close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto ilustrasi. Pexels kampus production
icon caption
Foto ilustrasi. Pexels kampus production
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 08 Oktober 2021 17:45

Ini manfaat menjaga kesehatan oral yang mungkin belum diketahui!

Temuan itu mengarah pada keprihatinan yang mengkhawatirkan, bahwa orang-orang mungkin tidak merawat kesehatan oral.
swipe

Studi akademis menunjukkan peningkatan hubungan antara kesehatan oral yang buruk dan penyakit sistemis, termasuk diabetes dan penyakit kardiovaskular, dan hubungannya dengan komplikasi dalam kehampilan.

Namun, penelitian terbaru dari Ipsos, yang dilakukan dalam kemitraan bersama GSK Consumer Healthcare menunjukkan, hubungan ini masih belum diketahui secara luas. 

Temuan itu mengarah pada keprihatinan yang mengkhawatirkan, bahwa orang-orang mungkin tidak merawat kesehatan oral mereka secara proaktif sebagaimana seharusnya agar mereka dapat meninmati manfaat kesehatan dari kesehatan mulut yang baik.

Studi terbaru oleh Ipsos dan GSK Consumer Healthcare, dengan 4.500 peserta dari sembilan negara, termasuk 500 peserta dari Indonesia. Temuan utama dari responden di Indonesia menyoroti kesadaran publik yang rendah terhadap dampak kesehatan oral yang baik terhadap kesehatan secara keseluruhan dan keperluan untuk mempromosikan kebiasaan kesehatan mulut yang baik di Indonesia.


Kesadaran yang rendah terhadap pentingnya kesehatan oral yang baik sealam kehamilan


Selama kehamilan, level hormon yang tinggi dapat mengubah cara tubuh bereaksi terhadap pembentukan plak, menimbulkan pembengkakan gusi, yang merupakan pertanda dini penyakit gusi.

Perempuan hamil dengan penyakit gusi yang parah, yaitu periodontitits, memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap melahirkan prematur, menderita praeklampsia, atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah. 

Oleh karena itu, penting untuk memiliki kebiasaan kesehatan oral yang baik dan meminta dari profesional perawatan kesehatan.

Namun, hanya 54% responden survei yang menyadari bahwa perawatan kesehatan mulut yang baik dapat mendukung kehamilan yang lebih sehat, dengan risiko komplikasi yang lebih rendah.

Kesadaran terhadap risiko kesehatan mulut yang buruk bagi kehamilan bahkan lebih rendah di kalangan repsonden yang berusia lebih lanjut, yang akan menjadi kakek atau nenek, dan sering kali para penasihat. 

Sementara, sekitar 55% dari mereka yang berusia di bawah 50 tahun mengetahui risiko tersebut turun sampai 50% bagi orang yang berusia di atas 50 tahun.

Kelompok berisiko yang lebih tinggi tidak menyadari hubungan antara keehatan mulut dengan diabetes

Kesehatan mulut yang buruk dapat menyebabkan peradangan gusi dan infeksi. Hal ini, dapat mempersulit untuk mengendalikan level gula darah, dan merespons dengan baik terhadap insulin.

Pada gilirannya, level glukosa darah yang tinggi dalam ludah penderita diabetes tipe 1 dan 2 dapat menyebabkan risiko kerusakan gigi, dan level gula darah mereka yang tinggi dapat menimbulkan luka umum, termasuk luka di dalam mulut, yang penyembuhannya menjadi lebih lambat.

Sementara 58% responden yang berusia antara 18 sampai 29 tahun menyadari bahwa kesehatan mulut yang baik memiliki dampak positif dalam membantu mempertahankan level gula darah dan menangani diabetes, angka ini turun menjadi hanya 49% bagi responden yang berusia di atas 50 tahun. 
Bagi kelompok berusia lebih dari 50 tahun yang berisiko tinggi, yang lebih mungkin mengidap diabetes tipe 2, perlu peningkatan kesadaran dan edukasi yang lebih difokuskan.

Kesehatan mulut berhubungan dengan penyakit kardiovaskular sehingga sebaiknya diketahui

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menderita penyakit gusi parah memiliki risiko yang lebih besar terhadap penyakit jantung. Bakteri yang menyerang gusi dapat tersebar ke seluruh tubuh dalam aliran darah dan dapat menyebabkan peradangan.

68% responden menyadari bahwa kebiasaan kesehatan mulut yang baik bisa mengurangi risiko timbulnya penyakit kardiovaskular.

Studi tersebut menyoroti peran signifikan dari kunjungan ke dokter gigi secara teratur dalam meningkatkan pemahaman terhadap relevansi kesehatan mulut terhadap ksehatan secara keseluruhan.

Responden yang mengunjungi dokter gigi dengan lebih sering selama pandemi dibandingkan dengan sebelumnya, lebih menyadari dampak kesehatan mulut terhadap seluruh kondisi yang dicantumkan dalam survei.

Sebanyak 76% responden di Asia Tenggara yang lebih sering mengunjungi dokter gigi dibandingkan dengan waktu sebelum adanya Covid-19, menyadari bahwa kesehatan mulut yang baik dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sehat, dibandingkan dengan rata-rata 58% responden.

Sebanyak 77% responden di Asia Tenggara yang lebih sering mengunjungi dokter gigi dibandingkan dengan waktu sebelum adanya Covid-19, menyadari bahwa kesehatan mulut yang baik bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan rata-rata 65% responden.

Sebanyak 74% responden di Asia Tenggara yang lebih sering mengunjungi dokter gigi dibandingkan dengan waktu sebelum adanya Covid-19, menyadari bahwa kesehatan mulut yang baik bisa membantu menangani diabetes, dibandingkan dengan rata-rata 62% responden.

Presiden Ikatan Periodontologi Hari Sunarto mengatakan, hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan secara keseluruhan telah didokumentasikan dengan baik oleh komunitas ilmiah.

Namun kesadaran publik terhadap manfaat yang lebih luas dari menyikat gigi dengan hati-hati, merawat rongga mulut Anda, dan kunjungan berkala ke dokter gigi masih tetap rendah, ini sangat mengkhawatirkan.

"Ada kebutuhan nyata untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa risikonya lebih besar daripada hanya sekadar senyum, jika mereka tidak merawat mulut mereka dengan baik." katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/10).

Manajer Umum GSK Consumer Healthcare Emerson Aguinaldo mengatakan, sehat bukan hanya tentang memasang foto sedang berolahraga di pusat kebugaran, melainkan merupakan kebiasaan yang paling biasa, yaitu merawat mulut dengan baik.

"Seperti menyukat gigi secara teratur dengan baik menggunakan produk kesehatan konsumen yang sudah terbukti efektif, yaitu pasta gigi, cairan kumur, dan benang gigi, bukanlah pengecualian," kata Emerson.

Melalui kebiasaan menjaga kesehatan mulut, seseorang dapat menunjukkan betapa hebatnya kebiasaan ini, karena banyak manfaat positif yang bisa ditimbulkan terhadap kesehatan secara keseluruhan, yang pada akhirnya mengurangi risiko timbulnya sejumlah gangguan kesehatan dalam jangka panjang.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan