Manfaat dan efek samping minum teh kombucha berlebih
Meminum teh di pagi hari memang bisa menyegarkan. Teh kombucha bisa menjadi pilihan. Di dunia, teh kombucha amat populer.
Dilansir dari situs Open PR, industri kombucha global bertumbuh seiring dengan meningkatnya kepedulian terhadap berbagai penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan diabetes. Pendorong utama lainnya, meningkatnya pengetahuan tentang manfaat kesehatan yang terkait dengan seringnya minum probiotik.
Amerika Utara mendominasi pasar kombucha pada 2022, dengan pangsa pasar 52,4%. Hal ini didorong jaringan distribusi yang kuat dan meningkatnya kesadaran konsumen di Amerika Serikat. Diikuti Eropa, dengan pangsa pasar 42,3% yang mengalami pertumbuhan karena permintaan minuman probiotik.
Lalu, di Asia Pasifik pangsa pasar sebesar 18,5%, didorong proses manufaktur yang sederhana, peningkatan konsumsi minuman beralkohol, dan peningkatan kebijakan pendapatan.
Teh kombucha memiliki rasa sedikit manis dan sedikit asam. Rasanya mirip sari apel. Minuman ini dihasilkan dari proses fermentasi, menggunakan jenis ragi dan bakteri unik untuk mengubah gula menjadi alkohol. Prosesnya sama seperti membuat bir dan anggur. Namun, kadar alkohol kombucha sangat rendah.
Sebuah riset yang diterbitkan Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, Volume 13, 2014 menyebutkan, teh kombucha berasal dari Tiongkok timur laut atau Manchuria, saat Dinasti Tsin berkuasa, sekitar tahun 220 sebelum masehi (SM). Pada 414 masehi, seorang tabib bernama Kombu membawa jamur teh ke Jepang. Ia menggunakannya untuk menyembuhkan masalah pencernaan Kaisar Inkyo. Nama kombucha berasal dari nama tabib tersebut.
Melansir situs IndoKombucha, minuman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an. Saat itu, orang di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengenalnya dengan sebutan jamur kombucha, jamur dipo, atau jamur benteng. Ada pula yang menyebutnya jamur super. Seiring waktu, kombucha kian populer di Indonesia. Bahkan, banyak orang yang tertarik membuat sendiri di rumah.
Forbes menulis, teh kombucha dibawa ke Eropa dalam perluasan jalur perdagangan pada awal abad ke-20, terutama muncul di Rusia dan Jerman. Kombucha kian populer setelah ada riset di Swiss yang terbit tahun 1960-an, yang membandingkan manfaat kesehatannya dengan yogurt.
“Kombucha memperoleh popularitas paling besar di pasar domestik pada 1990-an,” tulis Forbes.
Pakar fermentasi terkemuka dan penulis The Art of Fermentation, Sandor Katz, seperti dikutip dari Forbes, mencatat popularitas awal ini sebagian disebabkan oleh konsumen yang percaya miunuman tersebut merupakan pemicu kesehatan yang ampuh untuk kondisi medis tertentu.
“Saya pertama kali mencoba kombucha sekitar tahun 1994, ketika seorang teman saya yang mengidap AIDS mulai membuat dan meminumnya sebagai praktik kesehatan,” kata Katz.
“Kombucha disebut-sebut sebagai stimulan kekebalan tubuh secara umum, meskipun klaim manfaat kombucha sangat bervasiasi dan luas.”
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Chemistry (2015) mencatat, probiotik dan antioksidan dalam kombucha mungkin memiliki sejumlah manfaat terapeutik, seperti membantu mendukung mikrobioma usus yang sehat, serta mendukung organ dan sistem tubuh lain, seperti hati, jantung, dan sistem saraf.
Kombucha memang mengandung antioksidan, yang bisa membantu pencegahan penyakit tertentu, seperti kanker. Minuman itu juga mengandung vitamin B dan probiotik yang bermanfaat.
Namun, menurut ahli gizi dari UTHealth Houston School of Public Health, Dolores Woods, dikutip dari USA Today, tak ada data yang menunjukkan bahwa minum teh kombucha dapat membantu menyehatkan usus. Sebaliknya, justru membahayakan usus.
“Faktanya (kombucha) menyebabkan sakit perut dan tidak aman bagi perempuan hamil atau menyusui, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” ujar Woods kepada USA Today.
Di samping itu, kombucha mengandung banyak gula tambahan, yang justru bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu atau memperburuk diabetes yang sudah ada. Woods pun mengatakan, kombucha mengandung bakteri hidup, yang dapat menimbulkan masalah bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Mayo Clinic, dilansir dari USA Today pun menulis, teh kombucha dibuat dengan pot keramik. Dengan demikian, seseorang harus hati-hati bakal keracunan timbal karena asam dari teh dapat menyebabkan kebocoran timbal.
Medical News Today menyebutkan beberapa efek samping lainnya bila meminum teh kombucha dengan berlebihan.
Pertama, gangguan pencernaan. Gas berlebih, mual, dan muntah bisa saja terjadi. “Efek samping ini lebih mungkin terjadi pada orang yang minum terlalu banyak kombucha,” tulis Medical News Today.
“Selain itu, beberapa orang mungkin tidak bisa mentoleransi kombucha dengan baik atau mengalami reaksi pencernaan yang buruk saat meminumnya.”
Kedua, kalori berlebih dari tambahan lebih banyak gula atau jus kaya gula ke dalam kombucha. Penelitian yang diterbitkan Circulation mencatat hubungan antara konsumsi minuman manis dan kondisi seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Penelitian lain di European Journal of Nutrition melaporkan, orang yang minum lebih banyak minuman manis punya risiko lebih tinggi terkena penyakit hati berlemak nonalkohol.
Ketiga, minum kombucha terlalu banyak menimbulkan erosi gigi. Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Chemistry disebutkan kombucha punya pH lebih rendah dari 4,2. Karenanya, terlalu banyak minum kombucha dapat menyebabkan gigi berisiko terkikis.
Keempat, risiko infeksi. Walau banyak dari bakteri liar dalam kombucha bermanfaat, namun lingkungan yang sama selama fermentasi memungkinkan beberapa mikroba berbahaya tumbuh atau memberikan ruang bagi mikroba tersebut untuk berakar. Maka, orang yang rentan terhadap infeksi, seperti mereka yang punya sistem kekebalan lemah atau kondisi kronis yang memengaruhi sistem kekebalannya, sebaiknya menghindari kombucha.
Kelima, kelebihan kafein. Kombucha biasanya mengandung teh selama proses fermentasi. Hal ini bisa memberikan seseorang banyak asupan kafein. Bagi seseorang yang sensitif terhadap kafein atau sudah meminum minuman berkafein, meminum kombucha dapat menimbulkan gejala kecemasan, sakit kepala, dehidrasi, kesulitan tidur, maag, detak jantung cepat, sakit perut, diare, tremor otot, dan tekanan darah tinggi.
Keenam, meski jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami toksisitas hati. Penelitian yang diterbitkan di South Dakota Journal of Medicine mengaitkan beberapa kasus toksisitas hati dan peradangan akibat konsumsi kombucha. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi penyakit, seperti penyakit kuning atau asidosis laktat.
Ketujuh, kombucha yang terkontaminasi bakteri atau jamur lain, tak menyehatkan. Bahkan, berbahaya bila diminum.
“Kontaminasi dari wadah juga bisa menjadi faktor risiko,” tulis Medical News Today.
“Pot berpori, resin, atau glasir yang mengandung timbal atau kontaminan lainnya, dapat meresap ke dalam kombucha.”