Perenang yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 tidak boleh menggunakan topi renang Soul Cap. Keputusan Federasi Renang Internasional (Fina) itu, membuat para perenang wanita kulit hitam patah hati.
Topi renang brand Soul Cap memang agak berbeda dengan topi renang biasa. Bentuknya seperti topi ala regae yang besar di bagian atas. Topi ini umumnya dipakai oleh perenang kulit hitam. Salah satunya perenang Inggris Raya, yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020, Alice Dearing.Soul Cap ditolak karena bentuknya dianggap tidak mengikuti bentuk alami kepala.
Kejai Terrelonge, 17, seorang perenang muda mengatakan dia "kecewa tetapi tidak terkejut dengan keputusan itu. Terrelonge mengatakan kepada Radio 1 Newsbeat bahwa perawatan rambut adalah salah satu dari banyak hambatan yang dia hadapi sebagai perenang kulit hitam.
"Menggunakan topi renang yang lebih kecil yang akan digunakan orang lain - itu akan pas di kepala saya tetapi karena saya mengoleskan minyak [pelindung] di rambut saya, ketika saya berenang itu akan terus meluncur dan rambut saya akan basah," kata Kejai, yang tinggal di Birmingham, seperti dikutip BBC (2/6).
Kesalahpahaman dan ketidakpedulian
Rambut afro secara alami lebih kering daripada rambut lainnya karena memiliki lapisan sel yang lebih sedikit. Natrium hipoklorit, atau pemutih, yang ditemukan di kolam renang dapat lebih mengeringkannya, dan menyebabkan kerusakan.
Ibu Kejai, Keisha Omojowo-Howe, mengatakan Soul Caps "luar biasa untuk menjaga rambut (besar) kami tetap kering". Dia khawatir keputusan Fina bisa menghentikan antusiasme anak-anak kulit hitam seperti Kejai yang terinspirasi oleh perenang seperti Alice Dearing - yang akan menjadi wanita kulit hitam pertama yang mewakili Inggris Raya dalam cabang renang Olimpiade di Tokyo 2020 akhir musim panas ini.
Alice, 24, belum membagikan pandangannya tentang keputusan Fina, tetapi pada 2019 dia mengatakan kepada Newsbeat bahwa dia mengerti mengapa gadis kulit hitam berhenti berenang karena alasan rambut mereka.
Dan pada bulan Februari tahun ini dia mengatakan dia merasa "diberkati" untuk menjadi brand ambassador (duta) Soul Cap, yang telah mengakui masalah serius dalam komunitas kulit hitam di seluruh dunia dan menyingkirkan mitos bahwa peralatan renang itu tidak inklusif.
Soul Cap mengatakan kepada Newsbeat bahwa Fina mengatakan bahwa perenang tidak perlu menggunakan topi seperti yang didesain Soul Cap. "Sepengetahuan kami, para atlet yang bersaing di acara internasional tidak pernah menggunakan, juga tidak perlu menggunakan, topi dengan ukuran dan desain seperti itu," ujar Fina.
Fina tidak membenarkan atau menyangkal bahwa mereka membuat pernyataan tersebut - dan belum menanggapi permintaan komentar dari BBC.
Pelatih renang Tony Cronin mengatakan ia kecewa dengan pernyataan Fina bahwa Soul Caps tidak sesuai dengan 'bentuk alamiah kepala'. "Itu hanya menunjukkan kesalahpahaman dan ketidakpedulian," katanya.
"Untuk topi renang kecil, Anda harus memastikan rambut Anda dikepang sehingga benar-benar muat di dalamnya. Kemudian Anda khawatir rambut Anda basah karena Anda harus membersihkannya, mengkondisikannya, menyisirnya. Ini pekerjaan yang sangat memakan waktu."
Tony mengungkapkan bahwa hanya ada sedikit pelatih renang kulit hitam dan karena itu dia menjadi "panutan" bagi anak-anak yang dia ajar, di Hackney Aquatics Club di London. Dia pun tampil bersuara untuk mereka.
"Ada begitu banyak penghalang untuk perenang kulit hitam dan [Fina telah] memasang semacam penghalang lain - mengalahkan seluruh tujuan dari pekerjaan yang saya lakukan."
Menurut sebuah laporan oleh Sport England dari Januari 2020, anak-anak kulit putih Inggris terlalu dominan dalam renang dibandingkan dengan populasi mereka.
Sekitar 29,3% anak-anak kulit putih Inggris mengambil bagian dalam renang, dibandingkan dengan 21,9% anak-anak Asia dan 20,1% anak-anak kulit hitam. Jadi Vanessa Davis, 23, yang merupakan perenang dengan ras afro adalah minoritas ketika dia pergi tiga kali seminggu untuk berlatih ketika dia masih muda. Vanessa pun membenci kerepotan karena harus mengatur rambutnya sesudah berenang.
"Semua topi selalu terlalu kecil dan tidak akan pernah melindungi rambut saya," kata Vanessa. Rambut saya akan selalu basah, berantakan, klorin akan membutuhkan waktu lama untuk dicuci - terutama jika saya memiliki kepang."
Direktur Soul Cap Michael Chapman dan Toks Ahmed-Salawudeen percaya bahwa masalah Vanessa itu akan terus dialami wanita kulit hitam peminat renang sebagai akibat dari keputusan Fina yang tidak mengizinkan topi mereka di kompetisi.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa dengan langkah itu berarti perenang harus terus memilih antara olahraga yang mereka sukai atau rambut mereka.
"Untuk perenang muda, merasa menjadi bagian dan bisa mengekspresikan diri dalam olahraga di usia muda sangat penting," kata mereka.