close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
M Bloc Space bisa menjadi destinasi wisata pilihan untuk berburu pengalaman dan produk-produk langka.Alinea.id/Robertus Roni
icon caption
M Bloc Space bisa menjadi destinasi wisata pilihan untuk berburu pengalaman dan produk-produk langka.Alinea.id/Robertus Roni
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 19 Desember 2019 13:38

M Bloc Space, tempat nongkrong baru terlengkap di Jakarta

M Bloc Space menggunakan aset bangunan Peruri yang tidak terpakai.
swipe

Selepas petang hari pada Minggu (8/12) lalu, sejumlah muda mudi sedang menikmati santap malam di teras depan pintu masuk rumah makan Mbok Ndoro. Beragam masakan khas Jawa Tengah disajikan di rumah makan itu, antara lain: sayur asem, bakmi jawa, bihun godhok, mie lethek, juga telur dadar yang renyah dan gurih.

Restoran Mbok Ndoro terletak di area depan M Bloc Space, tempat nongkrong baru di kawasan Blok M, Melawai, Jakarta Selatan. 

Mbok Ndoro adalah salah satu unit usaha di dalam M Bloc Space yang menjadi tujuan warga ibukota untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Seperti terlihat Minggu malam lalu, di sisi lain depan M Bloc Space sebagian muda-mudi juga menikmati es krim sembari menonton pertunjukan band-electronic.

Handoko Hendroyono, salah satu penggagas berdirinya M Bloc Space mengatakan, kawasan ini dibangun dengan memanfaatkan sebagian area gedung Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) seluas 6.500 m2.

Ada enam penggagas M Bloc Space selain Handoko yang berlatar belakang pekerja kreatif, mereka adalah Wendi Putranto, Glenn Fredly, Jakob Gatot Sura, Lance Mengong, dan Mario Sugiarto. Mereka mendirikan PT Ruang Riang Milenial, perusahaan produk dan jasa di bidang kreatif, yang kemudian mengembangkan M Bloc Space.

Handoko menjelaskan, pengembangan M Bloc Space dipersiapkan sejak Maret 2019. Pihaknya bermaksud mengembangkan aset bangunan Peruri yang tak terpakai sejak berpindahnya kawasan produksi Peruri ke Desa Parungmulya, Karawang, Jawa Barat pada 2005. Para karyawan Peruri juga banyak yang ikut berpindah ke sana.

Kini, tersisa bagian gedung Peruri sebelah utara sebagai bagian operasional Peruri. Bangunan yang bersebelahan tetapi saling bertolak-belakang dengan M Bloc Space itu terlihat unik dengan arsitektur seperti khas art-deco Eropa.

“Kami beruntung bertemu dengan Peruri yang sama-sama butuh. Peruri ingin memaksimalkan aset karena aset (bangunan) ini mangkrak,” kata Handoko, Minggu malam (8/12).

Secara umum, M Bloc Space terbagi menjadi sisi depan dan sisi belakang. Di bagian depan yang menghadap ke Jalan Panglima Polim, delapan bangunan bekas rumah dinas pegawai Perum Peruri dialihfungsikan menjadi ruang usaha produk lokal dan satu ruangan kantor pengelola M Bloc Space. 

Sementara itu, di bagian belakang, terdapat dua ruang utama yang difungsikan sebagai tempat diskusi, pertunjukan live music, dan sebuah kafe besar atau bar.

Handoko menuturkan, M Bloc Space dibangun dengan konsep memanfaatkan kondisi bangunan yang ada, sekaligus membangun kepedulian publik terhadap bangunan lama. Pada dinding bangunan lama yang membatasi area depan dan belakang M Bloc Space, misalnya, satu sisinya menampilkan sisa reruntuhan. Tampak dinding bangunan yang tebal memuat tiga lapis batu bata.

Pemandangan itu justru menarik perhatian pengunjung. Beberapa orang tampak berfoto di sekitar dinding pemisah yang berkesan kuno dan artistik.

M Bloc Space juga menyediakan ruang-ruang yang dapat dipakai publik guna mengadakan kegiatan publik.Alinea.id/Robertus Rony

Di M Bloc Space bagian belakang, terdapat ruang Live House yang secara rutin menampilkan konser musik dari sejumlah penyanyi atau grup musik. Wendi Putranto selaku program director M Bloc menjelaskan, sepanjang Desember pihaknya sudah menjadwalkan penampilan para musisi hampir setiap sore atau malam hari.

Beberapa musisi yang dijadwalkan tampil di panggung Live House antara lain: Barasuara, NonaRia, Goodnight Electric, Elephant Kind, Yura Yunita, Four Twenty, dan RAN. 

