada pun Ucup juga tertantang tawaran produser film dari Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko untuk membikin kelanjutan film tersebut.
“Ide kami muncul karena ditantang Angga (Dwimas Sasongko) karena respons penonton yang lumayan tinggi terhadap Love for Sale (2018). Cerita di sekuel ini dekat dengan cerita orang kebanyakan, cowok ditinggalkan cewek pas lagi sayang-sayangnya,” kata Ucup.
Cerita Love for Sale 2 masih berpusat pada kisah Arini (diperankan Della Dartyan) yang muncul sebagai perempuan yang bekerja pada layanan kencan Love.inc.
Bedanya, kali ini Arini berjumpa dan menjalin kisah cinta dengan Indra Tauhid (Adipati Dolken).
Sebelumnya, Love for Sale (2018) meninggalkan kesan mendalam dari akting Gading Marten tokoh utama lelaki bernama Richard. Lewat peran itu, Gading berhasil meraih penghargaan Piala Citra kategori Aktor Utama Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2018.
Ucup mengungkapkan, film Love for Sale (2018) hingga pekan pertama Oktober masih ditonton masyarakat Indonesia, maupun negara lain melalui platform menonton digital seperti Netflix.
Ucup menyaksikan sendiri, ketika dia berada di sebuah ruang tunggu sebuah tempat publik di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa bulan lalu, seorang lelaki asing di sebelahnya sedang menonton Love for Sale melalui Netflix di ponselnya.
“Bukan orang Indonesia, teks dialog di filmnya juga pakai bahasa Inggris,” katanya.
Menjangkau penonton lebih muda
Klasifikasi penoton Love for Sale 2 ditentukan untuk usia 17 tahun ke atas. Hal ini berbeda dengan film sebelumnya yang berklasifikasi 21+ dengan beberapa adegan yang lebih sensual.
Bahkan, Ucup mengatakan, dia mengajukan agar klasifikasi film Love for Sale 2 untuk penonton usia 13+.
“Tetapi yang disetujui LSF (Lembaga Sensor Film) di usia 17 plus,” katanya.
Love for Sale 2 yang dijadwalkan rilis pada 31 Oktober mendatang juga dikemas dalam cerita dalam latar keluarga etnis Minang.
Hal ini ditunjukkan salah satunya dalam karakter Rosmaida (Ratna Riantiatno), ibu Indra Tauhid, sebagai pendatang dari Sumatera Barat yang memegang kuat tradisi dan pandangan matrilineal atau garis keturunan ibu.
Selain itu, Arini muncul dengan embel-embel “Chaniago” yang dilekatkan di belakang namanya.
Della Dartyan mengungkapkan, dalam Love for Sale 2 dia lebih mempertebal dan memperkuat karakternya sebagai Arini.
Della mengungkapkan, dia mempelajari karakter Arini yang berasal dari suku Minang dengan banyak berdiskusi dengan Ucup. Gagasan cerita film ini, sebagian besar juga berangkat dari kisah hidup Ucup yang juga berasal dari Sumatera Barat.
“Karakter Arini di Love for Sale 2 lebih mengesankan dirinya yang tersentuh dengan suasana keluarga. Ini terjadi karena sebelumnya dia lebih banyak pergi dan jauh dari keluarga sesuai tuntutan pekerjaannya,” kata Della.
Dalam film ini terlibat pula aktor ternama lainnya, seperti Putri Ayudya, Yayu W. Unru, Egi Fedly, dan Revaldo.