Artis yang juga presenter televisi, Ruben Onsu, memilih menunda rencana mengadukan kasus pelecehan yang menimpa keluarganya oleh warganet. Sebelumnya, Ruben berniat merayakan Natal dengan tenang dan berlibur akhir tahun tanpa terusik suatu masalah.
"Saya tidak mau menutup akhir tahun dengan marah, tidak mau emosional. Maka saya tahan dulu, nanti di awal 2020 setelah liburan, masalah akan saya selesaikan," kata Ruben di Jakarta, Senin (23/12).
Sejak pekan lalu, Ruben yang memeluk Kristen dibebani persoalan akibat komentar warganet terhadap video kebersamaan dirinya dengan istrinya Sarwendah dan putra angkatnya Betrand Peto.
Video yang ramai diperbincangkan di media sosial Instagram dan Twitter itu menampilkan Betrand, remaja berusia 13 tahun yang menyentuh dada Sarwendah. Komentar negatif sebagian warganet atas video itu membuat Ruben kesal. Dia lantas berencana mengadukan 26 akun Instagram yang baginya telah menjelek-jelekkan keluarganya.
Menurut Ruben, dia sudah menyimpan jejak-jejak digital dari puluhan akun tersebut, termasuk komentar-komentar yang mencela dan menyudutkan keluarganya. Namun, rencana itu dia tunda hingga awal tahun 2020.
"Beberapa (pemilik akun) ada yang gue terima permintaan maafnya. Bahkan olok-olokan dan tertawaan yang mencela keluarga gue juga (dimaafkan). Tapi yang namanya jejak digital sudah terekam meskipun nanti bisa dihapus," ucapnya.
Meskipun mempersiapkan diri merayakan hari besar Natal, Ruben menyempatkan syuting satu episode. Sesudah itu, katanya, dia sekeluarga akan menunaikan ibadah Malam Natal di gereja.
Di samping itu, Ruben berencana mendatangi beberapa lembaga sosial terkait masalah yang sedang dihadapinya. Hal itu menyangkut penyebaran dan penggunaan konten di media sosial dan pemberitaan yang menurutnya kerap mengabaikan standar etika, khususnya menyangkut anak-anak.
"Saya khawatir dengan penggunaan media sosial yang memakai anak-anak di bawah umur, terlebih menjadikan anak-anak sebagai bahan lelucon, dan komentar-komentar negatif terhadap anak-anak," tuturnya.
Dia berharap agar publik lebih memperhatikan etika pemuatan isi konten, termasuk pilihan kata dan subjek yang diberitakan. Menurutnya, regulasi menyangkut penggunaan dan penyebaran isi media sosial perlu diperbaiki dan ditingkatkan pengawasannya.