Lionel Messi mengakhiri penantian panjangnya untuk mengangkat trofi prestisius bersama Timnas Argentina. Bagi Argentina ini juga trofi yang istimewa karena baru mereka dapatkan lagi setelah 1993.
Bukan hanya sukes membawa pulang trofi Copa America, Messi menyelesaikan turnamen dengan gelar sebagai pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak dengan empat gol.
Bintang Barcelona itu mencetak gol melawan Chili saat laga awal di turnamen sebelum menutup babak penyisihan grup dengan dua gol melawan Bolivia.
Dia menambahkan satu lagi dalam kemenangan perempat final 3-0 atas Ekuador. Sementara Ia juga menyumbang gol dalam kemenangan adu penalti Argentina melawan Kolombia di semi-final.
Saat mengahadapi Brasil di final ini, Messi tidak menyumbang gol. Gol kemenangan Argentina dilesakkan Angel Di Maria pada babak pertama. Messi sebenarnya memiliki satu peluang emas di akhir babak kedua untuk menambah keunggulan Argentina, namun ia seolah kehilangan sentuhan magisnya, meski sudah berhadapan dengan kiper. Ia seolah bingung antara menendang ke gawang atau mengecoh. Bola pun lepas dari penguasaannya dan bergulir ke arah kiper Brasil, Ederson Morales.
Perayaan juara
Messi mendapat selamat dari rekan-rekan satu timnya dengan cara yang sangat istimewa. Para pemain yang rata-rata usianya di bawah Kapten Argentina itu, mengetahui betul bahwa Tropi Copa Amerika jauh lebih berarti bagi Messi, ketimbang mereka. Saat pluit akhir berbunyi, para pemain langsung menubruk Messi, memberinya pelukan yang banyak. Messi pun tampak sangat sumringah dan merayakan kemenangan dengan suka cita, lain dari sebelum-sebelumnya.
Yang menarik, Messi mengakhiri penantian panjangnya di tanggal ini 10 Juli (waktu Brasil), ini juga tanggal yang sama bagi Ronaldo ketika dia akhirnya bisa mengangkat trofi pertama kalinya bersama Timnas Portugal di Euro 2016. Ketika itu Portugal menang lawan Prancis juga dengan skor 1-0 pada 10 Juli 2016 di Stadion Stade de France, Saint-Denis. Seperti Argentina mengalahkan Brasil sebagai tuan rumah di final, Portugal pun menghadapi musuh, Prancis, yang merupakan tuan rumah.
Messi dan Ronaldo kerap dibanding-bandingkan sebagai siapa yang paling terbaik dalam jagat sepakbola 10 tahun terakhir ini. Rivalitas keduanya diangkat oleh media dan penggemar kedua pemain, terutama ketika Ronaldo bermain di Real Madrid dan Messi di Barcelona. Terlebih, dua tim adalah rival klasik di sepakbola Spanyol.
Kini dua megabintang sepakbola dunia itu sudah sama-sama memiliki satu gelar bersama Timnas. Sama-sama di level benua. Debat siapa yang pantas menyandang gelar The Goat (greatest of All Time), sudah berakhir. Messi kini menyamai torehan prestasi Ronaldo.
Messi kini berusia 34 tahun, dan Cristiano Ronaldo 36 tahun. Bagi pemain sepakbola, terutama yang berposisi striker, usia tersebut sudah terbilang senja, alias mendekati masa pensiun. Dengan Piala Dunia terdekat pada 2022, besar kemugkinan itu adalah kesempatan terakhir bagi kedua pemain untuk menuntaskan ambisinya. Menyandingkan predikat sebagai pemain terbaik dunia, dengan trofi Piala Dunia.
Baik Messi dan Ronaldo nampaknya akan tetap berada di skuad Timnas, melihat kebugaran kedua pemain belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Mereka masih menjadi bagian penting dari tim masing-masing. Dan yang terpenting baik Messi maupun Ronaldo masih memendam satu ambisi penghabisan. Juara Piala Dunia.