Pandemi coronavirus baru (Covid-19) yang masih berkelanjutan hingga kini menginsipirasi beberapa seniman di seluruh dunia, salah satunya desainer asal Turki, Bora Aksu. Kondisi ini disebutnya pernah dialami Spanyol dan saat akhir Perang Dunia I.
Aksu mengatakan, tidak memiliki pertunjukan tradisional seakan-akan "memotong sentuhan" manusianya setelah periode isolasi karena pandemi pada awal 2020. "Dan saya benar-benar tidak dapat melakukannya."
Imbas pandemi, peragaan busananya yang dilakukan pada 18 September menjadi satu dari empat pertunjukan saja yang berlangsung di London Fashion Week. Ini, menurut British Fashion Council, berbeda jika dibandungkan dengan 46 pertunjukan yang berlangsung September 2019.
"Ini sangat memengaruhi semua kehidupan kami, dan cara kami beroperasi, dan bekerja, sehingga saya tidak dapat melepaskan diri darinya," ucapnya.
Gaun putih yang mengembang dengan kaus kaki panjang dan bot putih seolah-olah mencerminkan pakaian minimal seorang perawat yang merawat korban luka perang dan mereka yang saat itu menderita flu.
Melakukan pawai di bawah sinar matahari musim gugur di London membuat para model mengenakan cadar tipis. Mereka juga memamerkan gaun bertingkat dengan nuansa pastel merah jambu, biru, dan ungu tua dengan berbagai motif dan renda.
"Koleksi dan fesyen sebenarnya harus mencerminkan waktu yang kita lalui," ujarnya.
Aksu juga mengatakan, ingin mengirim pesan harapan mengingat orang-orang setelah Perang Dunia I dan flu Spanyol merupakan masa-masa yang indah yang diikuti banyak orang pada awal tahun 1920-an. (REUTERS)