Di masa pandemi Covid-19 penting untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) dan mengonsumsi makanan bergizi serta vitamin. Semua itu sebagai langkah pencegahan terinfeksi Covid-19 yang kian cepat penyebarannya.
Meski telah menjaga prokes dan asupan gizi yang baik, semua orang tetap berpotensi tertular virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China ini. Saat terinfeksi Covid-19, ada dua pilihan: pergi ke rumah sakit untuk dirawat secara intensif atau mengisolasi diri di rumah.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, isolasi mandiri hanya dapat dilakukan bagi orang yang tidak bergejala atau memiliki gejala yang sangat ringan, serta tempat tinggal yang memadai untuk melakukan isolasi mandiri.
“Jadi kalau masyarakat yang memiliki gejala yang berat, usia di atas 45 tahun atau memiliki komorbid misalnya, atau tidak ada ruangan terpisah di rumahnya, maka sebaiknya jangan isolasi mandiri sendiri di rumah. Tetapi lakukanlah isolasi secara terpusat,” katanya, dalam Siaran Sehat, Senin (9/8).
Jika sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan memiliki gejala, seperti demam, nyeri otot, dan sakit kepala, sebaiknya diberikan obat antinyeri. Misalnya paracetamol dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi dan berat badan masing-masing.
Reisa menjelaskan, rata-rata orang dewasa membutuhkan 1-2 tablet ukuran 500 mg dengan konsumsi maksimal empat sampai enam kali dalam waktu 24 jam. Namun, jika usia di bawah 18 tahun atau berbobot tubuh kurang dari 50 kg, harus melakukan konsultasi ke dokter agar mengetahui dosis yang direkomendasikan.
Saat menjalani isolasi mandiri baik yang bergejala, maupun tidak bergejala, asupan vitamin tetap direkomendasikan. Pada orang yang tidak bergejala, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merekomendasikan standar vitamin yang dibutuhkan, yaitu multivitamin yang mencakup vitamin C, D, E, dan Zinc.
Sementara itu, bagi orang yang bergejala ringan direkomendasikan multivitamin yang mengandung beberapa vitamin yang sama, tetapi ditambah dengan obat-obatan yang diharapkan dapat meredakan gejala yang muncul.
Namun, apabila penderita Covid-19 telah menyentuh atau melebihi gejala sedang, Reisa menganjurkan untuk melakukan perawatan, mengonsumsi obat, dan vitamin sesuai dengan kondisi di rumah sakit.
Reisa mengungkap bahwa pemerintah telah menyiapkan pemberian obat dan vitamin bagi pasien terkonfirmasi positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Yang pasti, selain mengikuti panduan dari Kemenkes, tetap ya harus terpantau. Jadi, gejala yang muncul setiap harinya harus diketahui oleh tenaga kesehatan (nakes) yang memeriksa baik secara langsung ataupun telemedicine, dan apabila didapatkan gejala yang makin memburuk, atau saturasi oksigennya di bawah 95%, tentu pasien harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” ungkapnya.
Kondisi setiap orang dapat berbeda-beda sehingga obat-obatan pasien A dan B tidak dapat disamakan. Reisa menganjurkan untuk selalu mengonsultasikan kondisi tubuh agar mendapatkan penanganan dan obat yang sesuai dengan keluhan masing-masing.
“Jadi semua yang dikonsumsi ini berdasarkan resep dokter, bukan resep dari teman, atau tetangga, atau saudara yang pernah kena. Karena bisa saja ada satu orang yang disarankan untuk mengonsumsi suatu obat tertentu, tetapi orang lain enggak,” pungkasnya.