Wendi mengatakan, program musik ini digelar untuk sebagai ruang kreatif bagi para musisi pendatang baru ataupun yang sudah ternama.

“Bisnis yang akan dikembangkan di M Bloc Space beragam, tetapi yang lebih populer adalah musik,” kata Wendi belum lama  ini kepada Alinea.id

Hingga awal pekan lalu, Live House telah menjadi tempat penyelenggaraan event musik bertajuk “Energic Showcase”.

Selain dikembangkan dengan memaksimalkan komunitas dan jaringan musisi se-Indonesia, program musik di M Bloc diorientasikan sebagai mata acara utama penggerak minat publik untuk berkunjung.

Handoko mengungkapkan, dia dan timnya saat ini masih menjadikan program acara musik untuk merangsang perhatian warga. Sekurangnya 109 musisi dilibatkan untuk menampilkan sajian musik. Dua di antaranya berasal dari luar Jakarta, yaitu Frau dan grup musik Mocca.

Dibandingkan tempat kongkow di kawasan Pasar Santa, misalnya, Handoko menekankan M Bloc sebagai tempat yang unik dan tempat hiburan yang berbeda dari lokasi lain di seantero Jakarta.

“Kalau di Pasar Santa tidak ada musik, di sini kita gelar pertunjukan live music. Lokomotifnya harus program pertunjukan musik. Jadi tempat ini bikin happy orang-lah,” ujarnya.

Di ruang Live House yang berkapasitas 300–500 penonton, dipatok harga tiket masuk bervariasi, dari Rp50.000 hingga Rp250.000. Penjualan tiket diutamakan dilayani secara daring. Tiket jual di tempat (on the spot) hanya dibuka sewaktu-waktu bila masih tersisa slot.

M Bloc Space juga menyediakan ruang-ruang yang dapat dipakai publik guna mengadakan kegiatan publik. 

Wendi selaku Program Director M Bloc mengatakan, sejumlah kegiatan berbasis komunitas, baik komersial maupun nonkomersial dapat diselenggarakan dengan izin prosposal. Sementara ruang Live House dapat dipakai publik melalui sistem penyewaan dengan ketentuan dan biaya sewa tertentu.

Beberapa event yang telah diadakan memanfaatkan ruang-ruang di M Bloc antara lain, pemutaran film bekerja sama dengan sebuah layanan menonton digital, pertemuan awak media dengan tim produksi film Perempuan Tanah Jahanam, dan advokasi serta diskusi bersama penyandang disabilitas sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional.

Selepas petang hari pada Minggu (8/12) lalu, sejumlah muda mudi sedang menikmati santap malam di teras depan pintu masuk rumah makan Mbok Ndoro. Beragam masakan khas Jawa Tengah disajikan di rumah makan itu, antara lain: sayur asem, bakmi jawa, bihun godhok, mie lethek, juga telur dadar yang renyah dan gurih.

Restoran Mbok Ndoro terletak di area depan M Bloc Space, tempat nongkrong baru di kawasan Blok M, Melawai, Jakarta Selatan. 

Mbok Ndoro adalah salah satu unit usaha di dalam M Bloc Space yang menjadi tujuan warga ibukota untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Seperti terlihat Minggu malam lalu, di sisi lain depan M Bloc Space sebagian muda-mudi juga menikmati es krim sembari menonton pertunjukan band-electronic.

Handoko Hendroyono, salah satu penggagas berdirinya M Bloc Space mengatakan, kawasan ini dibangun dengan memanfaatkan sebagian area gedung Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) seluas 6.500 m2.

Ada enam penggagas M Bloc Space selain Handoko yang berlatar belakang pekerja kreatif, mereka adalah Wendi Putranto, Glenn Fredly, Jakob Gatot Sura, Lance Mengong, dan Mario Sugiarto. Mereka mendirikan PT Ruang Riang Milenial, perusahaan produk dan jasa di bidang kreatif, yang kemudian mengembangkan M Bloc Space.

Handoko menjelaskan, pengembangan M Bloc Space dipersiapkan sejak Maret 2019. Pihaknya bermaksud mengembangkan aset bangunan Peruri yang tak terpakai sejak berpindahnya kawasan produksi Peruri ke Desa Parungmulya, Karawang, Jawa Barat pada 2005. Para karyawan Peruri juga banyak yang ikut berpindah ke sana.

