27,9% dari Generasi Z yang merupakan angkatan 1997-2012, mengaku khawatir Covid-19 yang menimbulkan himpitan ekonomi akan mempersempit lapangan kerja.
Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Dini Widiastuti mengatakan, salah satu dampak Covid-19 adalah lapangan pekerjaan yang belum terlihat jelas. Hal itu bisa meningkatkan pengangguran usia produktif pekerja muda.
Tetapi Dini mengaku, ada optimisasi di antara situasi saat ini. “Di setiap generasi pasti ada ‘cobaan’ dan kita akan ke luar dari kesulitan ini,” ujarnya, dalam Indonesia Economic Outlook 2021, Senin (8/2).
Sementara Direktur Lembaga Demografi FEB UI Turro Wongkaren mengatakan, selain bersaing dengan sesama generasi, mereka yang lulus pada masa pandemi juga harus menghadapi persaingan dengan mereka yang terpaksa mencari pekerjaan karena perusahaannya terdampak Covid-19.
Oleh karena itu, Generasi Z atau mereka yang lulus pada era Covid, jika memutuskan hendak mencari kerja, sebaiknya melakukan berbagai persiapan. Di antaranya dengan meningkatkan kemampuan lainnya, seperti komputer dan bahasa asing.
"Para Gen Z ingin bekerja dengan waktu yang fleksibel. Tetapi, apakah perusahaan atau pekerja tersebut siap (dalam fleksibilitas kerja)? Tentunya harus rajin mencari informasi mengenai pekerjaan yang kita inginkan dan yang bisa dilakukan, serta sektor pekerjaan apa saja yang bisa menerima itu," papar dia.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap, agar Generasi Z siap membuka usaha sendiri. Tetapi dia menyarankan usaha tersebut tidak hanya pada sektor jasa, karena banyak sekali usaha lain yang membutuhkan suntikan pelaku usaha baru, seperti sektor produksi.
"Fokuskan apa yang ingin dilakukan, ketahui potensi diri, gali informasi sebanyak-banyaknya, asah soft skill yang dimiliki. Itu semua adalah kunci jika kita ingin berjalan ke arah yang sudah direncanakan," ucap dia.