close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan pengecekan program makan siang bergizi gratis di SDN 03 Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024)./Foto BPMI Setwapres/setneg.go.id
icon caption
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan pengecekan program makan siang bergizi gratis di SDN 03 Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024)./Foto BPMI Setwapres/setneg.go.id
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 21 November 2024 06:34

Menimbang program makan siang gratis untuk pekerja

Seberapa penting seandainya program makan siang gratis bagi pekerja diterapkan?
swipe

Seorang pengemudi ojek online, Zamroni, 31 tahun, mengaku salut dengan beberapa warga Jelambar, Jakarta Barat, yang kerap memberi makanan gratis setiap Jumat kepada rekan seprofesinya yang melintas di Jalan Daan Mogot, tak jauh dari salah satu kantor stasiun televisi swasta. Dia merasa mulai memiliki ikatan batin dengan warga yang memberinya makanan gratis.

“Karena jujur, saya buat makan di jalan agak berat. Mending uangnya buat anak saya,” ujar Zamroni kepada Alinea.id, Selasa (19/11).

Warga Kalideres, Jakarta Barat ini mengaku sering menyambangi Jalan Daan Mogot hanya untuk bisa makan. Dia merasa, di tengah bekerja di jalan yang menguras tenaga, sangat tertolong dengan bantuan makan siang gratis itu. Bahkan, dia mengatakan, lebih punya simpati terhadap warga di jalanan yang membantunya agar tak kelaparan ketimbang perusahaan mitranya.

“Coba kalau perusahaan diwajibkan ngasih makan siang gratis ke pekerjanya, lumayan pasti (meringankan beban pekerja),” tutur Zamroni.

Terlebih lagi, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sedang gencar menyukseskan program makan bergizi gratis untuk anak-anak.

Seorang pegawai ritel di pusat perbelanjaan Roxy, Jakarta Barat, Anton, 30 tahun, juga memiliki pandangan serupa. Dia merasa gaji yang diterimanya tidak cukup untuk membeli makan siang saban hari. Maka, dia mencoba menyiasatinya dengan membawa bekal nasi dari rumah.

“Kadang sama lauk, kadang nasinya aja,” ujar Anton, Selasa (19/11).

Warga Cipete, Tangerang, Banten itu memandang, semestinya makan siang gratis bagi pekerja juga perlu dipikirkan pemerintah. Sebab, dari sisi kesejahteraan banyak pekerja ritel bergaji di bawah standar upah minimum provinsi (UMP) Jakarta.

“Makan siang gratis enggak perlu tiap hari juga sangat meringankan,” ucap Anton.

Menanggapi masalah ini, pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis mengatakan, seharusnya pemerintah tidak hanya fokus pada makan bergizi gratis bagi siswa sekolah saja. Namun juga merancang skenario supaya perusahaan memberi makan siang gratis untuk pekerja.

“Saya kira program makan siang untuk pekerja ini sangat baik karena akan meningkatkan kinerja. Para pekerja akan merasa diperhatikan dan diperlakukan lebih layak dengan fasilitas makan siang ini,” kata Rissalwan.

“Dari segi biaya, mungkin tidak terlalu signifikan jumlah rupiahnya ya. Tapi dari segi perhatian, perusahaan, tentunya sangat penting bagi para pekerja.”

Selain itu, memberi makan siang gratis kepada pekerja bisa merangsang kondisi kreatif antarkaryawan. Menurut Rissalwan, pekerja bisa memanfaatkan waktu makan siang bersama untuk bersosialisasi dan bersenda gurau di tempat kerja.

“Saya kira memang perlu ada dorongan dari pemerintah agar perusahaan mau melakukan program yang baik ini,” ujar Rissalwan.

Dihubungi terpisah, peneliti di Pusat Riset dan Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andy Ahmad Zaelany menjelaskan, makan siang gratis bagi pekerja sangat membantu menjaga kesehatan karyawan.

“Mencari makan siang saat bekerja sering kali pekerja membeli makanan ala kadarnya, tanpa memperhatikan gizinya,” kata Andy, Selasa (19/11).

“Dengan pola makan siang seperti itu, pekerja akan rentan sakit, serta produktivitasnya rendah.”

Di samping itu, memberi makan siang gratis juga bisa meningkatkan produktivitas tinggi bagi pekerja. Perusahaan pun bakal untung.

“Pemerintah seyogyanya menganjurkan pemberian makan siang gratis ini (kepada perusahaan) bagi pekerjanya. Selain menghemat bagi pekerja, juga kepastian gizi dan kesehatan,” kata Andy.

Meski begitu, Andy kurang sepakat bila skenario memberi makan siang gratis kepada pekerja harus dirumuskan dalam aturan seperti peraturan pemerintah. Sebab, saat ini sudah banyak perusahaan yang sedang terseok-seok dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Social campaign ke perusahaan, khususnya yang sedang tumbuh dengan baik, lebih penting dilakukan dibandingkan membuat peraturan yang mewajibkan perusahaan (memberikan) makan siang gratis,” tutur Andy.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan