Lembaga kurasi seni, LProject.Net bakal menyelenggarakan On & Off Pressure, sebuah kegiatan seni jalanan melukis mural dengan melibatkan sepuluh seniman lokal di Perumahan Alam Raya Tangerang, Senin-Selasa (8-9/11). Kesepuluh seniman ini akan melukis pada tembok seluas 1.500 m2. Mural masih dianggap menjadi medium seni yang mengekspresikan isu-isu publik.
Kurator seni yang terlibat dalam On & Off Pressure Bambang Asrini, menyebutkan On and Off Pressure menggambarkan energi yang menyala dan mati di ruang publik. Energi tersebut memantik berbagai isu yang hadir dan terjadi di masyarakat. Pressure dalam judul ini menjelaskan akan tantangan yang datang dari berbagai pihak.
On/Off adalah simbolisasi sebuah saklar memati-hidupkan proses berkreasi seniman jalanan. Dalam konteks polemik nasional beberapa bulan terakhir, seni jalanan sempat distigma sebagai aksi vandalisme. “Karya-karya itu juga sempat dilampirkan dalam isu politik yang kental. Maka, helatan acara ini ingin menyampaikan pesan bersama bahwa seni jalanan hadir secara majemuk, merdeka dan memang sebagai jeda atas intervensi seni di ruang-ruang publik yang setara,” tegas Bambang seperti tertulis dalam pers rilis.
Para seniman jalanan secara psikis dan alamiah menginisiasi pesan esensial tentang ekspresi-ekspresi yang privat sekaligus komunal. Street art dipercaya bisa terhubung dengan isu apapun, mulai pengalaman personal yang abstrak, politik, lingkungan hidup, keadilan sosial, popularitas dalam kehidupan urban, konsumerisme, sampai kusutnya kehidupan kota besar dalam ruang kesetaraan warga.
Tidak ada tekanan apapun bagi seniman-seniman ini untuk bebas berkarya dan memilih konten ekspresi estetik mereka. Tajuk kuratorial On/Off Pressure secara personal adalah undangan kemajemukan bagi seniman yang bisa ditafsirkan tentang pergumulan atas tekanan tatkala aksi-aksi di jalanan, dihadapi dalam sejarah personal atau kelompok-kelompok kolektif seni mereka.
Di samping itu, kegiatan pelukisan mural juga bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi bahwa pada dasarnya seni jalanan atau street art seperti mural, merupakan cabang dari seni rupa murni yang kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Genre seni ini sering disamakan dengan aksi vandalisme dan justru memberi kesan negatif.
CEO dari L Project Ali Kusno Fusin, menambahkan tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah ingin meningkatkan produktivitas para seniman mural di masa pandemi ini. L Project juga ingin menghapus rasa senioritas di antara para seniman.
Kawasan Alam Raya Tangerang dipilih karena merupakan lokasi perkotaan yang strategis. Tidak hanya melukis di tembok-tembok para seniman juga akan melukis bersama di kanvas sekaligus menjadi penutupan dari serangkaian acara melukis mural. Sepuluh seniman yang terlibat adalah Anagard, Digie Sigit, Farhan Siki, The Popo, Arman Jamparing, Bujangan Urban, Media Legal, Edi Bonetski, Hana Madness, dan Bunga Fatia. Mereka berasal dari beragam latar belakang seperti jebolan sekolah seni hingga praktisi. Nantinya, karya-karya baik mural yang sudah dibuat dan lukisan yang digambar di atas kanvas bisa dilihat di www.lproject.net atau official Instagram L Project di @Lproject.art setelah acara berakhir.