

Mat Solar dan harapan hidup seseorang dari penyakit strok

Aktor dan komedian senior Nasrullah atau yang lebih dikenal sebagai Mat Solar, meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Senin (17/3). Pelawak berusia 62 tahun yang terkenal lewat situasi komedi (sitkom) Bajaj Bajuri di salah satu stasiun televisi swasta itu sudah berjuang melawan penyakit strok sejak 2017.
Bertahun-tahun Mat Solar menjalani berbagai pengobatan. Kesehatannya memburuk, membuat dia mengalami kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Indonesia strok menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2% dari total kecacatan dan 18,5% dari total kematian.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi strok di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Strok pun merupakan salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga, setelah penyakit jantung dan kanker, niainya mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.
Strok, dikutip dari Medical News Today, terjadi saat pembuluh darah pecah atau penyumbatan akibat gumpalan darah yang menghalangi atau menghentikan aliran darah ke bagian otak. Sebagian besar strok terjadi setelah penyumbatan menghalangi aliran darah ke area otak. Strok pun bisa terjadi jika arteri di otak pecah atau bocor.
Gejala strok umumnya meliputi mulut, mata, atau salah satu sisi wajah terlihat menurun (drooping); perubahan ekspresi wajah; bicara tidak jelas atau cadel; mati rasa atau satu lengan lemah; kelumpuhan; perubahan penglihatan; pusing; kebingungan; serta sakit kepala yang sangat parah.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal American Heart Association and American Stroke Association tahun 2022, yang melibatkan lebih dari 300.000 orang di Australia dan Selandia Baru, ditemukan kalau seseorang mengalami strok jenis apa pun dikaitkan dengan pengurangan harapan hidup rata-rata 5,5 tahun.
Strok sendiri ada tiga jenis, yakni strok iskemik, strok hemoragik, dan strok ringan. Strok iskemik terjadi ketika gumpalan darah di pembuluh darah mengganggu aliran darah yang cukup ke otak. Gumpalan darah yang mengalir dari jantung atau arteri karotis ke pembuluh darah di otak juga dapat menyebabkan strok iskemik.
Strok hemoragik terjadi ketika pembuluh darah pecah atau bocor, yang menyebabkan pendarahan di otak. Sedangkan strok ringan disebut juga serangan iskemik sementara, mirip dengan strok iskemik karena menghalangi aliran darah ke otak untuk sementara.
Healthline menyebut, orang yang mengalami strok hemoragik kehilangan rata-rata 7,4 tahun harapan hidup. Sebuah penelitian di Swedia yang diterbitkan jurnal American Heart Association and American Stroke Association pada 2018, yang melibatkan orang yang berthana setidaknya 30 hari setelah strok pertama menemukan, tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 49,4% untuk mereka yang mengalami strok iskemik.
Untuk orang yang mengalami pendarahan intraserebral, tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 37,8%. Di sebuah penelitian di Jerman tahun 2019 yang diterbitkan jurnal Deutsches Arzteblatt International ditemukan, satu dari 11 orang meninggal dalam waktu 90 hari setelah strok awal, dan satu dari enam orang meninggal dalam waktu setahun.
Lalu, sebuah penelitian di Belanda yang diterbitkan di jurnal JAMA Network (2019) meneliti hasil jangka panjang pada orang usia 18-49 tahun yang bertahan setidaknya 30 hari setelah strok pertama. Mereka menemukan, orang-orang ini punya risiko kematian yang meningkat 5,5 kali lipat dalam 15 tahun dibandingkan dengan populasi umum.
Seorang pakar strok, cedera otak, dan neurorehabilitasi asal Turki, Engin Çakar mengatakan, pada pasien yang terkena strok peluang untuk sembuh total tergantung tingkat keparahan strok, lokasi kerusakan otak, usia pasien, kondisi kesehatan umum, dan perawatan yang diberikan.
“Sayangnya, beberapa pasien yang lumpuh akibat strok tidak pulih sepenuhnya,” ujar Çakar di blog-nya.
Menurut Çakar, sebesar 10% hingga 15% pasien yang terkena strok dapat pulih sepenuhnya, termasuk sembuh dari kelumpuhan. Di sisi lain, 25% hingga 40% pasien strok pulih sebagian. Mereka masih memiliki beberapa gangguan permanen. Kemudian, 50% hingga 65% pasien strok tidak bisa kembali seperti sediakala.
Orang yang telah menderita strok mengalami penyembuhan terbesar dalam tiga bulan pertama pemulihan. Setelah enam bulan, pemulihan dan penyembuhan biasanya akan melambat. Beberapa penelitian menyebut, pemulihan bisa berlanjut setelah 1,5 tahun pasca-strok, meski waktu pemulihan yang paling penting adalah dalam tiga hingga enam bulan pertama setelah strok.
“Lama waktu pemulihan bervariasi, tergantung pada tingkat kerusakan otak yang dialami seseorang selama strok,” tulis Medical News Today.
Medical News Today menyebut, sekitar 25% orang yang pernah mengalami strok akan terserang strok kembali dalam hidup mereka. Namun, ada banyak langkah pencegahan yang dapat membantu seseorang terkena strok berulang.
“Langkah-langkah itu meliputi, mengikuti pola makan yang sehat, menjaga berat badan yang ideal, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, memantau kadar kolesterol, mengontrol tekanan darah tinggi, dan mengelola diabetes,” tulis Medical News Today.


Tag Terkait
Berita Terkait
Peran penting puskesmas dalam pencegahan risiko penyakit strok
Peneliti: 2 Pukulan mematikan, cuaca panas ditambah polusi udara
Direktur RS PON: Tak ada hubungan antara stroke dengan vaksin
Yang perlu diketahui tentang stroke pada anak muda

