close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 16 Oktober 2017 17:13

Catatan migrain bantu atasi sakit kepala

Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan menguras emosi, tanpa disadari dapat memicu penyakit. Salah satunya adalah migrain
swipe

Kamu sedang mengalami rasa sakit yang hebat atau sensasi berdenyut di satu sisi kepala?

Jika ya, mungkin kamu sedang mengalami migrain. Migrain dapat terjadi karena berbagai hal: makanan, cuaca, olahraga, bau, hormon, dan lainnya.

Selain itu, faktor stres dan emosi juga dapat memicu migrain. Para ilmuwan percaya bahwa ketika seseorang sedang berada di bawah tekanan, kadar molekul dan hormon tertentu bisa naik atau turun.

Pada beberapa orang, perubahan ini bisa memicu migrain. Bahkan stres dapat menjadi pemicu langsung migrain.

Menurut WebMD, situs kesehatan dari New York, Amerika Serikat, studi menunjukkan bahwa banyak jenis stres atau emosi yang berhubungan dengan migrain. Kegelisahan, ketegangan, keterkejutan, dan bahkan kegembiraan adalah beberapa contoh utama.

Pada beberapa orang, migrain muncul justru saat stres mereda. Migrain yang muncul pada kesempatan itu, disebut “sakit kepala akhir pekan” atau “let down migraine". 

Sebab, migrain muncul pada hari Sabtu atau Minggu yang santai di rumah. Setelah berada dalam tekanan di tempat keja selama seminggu penuh.

Di samping itu, ada beberapa situasi stres yang bisa memicu migrain antara lain kecemasan, ketegangan, kegugupan, masalah perkawinan atau hubungan asmara. Masalah lain seperti: pengangguran, masalah keuangan atau pendapatan rendah turut mempengaruhi timbulnya migrain.

Jangan sepelekan juga trauma masa kecil. Misalnya: perceraian orang tua, penganiayaan fisik, atau masa inap di rumah sakit.

Perlu diketahui migrain juga dapat muncul karena perubahan dalam hidup seperti memiliki bayi, berpindah pekerjaan, atau pindah ke rumah baru. Rutinitas dan perjalanan baru turut mempengaruhi timbulnya migrain.

Kurang tidur dan stres karena lingkungan sekitar. Juga suara keras dan cahaya lampu yang menyilaukan juga dapat menimbulkan migrain.

Migrain sendiri bisa menyebabkan stres, yang pada akhirnya memicu lebih banyak sakit kepala di kemudian hari.

Lantas bagaimana kamu dapat tahu bahwa stres menjadi penyebab migrain yang kamu alami?

Penelitian menunjukkan setelah peristiwa yang menegangkan, maka serangan migrain akan datang 2 sampai 3 hari setelahnya. Untuk menguji apakah ini benar, disarankan kamu mencatatnya di buku harian migrain.

Sehinggga dalam beberapa bulan, kamu dapat menemukan pola saat mengalami sakit kepala. Serta membantumu menentukan jenis stres yang memicu migrain.

Kamu juga dapat melacak melalui hal-hal seperti: saat mulai muncul sakit kepala, di mana berada? Berapa lama sakit kepala itu berlangsung? Apakah pengobatannya berhasil?

Selain itu, catat pula jenis dan porsi makanan yang dimakan. Vitamin atau suplemen yang dikonsumsi, olahraga, kegiatan sosial dan pekerjaan, rincian siklus menstruasi, perasaan setiap hari dan tingkat stres, serta jumlah waktu tidur.

Jika memang benar bahwa migrain terjadi karena stres akibat situasi di atas, kamu perlu mengubah pola hidup. Misalnya, mengkonsumsi makanan sehat, olahraga selama 30 menit setiap hari, waktu tidur cukup, minta dukungan dari keluarga dan teman.

Terakhir, tersenyumlah dan tertawalah untuk meredakan keteganganmu.

img
Alia Kirana
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan