Sadar gerakan sampah harus dimulai sejak dini, pemerintah merintis program pembelajaran Integrasi Pembelajaran Pengelolaan Sampah yang dimulai di 75 sekolah dasar.
Menerapkan Gerakan Indonesia Bersih, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengandeng perusahaan air minum Danone-AQUA dalam menangani persoalan sampah ini.
Program ini untuk menerapkan pendidikan sadar kebersihan lingkungan di tingkat peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
“Pengelolaan sampah ini bagian dari pendidikan pengembangan karakter bagi siswa. Dengan membiasakan mengenal 3R, yaitu reduce, reuse, recycle, siswa dilatih mengembangkan karakter peduli kepada diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya,” kata Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khamim, di Jakarta, Selasa (26/11).
Program pengolahan sampah pada siswa SD didasari iktikad pemerintah ingin mengurangi dampak negatif penggunaan sampah plastik. Penerapannya diwujudkan dalam aspek intrakurikuler, dan ekstrakurikuler sebagaimana mengacu Kurikulum 2013.
“Dalam kegiatan ekstrakurikuler, pengolahan sampah ini bisa diterapkan dalam kegiatan seperti Usaha Kesehatan Sekolah dan Pramuka,” ucap Khamim mencontohkan.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Agung Kuswandono mengingatkan, fakta Indonesia sebagai negara penghasil sampah terbanyak ke-2 di dunia.
Dengan memilih 75 sekolah dasar sebagai langkah pertama pendidikan pengolahan sampah, dia berharap akan membentuk karakter anak yang bersumbangsih pada pengurangan jumlah dan dampak buruk sampah plastik.
Direktur Sustainable Development Danone-AQUA Karyanto Wibowo menambahkan, sektor pendidikan merupakan jalur utama dalam membangun kesadaran publik mengurangi dampak buruk sampah plastik. Manfaat kerja sama ini, menurut Karyanto, perlu dikembangkan hingga ke luar Pulau Jawa.
Pemerintah pun merilis buku panduan pembelajaran “Sampahku, Tanggung Jawabku” sebagai sarana edukasi bagi siswa dan guru sekolah dasar untuk lebih memahami pentingnya pengelolaan sampah sejak dini.
Materi buku yang dikembangkan tim penyusun dari Universitas Indonesia bersama Yayasan Lentera Anak tersebut terdiri atas materi pengayaan untuk guru dan materi pembelajaran ramah anak. Buku ini akan membantu siswa dan guru dalam mengelola dan memilah-memilah sampah.
Seorang guru sekolah dasar di Makassar, Sulawesi Selatan Jumriyah mengaku senang dengan diterbitkannya buku panduan pembelajaran pengolahan sampah. Jumriyah mengatakan, panduan itu relevan demi memacu guru dan siswa dalam menerapkan pemilahan dan pengolahan sampah dalam rutinitas sehari-hari.
“Modul itu sangat menarik, relevan, dan mudah diintegrasikan dengan materi lain, juga ada musiknya,” ucapnya.