Sakit gigi membuat banyak aktivitas jadi tidak nyaman dilakukan. Makan, minum, bicara, tertawa bahkan mengganggu konsentrasi dan kemampuan berpikir. Jangankan berpikir, mengatasi rasa sakitnya saja, kita sudah sudah kepayahan.
Tentunya kondisi ini membuat aktivitas sangat tidak nyaman. Tetapi faktanya, meski kesehatan gigi dan mulut sangat penting, orang sering mengabaikannya. Kepanikan kerap terjadi setelah masalah muncul.
Penjelasan drg Farrah Juwita Yamin berikut perlu Anda simak sebelum anda mengeluh sakit gigi. Karena jika dibaca saat gigi sakit, maka yang timbul adalah penyesalan. Tidak ada gunanya toh.
Nah, lebih baik mencegah sakit gigi daripada mengobati. drg Farrah, yang bertugas di RS Mitra Keluarga Tegal ini memberikan sejumlah pengatahuan penting seputar masalah perawatan gigi dan mulut. Berikut beberapa hal tentang kesehatan gigi dan mulut yang penting untuk diketahui.
1. Jangan tunggu sakit untuk ke dokter gigi
Jangan menunggu sakit gigi baru berkunjung ke dokter gigi. Karena perawatan gigi akan lebih rumit, jika dilakukan setelah timbul keluhan sakit gigi. Diperlukan proses perawatan yang bertahap. Seringkali gigi yang masih bisa dipertahankan, tidak bisa langsung ditambal pada saat itu juga.
Sulit sekali memperoleh kerjasama yang baik antara dokter gigi dan pasien jika dalam banyak hal pemahaman pasien tentang kesehatan gigi masih kurang.
2. Cabut bukan solusi 'sapu jagat' sakit gigi
Pencabutan bukanlah solusi utama dari setiap permasalahan gigi. Banyak pasien tidak segera mengganti gigi yang hilang dengan gigi tiruan setelah dilakukan pencabutan. Hal ini menyebabkan gigi-gigi akan bergeser/bergerak menuju ke ruang yang kosong selama dipakai untuk mengunyah, dan akan menimbulkan keluhan pada persendian rahang, dikarenakan kontak antara tiap gigi berubah.
Akibatnya, muncul keluhan dari yang ringan berupa pengunyahan yang menjadi kurang optimal akibat kontak gigi tidak harmonis, sampai yang berat seperti sulit menutup mulut setelah menguap atau tertawa lebar, terjadi pergeseran pada sendi rahang, akibat dari banyaknya gigi yang hilang akibat rahang yang terus difungsikan untuk mengunyah juga adalah efek jangka panjang yang sering terjadi.
3. Sisi yang tidak dipakai kunyah, menyebabkan penumpukan karang gigi
Mengunyah satu sisi akibat kebiasaan buruk ataupun akibat dari rusaknya gigi di satu sisi, dapat menyebabkan penumpukan karang gigi pada sisi yang tidak pernah digunakan untuk mengunyah, hal ini disebabkan karena fungsi dari air liur sebagai 'self cleansing' tidak optimal di daerah yang tidak dipakai untuk mengunyah.
4. Mau putihkan gigi... Sudah tahu risikonya?
Memutihkan gigi tidak selalu dianjurkan oleh para dokter gigi. Karena untuk jangka panjang bisa berdampak pada kerapuhan dan sensitifitas gigi. Terlebih pemutihan gigi bersifat sementara, menyebabkan warna gigi bisa kembali lagi seperti semula terutama jika tidak dijaga dari makanan dan minuman yang berwarna.
5. Ke dokter gigi 6 bulan sekali
Berkunjung ke dokter gigi idealnya 6 bulan sekali untuk tindakan pencegahan. Sebelum lubang bertambah besar dan rusak semakin parah, kontrol ke dokter gigi baik untuk mendapatkan perawatan yang optimal, yang akhirnya berdampak pada penghematan bagi pasien. Karena semakin parah penyakit gigi akan semakin besar tenaga dan biaya yang dibutuhkan untuk mengobati gigi tersebut.