close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Pembukaan dan Konferensi Pers Festival Teater Jakarta ke-48 Adaptasi, Sabtu (4/12/2021). Foto
icon caption
Pembukaan dan Konferensi Pers Festival Teater Jakarta ke-48 Adaptasi, Sabtu (4/12/2021). Foto
Sosial dan Gaya Hidup
Sabtu, 04 Desember 2021 16:27

Pandemi memaksa pelaku seni teater beradaptasi dengan perubahan

Ekosistem teater Jakarta yang sehat dapat mengibaratkan FTJ sebagai sebuah tempat tumbuh kembangnya seni teater
swipe

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Danton Sihombing mengatakan, pandemi memaksa pelaku seni teater untuk bergerak dan beradaptasi dengan ketegangan-ketegangan baru antara presentasi dan produksi tatap muka dengan digital, semangat artistik dengan keterbatasan sarana dan prasarana dan pola interaksi penonton reguler dengan penonton baru. Maka, tepatlah pilihan tajuk Adaptasi untuk Festival Teater Jakarta atau FTJ 2021.

“Judul ini juga bisa menjadi refleksi perjalanan panjang FTJ dari tahun ke tahun, sebagai contoh FTJ 2019 mencatat perubahan standar kota Jakarta yang pada hakikatnya juga membutuhkan adaptasi mulai dari isu transportasi hingga sampah,” ucap Danton dalam kegiatan Pembukaan dan Konferensi Pers Festival Teater Jakarta ke-48 Adaptasi, Sabtu (4/12).

Catatan ini, lanjutnya, menjadi bagian dari pembacaan terhadap pencarian bentukan platform maupun ekosistem pertunjukan yang dibutuhkan oleh penonton masa kini. Tak sepenuhnya tentang kebutuhan kekinian namun juga mendapatkan dialog dengan masa lalu untuk mengisi memori kolektif kota.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kegiatan ini merupakan wadah bagi pribadi dan komunitas teater untuk mengekspreksikan karya-karya seni yang memberikan tontonan dan sekaligus tuntunan 

"Kami Pemprov DKI mendukung kegiatan ini.Harapannya bisa menjadi pemantik tumbuh berkembangnya bibit-bibit teater yang nantinya mengharumkan nama Indonesia khususnya Jakarta," kata dia.

“Festival Teater Jakarta  atau FTJ memang sudah selayaknya membaca Kota Jakarta dalam spektrum aspirasi-asprirasi masa kini, masa lalu dan juga masa depan,” tambahnya.

Danton mengatakan, ekosistem teater Jakarta yang sehat dapat mengibaratkan FTJ sebagai sebuah tempat tumbuh kembangnya seni teater, namun tetap membutuhkan dukungan dari seluruh elemen pemangku kepentingan teater di Jakarta.

“Peta jalan FTJ memang harus dimantapkan sembari terus merawat cita-cita awal dari penggagas FTJ Wahyu Sihombing pada 1973 melalui Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ketua Dewan Kesenian Jakarta itu menuturkan, ikhtiar festival ini adalah pembinaan kelompok-kelompok teater di Jakarta secara stimultan dalam jangkauan aspek kuantifatif dan kualitatif. 

“FTJ tentunya tidak hanya berbicara tentang mutu gagasan dan penciptaan namun juga harus tetap kritis dalam wilayah tata kelola yang berkelanjutan untuk memastikan keberlangsungannya,” tambahnya.

Terakhir, Danton mengucapkan terimakasih kepada seluruh suku Dinas Kebudayaan Jakarta, asosiasi-asosiasi teater yang ada di Jakarta dan kepada seluruh grup teater Jakarta yang telah berpartisipasi.

img
Natasya Maulidiawati
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan