close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Beatrice Zavarro. Foto:
icon caption
Beatrice Zavarro. Foto:
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 10 Oktober 2024 08:43

Membela pria yang kerahkan puluhan orang untuk merudapaksa istrinya, Zavarro sendiri melawan dunia

Zavarro mengatakan misinya adalah untuk menggali fakta di balik tindakan yang di luar nalar itu.
swipe

Beatrice Zavarro memilih berdiri seorang diri melawan dunia. Bayangkan saja, ia menerima tawaran menjadi  pengacara Dominique Pelicot. Kasus yang menyeret pria itu telah menjadi sorotan dunia karena memang cukup mengerikan. Pelicot mengakui telah mengerahkan puluhan orang untuk merudapaksa istrinya. 

Kengerian yang dilakukan Pelicot terbongkar pada November 2020 setelah polisi menangkapnya karena mengambil foto tidak senonoh di sebuah supermarket.

Saat penyelidikan, polisi dikejutkan dengan isi komputer milik Pelicot. Ada ribuan foto dan video  yang menunjukkan ia dan pria-pria lain melakukan kekerasan seksual pada istrinya.

Dominique Pelicot melancarkan aksinya dengan obat bius sehingga istrinya itu tak mengetahui apa yang terjadi. Saat ia tak sadarkan diri, Pelicot memfasilitasi pria-pria lain untuk melakukan pelecehan seksual terhadap istrinya. Ia diketahui menggunakan forum online ilegal bernama "Tanpa Sepengetahuan Mereka" di sebuah situs -kini telah ditutup- untuk merekrut pria-pria tersebut.

Agar istrinya tak curiga ketika telah siuman, Pelicot meminta para pria itu tidak memakai parfum atau merokok. Ia memastikan bahwa kejahatan ini berjalan mulus selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuan sang istri. Sang istri pun menganggap hubungannya dengan sang suami baik-baik saja dan harmonis.

Selama bertahun-tahun, Gisele, istrinya itu, mengalami kerontokan rambut, kehilangan ingatan, hingga penurunan berat badan drastis. Mulanya ia kira menderita penyakit tertentu. Namun, dengan terbongkarnya kasus ini, terungkap bahwa semua itu disebabkan efek obat bius dan obat penenang yang kerap diberikan suaminya.

Kengerian lainnya dari penyimpangan Pelicot adalah ia menyimpan foto-foto anak perempuan mereka tanpa busana di komputernya. 

Dengan rentetan kekejaman Pelicot seperti itu, Zavarro, 55 tahun, yang bertindak sebagai pengacara kini harus hidup di bawah sorotan negatif. Publik pun menganggapnya bagian dari kejahatan karena membela Pelicot. 

"Saya berdiri sendiri melawan dunia," kata Zavarro, yang telah menghadapi pengawasan publik yang ketat selama beberapa minggu terakhir, kepada AFP di kota Avignon di tenggara Prancis.

Pelicot, jika terbukti bersalah, akan muncul dari persidangan dengan catatan sebagai salah satu pelaku kejahatan seksual terburuk di Prancis.

Pelicot, 71 tahun, berada di kursi terdakwa bersama 50 pria lainnya yang berusia antara 26 dan 74 tahun, banyak di antaranya telah membantah tuduhan memperkosa istrinya, Gisele.

Kasus tersebut telah memicu kengerian, protes, dan perdebatan tentang kekerasan laki-laki di masyarakat Prancis.

Namun, Zavarro menolak untuk menggambarkan kliennya sebagai "monster", dan bersikeras bahwa dia adalah pengacara bagi seorang pria yang telah melakukan kejahatan "mengerikan".

"Di Prancis, berdasarkan aturan hukum, setiap orang berhak untuk dibela," kata wanita mungil itu, yang dibayar oleh pemerintah untuk menangani kasus tersebut.

Siapa pun yang ditahan di Prancis secara resmi berhak mendapatkan pengacara dan dapat memperoleh manfaat dari bantuan hukum.

Zavarro mengakui bahwa dia meremehkan dampak media dari persidangan tersebut, yang akan berlangsung hingga Desember dan telah menarik perhatian publik yang luas di seluruh dunia. Padahal efeknya luar biasa.

Pengacara bagi beberapa terdakwa mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan di media sosial dan Zavarro juga merasakan tekanan tersebut.

"Sebaiknya Anda berhati-hati," kata seorang pejalan kaki kepadanya pada awal September.

Zavarro, yang tidak muncul di media sosial, tidak pernah diganggu secara daring, tetapi ajudannya telah menerima panggilan telepon yang mengancam.

Bagaimana Zarro bisa membela pria yang kini dibenci seluruh dunia itu? Salah satu mantan kliennya merekomendasikannya kepada Pelicot, saat kedua pria itu bertemu di penjara Marseille.

“Saya memutuskan untuk membela Dominique Pelicot karena dia meminta saya melakukannya,” kata Zavarro.

“Dia menaruh kepercayaannya kepada saya,” imbuh pengacara yang berkantor di Marseille tersebut.

Pelicot telah mengakui tuduhan tersebut, menyebut dirinya sebagai “pemerkosa”. Namun, dia bersikeras bahwa dia tidak berbeda dengan puluhan pria lain yang dia rekrut secara daring untuk ikut serta dalam pelecehan seksual tersebut, dengan menuduh mereka semua tahu apa yang akan mereka lakukan.

Banyak terdakwa lainnya membantah hal ini, menuduhnya memanipulasi mereka untuk memperkosa istrinya yang berusia 50 tahun.

Misi Zavarro

Zavarro mengatakan misinya adalah untuk menggali fakta di balik tindakan yang di luar nalar itu. 

“Agar kita memahami, bahkan jika kita membencinya” bagaimana ia mampu melakukan tindakan-tindakan menjijikkan ini,” katanya.

“Sejak saya membela seorang pria yang saya katakan sebagai pembohong, seorang manipulator, seseorang yang membodohi semua orang, saya harus mencoba untuk membuktikan kebenarannya,” tambahnya.

Ia terkadang menemukan dirinya dalam situasi yang tidak biasa untuk mendukung argumen para penggugat, dengan risiko mengambil peran sebagai jaksa.

“Ia berjalan di garis yang tipis,” kata Antoine Camus, seorang pengacara yang mewakili Gisele Pelicot.

“Posisinya jauh dari jelas, tetapi ia menunjukkan kehalusan yang luar biasa.”

Camus menunjuk pada pendekatan Zavarro yang bernuansa, dengan mengatakan bahwa ia tidak mereduksi “monster” menjadi kejahatannya dan telah berusaha untuk menunjukkan bahwa Pelicot memiliki dua identitas yang “hidup berdampingan” di dalam dirinya.

Zavarro, yang dilantik sebagai anggota Marseille Bar pada tahun 1996, mengakui bahwa hukum pidana mungkin dianggap sebagai pilihan yang tidak biasa bagi seseorang yang "membenci" argumen.

"Saya tidak ditakdirkan untuk bidang ini. Ukuran tubuh saya, suara saya, atau fakta bahwa saya seorang wanita mungkin telah menghentikan beberapa orang," katanya.

Dia mengatakan bahwa dia menghargai kesempatan untuk memberikan representasi hukum yang berkualitas dan mengembalikan "sedikit martabat" kepada orang-orang.

"Untuk melakukan pekerjaan ini, Anda harus mencintai orang-orang," jelasnya.

‘Kecil tapi bersemangat’

Zavarro tidak asing dengan kontroversi.

Dia membela Christine Deviers-Joncour, mantan simpanan mantan menteri luar negeri Roland Dumas, yang bersaksi di pengadilan pada tahun 2001 bahwa dia dibayar jutaan dolar untuk memengaruhinya.

Dia juga mewakili ayah Madison, seorang gadis berusia lima tahun yang diculik dan dibunuh di Prancis tenggara pada tahun 2006 dan pembunuhnya dijatuhi hukuman 30 tahun penjara pada tahun 2008.

Rekan-rekannya sangat menghormatinya.

Patrick Gontard, yang telah berpraktik hukum selama 45 tahun, menggambarkannya sebagai "keras kepala, sangat tenang dan berani", seraya menambahkan bahwa dia harus berperan sebagai "orang jahat".

Myriam Greco, yang membela pembunuh Madison, mengatakan Zavarro adalah "tangan besi dalam sarung tangan beludru".

“Ia adalah wanita mungil namun bersemangat yang bisa mencakar-cakar namun tidak pamer,” imbuh Greco.

Untuk membela Dominique Pelicot, Zavarro mendirikan markas sementara di Avignon, tempat ia tinggal di pinggiran kota kelas pekerja.

Ia lebih suka berjalan kaki sejauh dua kilometer ke pengadilan untuk “menenangkan pikirannya”, ditemani oleh suaminya Edouard.

Pasangannya selama 30 tahun terkadang disangka sebagai pengawalnya karena ukurannya yang besar.

“Ia tangguh dan tidak banyak bicara,” katanya.

“Jadi saya berperan sebagai pelawak untuk menghiburnya.”

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan