close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Koleksi para perumus teks proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Alinea.id/Annisa Saumi.
icon caption
Koleksi para perumus teks proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Alinea.id/Annisa Saumi.
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 19 Mei 2021 18:54

Memulihkan dan mengemas ulang museum pada pascapandemi

Museum menerima dampak signifikan dari pandemi Covid-19.
swipe

Pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Tidak hanya industri yang semakin mengalami disrupsi sebagai dampak penggunaan media digital yang semakin masif. Museum yang merupakan tempat untuk mengenalkan berbagai bukti sejarah, seperti artefak maupun koleksi lainnya yang dapat dinikmati masyarakat terbuka pun, menerima dampak yang signifikan.

Terkait itu, bersamaan dengan peringatan Hari Museum Internasional 2021, International Council of Museum (ICOM), pada Rabu (19/5) menggelar diskusi online bertema proyeksi museum di masa depan dengan bertitik fokus pada pemulihan dan pengemasan ulang museum. 

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengungkapkan, keberlangsungan museum di masa pandemi menjadi satu tantangan. Oleh karena itu, pengelola museum harus memiliki pola-pola baru, seperti penggunaan teknologi virtual untuk mengundang masyarakat ke museum.

“Selain itu, museum harus tetap bisa menjadi tempat perjumpaan sosial yang ramah, pembelajaran, dan tempat menghabiskan waktu berkualitas,” ungkapnya.

Untuk itu, dia menilai perlu adanya kreativitas, terobosan, dan interaksi yang baik antara museum dengan publik. Apalagi dalam perspektif ICOM, museum memiliki tiga peran sosial yaitu, keberlanjutan dan pembangunan lokal, demokrasi dan inklusi kebudayaan, serta peran tanggung jawab. 

Sementara kurator independen dan sejarawan Sadiah Boonstra mengungkapkan, sebanyak 90% museum mengalami dampak pandemi Covid-19, dengan menurunnya jumlah pengunjung dan 10% lainnya museum tutup dan tidak akan pernah buka kembali.

UNESCO sendiri telah melakukan identifikasi perkembangan umum di dunia permuseuman. Salah satunya penggunaan digitalisasi kegiatan selama lockdown. Hanya saja, dia mengaku ada pengalaman yang hilang ketika mengunjungi museum secara virtual, bila dibandingkan dengan langsung datang ke museum. Di antaranya adalah pengalaman interaktif dari objek yang ditampilkan.

Mungkin itu sebabnya dalam laporan terbarunya, UNESCO menerbitkan laporan situasi museum yang saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan. Dikarenakan menurunnya jumlah kunjungan yang kemudian berdampak pada tingkat pendapatan museum.

img
Indah Nawang Wulan
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan