Pati yang dijuluki ‘Bumi Mina Tani’ ternyata punya varietas buah unggulan, yakni jeruk pamelo. Buah yang berasal dari Desa Bageng, Kecamatan Gembong ini rasanya manis, tanpa pahit, lembut dan dagingnya merah.
Desa Bageng sendiri merupakan salah satu desa wisata di Pati yang punya daya tarik unggulan Sentra Jeruk Pamelo.
Anggota Komisi D DPRD Pati Rusdi yang merupakan Ketua Klaster Jeruk Pamelo Kabupaten Pati, menjelaskan bahwa pohon jeruk pamelo bisa menghasilkan buah sepanjang tahun. Namun, bulan Februari hingga Maret boleh dibilang merupakan musim panen raya jeruk pamelo khas Desa Bageng.
Rusdi menjelaskan, varietas jeruk Pamelo Bageng Taji sudah terdaftar secara resmi berdasarkan SK Menteri Pertanian No 658/Kpts/SR.120/2/2010.
Jeruk pamelo dari Desa Bageng memiliki cita-rasa yang manis, tanpa rasa pahit. Tekstur buahnya lembut dengan daging buah merah.
Selain itu, sesuai nama varietasnya, yakni pamelo bageng taji yang merupakan akronim dari tanpa biji, buah ini memiliki keunggulan lain, yakni tidak berbiji.
Rusdi menyebut, satu pohon jeruk pamelo bisa menghasilkan ratusan buah dalam satu tahun dengan berat tiap buah bisa mencapai 1 hingga 5 kilogram.
”Di Desa Bageng umumnya tiap warga punya tanaman jeruk pamelo di pekarangan. Banyak juga yang punya kebun jeruk. Hasil panen jeruk dikirim sampai ke Medan, Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lain,” terang pria yang juga merupakan anggota DPRD Pati ini belum lama ini.
Saat ini, kata dia, harga jeruk pamelo bageng dibanderol mulai Rp17 ribu sampai Rp18 ribu per kilogram.
Umar Hanafi (31), seorang pembeli, sengaja menempuh jarak lebih dari 35 kilometer dari kediamannya di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, untuk membeli jeruk pamelo di Desa Bageng.
”Saya memang dari dulu suka jeruk pamelo. Sebab rasanya manis dan tidak ada bijinya. Segar dan mantap. Apalagi kalau dimakan siang-siang saat cuaca panas, tambah segar rasanya, bisa mengurangi rasa dahaga,” kata dia.