Kini, tersisa bagian gedung Peruri sebelah utara sebagai bagian operasional Peruri. Bangunan yang bersebelahan tetapi saling bertolak-belakang dengan M Bloc Space itu terlihat unik dengan arsitektur seperti khas art-deco Eropa.

“Kami beruntung bertemu dengan Peruri yang sama-sama butuh. Peruri ingin memaksimalkan aset karena aset (bangunan) ini mangkrak,” kata Handoko, Minggu malam (8/12).

Secara umum, M Bloc Space terbagi menjadi sisi depan dan sisi belakang. Di bagian depan yang menghadap ke Jalan Panglima Polim, delapan bangunan bekas rumah dinas pegawai Perum Peruri dialihfungsikan menjadi ruang usaha produk lokal dan satu ruangan kantor pengelola M Bloc Space. 

Sementara itu, di bagian belakang, terdapat dua ruang utama yang difungsikan sebagai tempat diskusi, pertunjukan live music, dan sebuah kafe besar atau bar.

Handoko menuturkan, M Bloc Space dibangun dengan konsep memanfaatkan kondisi bangunan yang ada, sekaligus membangun kepedulian publik terhadap bangunan lama. Pada dinding bangunan lama yang membatasi area depan dan belakang M Bloc Space, misalnya, satu sisinya menampilkan sisa reruntuhan. Tampak dinding bangunan yang tebal memuat tiga lapis batu bata.

Pemandangan itu justru menarik perhatian pengunjung. Beberapa orang tampak berfoto di sekitar dinding pemisah yang berkesan kuno dan artistik.

M Bloc Space juga menyediakan ruang-ruang yang dapat dipakai publik guna mengadakan kegiatan publik.Alinea.id/Robertus Rony

Di M Bloc Space bagian belakang, terdapat ruang Live House yang secara rutin menampilkan konser musik dari sejumlah penyanyi atau grup musik. Wendi Putranto selaku program director M Bloc menjelaskan, sepanjang Desember pihaknya sudah menjadwalkan penampilan para musisi hampir setiap sore atau malam hari.

Beberapa musisi yang dijadwalkan tampil di panggung Live House antara lain: Barasuara, NonaRia, Goodnight Electric, Elephant Kind, Yura Yunita, Four Twenty, dan RAN. 

Wendi mengatakan, program musik ini digelar untuk sebagai ruang kreatif bagi para musisi pendatang baru ataupun yang sudah ternama.

“Bisnis yang akan dikembangkan di M Bloc Space beragam, tetapi yang lebih populer adalah musik,” kata Wendi belum lama  ini kepada Alinea.id

Hingga awal pekan lalu, Live House telah menjadi tempat penyelenggaraan event musik bertajuk “Energic Showcase”.

Selain dikembangkan dengan memaksimalkan komunitas dan jaringan musisi se-Indonesia, program musik di M Bloc diorientasikan sebagai mata acara utama penggerak minat publik untuk berkunjung.

Handoko mengungkapkan, dia dan timnya saat ini masih menjadikan program acara musik untuk merangsang perhatian warga. Sekurangnya 109 musisi dilibatkan untuk menampilkan sajian musik. Dua di antaranya berasal dari luar Jakarta, yaitu Frau dan grup musik Mocca.

Dibandingkan tempat kongkow di kawasan Pasar Santa, misalnya, Handoko menekankan M Bloc sebagai tempat yang unik dan tempat hiburan yang berbeda dari lokasi lain di seantero Jakarta.

“Kalau di Pasar Santa tidak ada musik, di sini kita gelar pertunjukan live music. Lokomotifnya harus program pertunjukan musik. Jadi tempat ini bikin happy orang-lah,” ujarnya.

Di ruang Live House yang berkapasitas 300–500 penonton, dipatok harga tiket masuk bervariasi, dari Rp50.000 hingga Rp250.000. Penjualan tiket diutamakan dilayani secara daring. Tiket jual di tempat (on the spot) hanya dibuka sewaktu-waktu bila masih tersisa slot.

M Bloc Space juga menyediakan ruang-ruang yang dapat dipakai publik guna mengadakan kegiatan publik. 

Wendi selaku Program Director M Bloc mengatakan, sejumlah kegiatan berbasis komunitas, baik komersial maupun nonkomersial dapat diselenggarakan dengan izin prosposal. Sementara ruang Live House dapat dipakai publik melalui sistem penyewaan dengan ketentuan dan biaya sewa tertentu.

Beberapa event yang telah diadakan memanfaatkan ruang-ruang di M Bloc antara lain, pemutaran film bekerja sama dengan sebuah layanan menonton digital, pertemuan awak media dengan tim produksi film Perempuan Tanah Jahanam, dan advokasi serta diskusi bersama penyandang disabilitas sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional.

Mengubah Gaya Hidup  

Handoko mengakui, lokasi M Bloc masih belum banyak diketahui masyarakat. Padahal, menurutnya, tempat ini terbilang strategis dan mudah dijangkau warga dengan menggunakan transportasi publik. 

Namun, dibandingkan lokasi nongkrong lain, M Bloc Space tidak menyediakan lahan parkir kendaraan.

“Keputusan yang cukup berani yang kami ambil ialah di sini tidak menyediakan lahan parkir. Kami ingin membangkitkan kultur warga berjalan kaki,” kata Handoko.

Lokasi M Bloc Space hanya berjarak sekitar 200 meter dari Stasiun MRT Blok M. Menurut dia, dengan keuntungan ini, warga dirangsang untuk lebih mau menggunakan sarana kereta moda raya transportasi tersebut. M Bloc Space juga berdekatan dengan pusat perbelanjaan Blok M Plaza di sisi selatannya.

Selain menggelar pentas musik dan konser, M Bloc Space juga menawarkan sejumlah kios yang menawarkan produk lokal yang menarik dan jarang ditemukan di tempat lain. Selain restoran Mbok Ndoro, dua di antaranya ialah Kebun Ide dan Matalokal.

Restoran, toko penjual cinderamata dan tempat pertunjukan seni tersedia di M Bloc. Kebun Ide yang menjajakan es krim menjadi salah satu toko kuliner di M Bloc.Alinea.id/Robertus Roni

Kebun Ide menjajakan es krim dengan bermacam varian rasa yang diolah dari buah-buahan dan sayuran lokal. Ada beberapa pilihan porsi es krim, yaitu Small, Medium, Large, dan Extra Happy. Setiap satu cup es krim cukup didapatkan seharga Rp29.000–Rp110.000.

Matalokal memasarkan bermacam produk lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Abu mengatakan, dia menjalankan usahanya melalui sistem penjualan konsinyasi dengan merek-merek produk lokal di bidang kerajinan dan kecantikan. Beberapa produk itu berupa: syal, furnitur, dan body care. Adapula beberapa bacaan, seperti: zine, buku puisi, dan buku arsitektur.

Namun, bagi Anda yang ingin berbelanja di sini, diharapkan memperhatikan kesiapan dana nontunai. Hampir semua produk dan jasa yang dijajakan dalam M Bloc Space menerapkan metode transaksi digital atau nontunai.

Tiara, manajer usaha es krim Kebun Ide, mengatakan, ketentuan itu dijalankan oleh usaha produk lokal dalam kompleks M Bloc untuk mendukung program Gerakan Nasional Non-Tunai. Program ini dicanangkan pemerintah untuk mengurangi penggunaan uang kertas dan logam.

Dalam praktiknya, program itu berlangsung dengan pemberlakuan metode pembayaran nontunai. Sebagai pengganti, sejumlah sarana pembayaran digital disediakan pada masing-masing kasir kios atau toko. Hal itu mencakup penyediaan sistem pembayaran dengan kartu debet dan perangkat aplikasi Link Aja.

“Pengurangan uang fisik ini untuk menghemat energi dan menerapkan gaya hidup life green,” kata Tiara menambahkan.

Hal serupa diterapkan di toko produk lokal terkurasi Matalokal. Menurut pendiri dan pemilik Matalokal, Abu Hasan, pembayaran nontunai dilangsungkan sebagai bagian dari pembagian keuntungan yang berlaku untuk setiap toko di M Bloc.

Ada dua ketentuan minimum pemasukan yang dikenakan. Bagi toko atau tenant yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman, minimum pemasukan ditentukan Rp25 juta per bulan. Sementara itu, usaha di luar bidang makanan dan minuman diwajibkan memenuhi ketentuan minimum pemasukan sebesar Rp15 juta per bulan.

“M Bloc bukan sebagai tempat menyewakan lokasi usaha. Tapi di sini berlaku sharing revenue. Profit usaha kami 10 persennya dibagi untuk operasional M Bloc dan Perum Peruri,” tutur Abu.

Di M Bloc Space juga terdapat klinik kecantikan “Beyoutiful” yang dikelola oleh penyanyi Tompi, serta toko “Demajors” yang menjual rilisan karya fisik, berupa kaset, vinyl, dan piringan hitam. M Bloc Space sepertinya cocok menjadi destinasi wisata pilihan untuk berburu pengalaman dan produk-produk langka.

img
Robertus Rony Setiawan
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan